Chereads / The Legend Of Atlantis (INDONESIA) / Chapter 9 - Bab 8 Cerelia Putri Zeus?!

Chapter 9 - Bab 8 Cerelia Putri Zeus?!

Sinar mentari pagi menyambut kota Atlantis. Semua orang terbangun menyambut pagi hari yang cerah, sebagian nya lagi masih bermimpi di alam bawah sadarnya.

Semilir angin laut menambah suasana damai kota Atlantis. Perbedaan ras tak membuat mereka saling berselisih. Semua orang tersenyum menyambut pagi. Tak terkecuali dengan Mike dan Claudya. Pagi ini mereka pergi menghadap Bartomar, tuan nya sejak bertahun-tahun lalu. Mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Jubah merah keemasan nya berkibar tertiup angin.

Berbeda dengan suasana kota Atlantis yang terlihat damai, suasana lembah Daelath begitu penuh dengan kabut dan tertutup awan gelap. Tak ada secercah cahaya matahari pun yang berhasil menembus awan gelap Daelath. Mereka menyebut nya Shadow Cloud.

"Lapor tuan, kemarin sore hamba dan Mike telah berhasil menemukan titisan terakhir Dewi Hestia." Ucap Claudya membungkuk kan sedikit tubuhnya.

Bartomar mengangkat sebelah alisnya. Bibir semerah darahnya menyeringai menampilkan gigi taring yang siap membuat orang disekelilingnya bergidik ngeri. Kulit pucat bak mayit tak seiras dengan rambut hitam nya.

Bartomar menatap Claudya puas.

"Bagus Claudya!, Lantas mengapa kalian tidak menangkap nya?." Tanya Bartomar dengan suara yang berat.

Claudya melirik Mike, seolah meminta bantuan untuk mengatakannya pada Bartomar. Mike yang mengerti segera menekuk kedua lututnya dengan pandangan yang menunduk. "Ampun Tuan ku..kami tidak bisa menangkap nya sekarang,..Cerelia bersama mereka, kami takut jika Dewa Zeus mengetahui hal ini dari anak nya." Jelas Mike tanpa berani menatap Bartomar.

Mendengar itu wajah Bartomar memerah menahan amarah. Hidungnya kembang kempis dengan mata yang membeliak. "Apakah kalian yakin yang kalian lihat adalah Cerelia?".

"Ya tuan ku, kami tidak salah melihat. Mata biru laut seperti Zeus terlihat jelas di mata ku, dia mungkin bisa membohongi semua orang dengan sihir matanya, tapi tidak dengan mata aichimiros ku."

"Bajingan!, Zeus sialan!, Hanya dia satu-satunya Dewa yang selalu berurusan dengan ku!, Jika saja kekuatan ku bang...", Belum sempat Bartomar melanjutkan ucapannya. Suara batuk dengan cairan darah keluar lebih dulu dari mulutnya.

Claudya dan Mike terkejut melihat keadaan tuanya. Claudya pun memberanikan diri untuk mengelap Bartomar dengan kain nya, namun sikap baik Claudya segera di tepis oleh Bartomar. Ia menghempaskan Claudya dengan kekuatan tangan kirinya.

Claudya membentur dinding kastil. Terdengar suara retakan tulang di tubuhnya. Sementara Mike hanya melihat Claudya dengan khawatir.

"Bawa kekasih mu itu untuk segera memulihkan dirinya!" Perintah Bartomar yang langsung di angguki oleh Mike.

Mike membantu Claudya berdiri. Ia tau bahwa tuan nya hanya sedang emosi sesaat, sehingga melampiaskan nya pada Claudya. Tapi walaupun begitu ia tidak tega jika kekasih nya di perlakukan seperti itu oleh tuannya. Mike ingin marah, tetapi ia terlalu takut pada Bartomar.

"Ingat ini!, Jaga gadis itu baik-baik!, Aku tidak mau Raja Atlantis mengambilnya lebih dulu dariku. Zeus sialan itu akan ku urus nanti, setelah kekuatan ku kembali." Ucap Bartomar geram. Ia tau betul Raja Atlantis adalah orang yang berambisi untuk menjadi Immortal, sedangkan Zeus adalah orang yang harus dia hindari saat ini.

Mike dan Claudya memberikan penghormatan, sebelum mereka pergi bersamaan dengan bayangan hitam.

