Sudah seminggu semenjak menghilangnya kakek. Pihak polisi masih belum menemukan keberadaan nya. Kakek Deke menghilang secara misterius tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Ibuku terlihat sedih karena kakek belum juga ditemukan. Ayah berusaha untuk membuat nya tidak terlalu memikirkan kakek tapi ibu tetap saja terlihat sedih.
Bahkan Melody dan Denzel berusaha untuk membuat ibuku tidak bersedih lagi, namun usaha kakak beradik itu sama sekali tidak membuahkan hasil.
Hampir setiap saat aku melihat ibuku murung sambil melihat ke pesisir pantai. Ya kami masih berada di pulau bawean. Ibuku bertekad untuk menemukan kakek terlebih dahulu sebelum kembali ke Jakarta.
-
-
Kakek sebenarnya dimana kau?
Aku tidak bisa membuat keluarga ku bersedih lagi. Aku harus menemukan kakek.tapi bagaimana caranya?, Pihak polisi saja tidak bisa menemukan kakek, apa lagi aku yang hanya gadis berumur 13 tahun?. Baiklah ku pikir ada yang janggal dengan kasus menghilangnya kakek.
Jika kakek benar-benar diculik tadi malam, seharusnya penculik itu meninggal kan jejak kaki yang di penuhi pasir putih. Dilihat bagaimana pun villa ini dikelilingi pasir putih. Sangat mustahil rasanya jika penculik itu tidak meninggalkan jejak sedikit pun,dan yang lebih aneh pihak polisi menemukan jejak kaki kakek yang mengarah ke pesisir pantai, tapi jejak kaki itu menghilang begitu saja.
Menurut ku ada dua kemungkinan.
Pertama kakek melakukan percobaan bunuh diri dengan menceburkan diri ke dalam air tapi aku tidak sepenuhnya percaya pada teori ini. Kakek tidak mempunyai masalah apapun dan lagi kakek membenci laut jadi tidak mungkin ia akan menceburkan dirinya ke dalam air.
Kemungkinan kedua.kakek masuk ke dalam gerbang Atlantis. Teori ini sangat tidak masuk akal bukan?, tapi mau tidak mau bisa saja kan kakek menghilang karena teori kedua?. Kakek sangat percaya dengan mitos kota Atlantis, tidak menutup kemungkinan obsesi nya membuat kakek menenggelamkan dirinya ke dasar laut untuk membuktikan kebenaran kota Atlantis, jika teori kedua ku benar maka kakek bukan bunuh diri melainkan mencoba kegiatan gilanya.
Oh yang benar saja?!, Pikiran ini membuat ku pusing.kenapa harus laut?.
"Hazel." Melody memanggil ku yang tengah termenung di luar Villa.aku sedikit terkejut dengan kedatangan Melody yang tiba-tiba. "Apa yang kau pikirkan?, Kau terlihat lesu?"
"Ah tidak ada, aku hanya sedikit..... lelah" jawab ku berbohong.
Melody menatap ku cemas. "Aku mengerti, insiden kakek pasti membuat mu khawatir seperti bibi Jane"
"Um ya..kau benar"
Melody tak menjawab. Keheningan beberapa saat melingkupi kami berdua.
"Bagaimana jika kita mencoba untuk menyelidiki kasus menghilang nya kakek?, kita tidak bisa membiarkan bibi Jane menangis terus menerus bukan?" Tanya Melody tiba-tiba. Kedua tangannya memegang tangan kananku.
Aku menghela nafas kasar. ,"Seperti nya itu mustahil Mel, kita hanya gadis berumur 13 tahun yang belum tau apa-apa mengenai dunia ini, itu berbahaya untuk keselamatan kita"
"Tapi kita tak bisa terus diam tanpa melakukan apa pun kan?"
Aku terdiam beberapa saat,tak menyangka jika Melody bisa mengatakan hal seperti itu. "Kurasa kau benar Mel, tapi kita tidak punya cukup petunjuk untuk menemukan keberadaan kakek". Jawab ku tersenyum hambar.
Keheningan mulai melingkupi kami beberapa saat.
"Kurasa kakek memiliki sesuatu yang kita tidak ketahui, tapi...apa ya?"
"Jika benar itu bisa dijadikan sebuah petunjuk"
Melody terlihat berpikir keras. "Aku tidak tau." Ucap Melody menyerah. "Selain buku jurnal kakek yang kuno, aku tidak tau apapun lagi tentang kakek" .
Aku membelalakkan mataku dan langsung menatap Melody. "Jurnal kakek!" Pekik ku hingga membuat Melody terkejut. Astaga kenapa aku bisa lupa bahwa kakek memiliki jurnal?. Bisa saja kan di dalam buku jurnal itu ada tulisan yang mengatakan kemana kakek pergi??
