"Masya Allah..."
"PAPAAAAA!!!!!!!!!!"
Lengkingan suara itu terdengar membahana ke seantero rumah. Pria paruh baya itu terkaget dan membenturkan kepalanya pada kap mesin mobil tua kesayangannya.
"Man is complete when he's married.."
"...then he's finished"
Gerutu si Bapak tua itu sambil mengelus keningnya yang keriput. Namun emak-emak adalah dewa sesungguhnya dalam setiap pernikahan.
Akhirnya dengan langkah gontai ia memasuki rumah. Menapaki setiap bagian anak tangga dengan penuh kehati-hatian. Lalu dengan senyum dipaksakan ia menghampiri sang istri yang sedang menyiapkan sarapan.
Tahu, tempe dan sayur lodeh. Matanya sontak sumringah. Perutnya langsung keroncongan. Sambil membenarkan letak sarung lusuhnya ia pun segera duduk di meja makan. Bapak tua itu memang terlihat sangat bersahaja. Menjalani masa tuanya dengan tenang. Apalagi dimasa pensiunnya seperti sekarang.
"Jangan grang greng grong aja!
"Abu knalpotnya kemana-mana..."
"Mending mau ngebersihin..." semprot si ibu berhijab hijau itu sambil menuangkan nasi ke piring si Bapak.
Bapak tua itu hanya diam dan menunduk pura-pura tidak melihat. Baginya omelan di pagi hari adalah hal yang biasa dalam lima tahun belakangan ini. Ia memang ketahuan memiliki seorang anak diluar pernikahannya.
'Man do mistake. I'm truly sorry' begitu setiap kali Bapak tua itu mencoba membuat keadaan lebih baik.
Namun permintaan maaf itu ditolak mentah-mentah oleh sang istri. Menurutnya, kekhilafan tidak akan melahirkan anak diluar pernikahan.
"Itu mah demen" seloroh istrinya.
Mau tidak mau Bapak tua itu terpaksa setuju. Ia tidak punya pilihan lain.
He made the greatest mistake ever.