***

Aku menatap Denzel dan Melody dengan kesal. Mulut ku seolah-olah ingin merutuki kedua adik kakak itu. Koin emas hasil taruhan Denzel kemarin habis di pakai mereka berdua untuk belanja hal yang tidak perlu. Baiklah, mereka berdua memang memiliki sikap yang bertolak belakang tapi mereka sama-sama memiliki sifat yang boros. Hal itu sangat berbeda dengan diriku yang super hemat. Apa lagi sekarang mereka tengah berada di negeri asing, bukan kah seharusnya mereka  berhemat untuk menyambung kehidupan disini. Aku tidak bisa terus menerus bergantung pada Cerelia. Aku tidak mau menjadi teman yang parasit. Biar bagaimanapun, Cerelia telah banyak membantu ku, ia bahkan bersedia untuk membantu mencari kakek Deke.

Qiong bersaudara bersembunyi di balik punggung Cerelia. Kurasa mereka takut melihat ekspresi ku ketika sedang marah. Cerelia juga tidak bertindak apa-apa. Ia hanya tersenyum canggung melihat ku menceramahi Melody dan Denzel.

"Ini kan hasil taruhan ku, kenapa aku harus mengikuti mu?!!." Tanya Denzel kesal. Sementara Melody hanya memanyunkan bibirnya ke depan.

"Kau pikir untuk apa barang-barang tidak berguna ini?!, Tidak bisakah kalian lebih menghargai uang?, Kalian tau di luar sana masih banyak orang yang sangat membutuhkan sepeser uang, tapi kalian malah menghambur kan nya!. Ini juga bukan Indonesia.." ucapan ku terpotong begitu menyebutkan negara ku. Sejauh ini orang luar yang mengetahui asal ku hanya Cerelia, sementara kedua saudara Qiong tidak.

"Indo...nesia?."  Lirih saudara Qiong bersamaan. Mereka terlihat bingung dan tak mengerti.

Dasar aku!, Mengapa bibir ini selalu saja berbicara seenaknya ketika sedang marah?!! Batin ku berbicara. Dan ini adalah salah satu hal yang aku benci. Itulah sebabnya aku tidak suka marah, karena saat marah aku mungkin akan mengucapkan hal-hal yang tidak ingin ku ucapkan.

"Um itu adalah nama rumah yang aku beri" jelas ku pada fan Qiong dan Fang Qiong.

Mereka hanya mengangguk percaya. Untung lah kedua saudara Qiong adalah orang yang mudah percaya, bahkan kadang aku khawatir kedua saudara Qiong akan di manfaatkan oleh orang disekitarnya karena sifat nya yang terlalu polos.

Merasa lelah, aku pun menyenderkan tubuhku pada kursi toko. Ya, dan tentu saja toko paman Piero. Bagiku tidak ada lagi tempat yang paling aman untuk berdiskusi selain di tempat ini.

Cerelia berusaha menenangkan ku. Aku pun meminta Cerelia  mencari kan ku perkejaan, untuk menunjang kehidupan sementara ku disini. Aku tidak bisa menyuruh Melody dan Denzel untuk berkerja. Aku yakin neraka takkan bisa. Yang satu manja, yang satu lagi menyebalkan. Cerelia?, Mana mungkin kan aku menyuruh Cerelia yang sudah baik pada ku untuk berkerja?, Di tambah lagi gadis itu merupakan seorang putri DEWA POSEIDON???!, Walaupun Cerelia bersikeras melarang ku, tapi aku tetap teguh pada pendirian ku. Sedangkan kedua saudara Qiong, aku juga tidak yakin karena belum lama mengenal mereka. Satu-satunya yang pantas disini adalah aku.

Baiklah demi pencarian kakek, aku rela melakukan apa pun.

Denzel mengajak kedua saudara Qiong untuk pergi bersamanya. Bocah itu masih ingin melihat-lihat kota Atlantis. Awalnya aku tak percaya, tapi kupikir dengan adanya dan Fan Qiong dan Fang Qiong, tidak apa-apa. Walaupun kedua saudara itu memiliki sifat yang polos, namun kau tidak bisa meremehkan kekuatan bertarung nya. Dengan adanya kedua saudara Qiong yang jago bertarung dan Denzel yang cerdik, kupikir tidak ada salahnya. Toh bocah itu terlalu keras kepala. Lebih keras kepala dari pada Melody.

Baiklah sekarang mari kita fokus untuk mencari perkerjaan. Selain untuk menyambung kehidupan, aku juga butuh uang untuk pencarian Kakek. Aku berniat untuk membeli sebuah senjata, ku pikir kasus menghilang nya kakek agak begitu janggal. Jadi untuk berjaga-jaga aku harus membeli senjata dan belajar sihir dari penyihir kota Atlantis.

Menurut mu apa alasan kakek Deke menghilang?