"Ada apa dengan jurnal milik kakek?"
"Jurnal kakek bisa dijadikan petunjuk!." Jawab ku bersemangat.
Melody menatap ku dengan pandangan bingung. Sepertinya ia masih belum mengerti. Oh mengapa saudari ku sangat tidak cepat tanggap sekali?.
Aku pun menjelaskan tentang teoriku dan hubungan antara kakek dan jurnal tua itu yang mungkin saja bisa dijadikan petunjuk. Melody mengangguk paham.
"Aku mengerti kalo begitu kenapa kita tidak langsung ke kamar kakek saja?, mungkin kakek menaruh jurnalnya di kamar". Melody segera beranjak dari duduknya dan berniat untuk pergi ke kamar kakek, yang langsung membuat ku mengehentikan nya.
"Tidak!, jangan sekarang, ibu akan lebih khawatir jika tau hal ini". Cegah ku memegang lengan Melody.
Melody pun mengurungkan niatnya. Gadis itu kembali duduk dan menatap ku bingung. Iris mata hitam nya menunggu ku untuk berbicara.
"Kita akan melakukan nya tengah malam nanti". Kataku di iringi dengan hembusan angin pantai yang menerpa wajahku. Untuk sesaat Melody terlihat terkejut dengan perkataan ku.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 3 malam, dimana semua orang sudah tertidur lelap dengan mimpinya. Aku melihat Melody yang masih terlihat mengantuk sambil sesekali menguap lebar.
"Sssstt jangan berisik". Bisik ku mengisyaratkan agar Melody tidak berisik.
Melody menutup rapat mulutnya dengan kedua tangan.aku mendelikan mataku dan mengambil sebuah senter di atas meja. Aku sengaja tak menyalakan lampu agar kedua orang tuaku tak curiga, jika aku dan Melody berencana untuk pergi ke kamar kakek tengah malam.
Suara berderit terdengar saat aku dan Melody menginjakan kaki ke lantai kayu villa. Sial, kamar orang tuaku tepat berada di bawah kami. Bisa gagal rencana ku jika orang tuaku melihat kami saat ini. Apa lagi ibu ku mempunyai pendengaran yang sangat tajam. Kami pun berjalan dengan sangat perlahan, berharap agar keberuntungan berpihak pada kami, namun keberuntungan itu tidak bertahan lama begitu Denzel menyalakan lampu ruang tengah yang memperlihatkan aku dan Melody yang terlihat seperti seorang pencuri yang menyelinap ke kamar kakek.
Aku terkejut, begitu pun dengan Melody. Sementara Denzel memperlihatkan seringaian jailnya pada kami. Bocah itu terlihat menakutkan sekarang.
"Aku akan memberi taukan ini pada bibi Jane dan paman Antonio!". Seru Denzel berlari ke arah kamar ayah dan ibuku, tapi sebelum itu aku segera melemparkan senter ku pada Denzel yang langsung terjatuh. Wah ternyata aku memiliki bakat melemparkan senter.
Aku dan Melody segera menangkap Denzel. Denzel mencoba berteriak namun Melody segera memasukan roti lapis pada mulutnya. Ntah dari mana Melody mendapatkan roti lapis itu yang jelas berkatnya Denzel tidak jadi berteriak dan membangunkan seisi Villa.
"Diamlah bodoh!" Bisik Melody melotot ke arah Denzel.
Terpaksa kami mengikut sertakan Denzel ke kamar kakek atau ia akan berteriak dan membangun kan kedua orang tua ku.
Kamar kakek terlihat berantakan dengan baju yang masih tergeletak di atas ranjang. Sepertinya kakek tidak membereskan bajunya saat ia sampai di Villa.dengan hanya dibantu oleh penerangan senter, aku membuka satu persatu laci di kamar kakek sementara Melody memegang Denzel agar tidak kabur. Sudah beberapa menit aku mencari buku jurnal kakek yang tak kunjung di temukan. Aku pun menyenderkan kepalaku ke tembok, aku bahkan hampir menyerah hingga tak sengaja mataku menangkap koper kecil berwarna hitam milik kakek.
Apakah kakek menyembunyikan jurnal nya didalam koper?

-
-
-
-
# hai hoi semuanya!!!!
Gimana nih, menurut kalian apa mungkin Kakek Deke menyembunyikan jurnal nya di koper atau mungkin di tempat lain??? 😱😱😱
Ok jawabannya ada di bab selanjutnya ya~
Salam mistis Loli