Di dunia ini mungkin tidak ada yang dapat menyaingi kota Atlantis. kota legenda yang dikelilingi gunung-gunung indah dengan binatang eksotis di dalamnya. Konon kota Atlantis di kelilingi tiga cincin dan tiga pelabuhan. tempat yang sangat damai dan ajaib.
Dulu kakek ku sering sekali menceritakan dongeng itu padaku. kakek bilang kota Atlantis itu benar-benar ada dan lebih canggih dari negara manapun, dan tentunya tidak ada yang percaya dengan cerita kakek. termasuk aku.
Yaaa kakek ku memang penggila cerita mistis, jadi wajar saja jika ia percaya dengan dongeng fantasi nya. bahkan kakek pernah berkata bahwa Atlantis ada di bawah Indonesia.negara kelahiran ku?!. oh yang benar saja?.
Indonesia memang terkenal dengan budayanya yang masih percaya pada cerita mistis.tapi Atlantis di bawah Indonesia?, ku rasa itu agak berlebihan.
Walaupun ada beberapa orang yang percaya Atlantis ada di bawah Indonesia. bagiku itu terlalu tidak logis. Atlantis adalah sebuah dongeng jadi mana mungkin ada di bawah Indonesia?
Dari pada memikirkan itu, aku memilih menyiapkan beberapa pakaian ku untuk di masukan ke dalam koper.
besok adalah hari liburan ku ke pulau Bawean, Jawa timur. tempat yang aku idam-idam kan selama 13 tahun ini, dan tentunya keluarga ku juga ikut.orang tua ku tak mengizinkan aku untuk pergi berlibur sendirian, terutama ibuku June Victoria. mereka bilang umur ku masih terlalu kecil untuk berpergian jauh tanpa pengawasan ya...aku mengerti itu. aku adalah anak tunggal dari keluarga Victoria sekaligus cucu dari kakek ku Deke Victoria,yang tentunya pemegang hak waris keluarga Victoria.
"Hazel apakah kau melihat pita rambut ku?". Tanya seorang gadis bermata hitam yang tiba-tiba memasuki kamarku tanpa izin. kulitnya agak sedikit coklat khas orang Indonesia dengan rambut hitam gelap yang agak sedikit bergelombang. dia adalah Melody Victoria saudara perempuan ku.
Aku mendelikan mataku. "Melody bisakah kau mengetuk dahulu sebelum masuk?"
"Oh ayolah Hazel,ini lebih penting!"
"Pita rambut mu kan banyak,mengapa harus memakai pita biru itu?"
"Itu adalah pita favorit ku,aku tidak mungkin tidak membawa nya besok"
Aku mendengus kesal mendengar rengekan Melody. padahal apa yang bagus dari pita biru berenda itu?. mau tidak mau aku harus membantu Melody mencari pita birunya,atau ia akan terus menerus merengek padaku. jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, aku dan Melody masih mencarinya di seluruh penjuru rumah. tapi pita biru itu belum ditemukan juga. hingga tiba-tiba Denzel Victoria datang dengan cengiran jailnya. bocah berkulit coklat itu tengah memegang pita biru di tangan kanannya. pita yang selama ini aku dan Melody cari?!. Melody menatap Denzel dengan tatapan tak percaya, sementara laki-laki itu hanya menatap nya tak berdosa. oke, aku mencium pertarungan sengit akan segera dimulai.
"DENZEL!!!" .teriak Melody ke seluruh penjuru rumah. "pita ku! Itu pita ku!!!"
"Oh ini?,aku menyembunyikan tadi" . jawabnya tak berdosa.
"Apa?!!, kau! Kau benar-benar tak tau sopan santun!" Teriak Melody marah yang langsung mendekati Denzel, namun Denzel segera berlari menghindari Melody.
"Pita busuk itu!,apa yang kau banggakan dari pita busuk itu?!". teriak Denzel menghindari amukan Melody.
Melody berusaha mengambil pitanya kembali sambil melempar beberapa barang pada Denzel. namun Denzel dengan gesit menghindari benda-benda yang dilemparkan Melody padanya. hingga tak sengaja lemparan Melody mengenai tepat di wajah seorang pria tua yang hampir seluruh rambut nya berwarna putih. dia adalah Deke Victoria kakek ku.
Kakek terkejut dan menatap kami dengan tajam. aku menelan Saliva ku. ku harap Kakek tidak marah.
"Ka kakek...itu maaf kan aku,aku berniat melemparkan tas itu pada Denzel" ucap Melody melirik Denzel.
Kakek menghela nafas pelan. dan menatap kami satu persatu.
"Apa yang kalian lakukan malam-malam begini?". tanya kakek mulai melembut.
"Denzel mengambil pita ku!"
"Tapi pita itu kan memang pantas di buang!" Teriak Denzel tak mau kalah.
"Apa kau bilang?!"
Kakek segera menengahi pertengkaran Melody dan Denzel. beliau menyuruh kami untuk masuk ke kamar kami masing-masing. aku mengangguk dan segera masuk ke kamar ku. bocah itu selalu saja membuat masalah. aku tak habis pikir bagaimana mungkin keluarga Victoria menghasilkan keturunan seperti Denzel?. walaupun tak bisa di pungkiri, Denzel sangat cerdas di bidang teknologi. dia bahkan pernah memenangkan kompetisi internasional teknologi di jepang, sedangkan Melody sesuai namanya, ia sangat menyukai musik. jadi wajar saja jika Melody sangat berbakat memainkan alat musik.
Kedua saudara ku itu memiliki kelebihan masing-masing. tidak seperti aku yang tidak memiliki kelebihan apa pun.
Aku menatap sinar bulan yang masuk dari jendela ku. aku harus tertidur.besok adalah hari pertama ku ke pulau bawean. hari dimana perjalanan mengagumkan ku dimulai.