Chereads / The Legend Of Atlantis (INDONESIA) / Chapter 4 - Bab 3 KALUNG BERLIONTIN SINGA DAN NAGA

Chapter 4 - Bab 3 KALUNG BERLIONTIN SINGA DAN NAGA

mataku menangkap koper hitam yang tak jauh dari ku.hanya koper itu yang belum aku periksa.

Dengan perlahan aku pun berjalan mendekat ke arah koper hitam itu.semoga saja dugaan ku benar.langkah ku semakin mendekati koper itu.

Aku pun segera membuka resleting koper secara perlahan,namun kau tau???

Aku sama sekali tidak menemukan jurnal kakek disana.sebaliknya aku malah menemukan sekumpulan piringan kaset klasik milik kakek dan lebih parahnya lagi ada sebuah fhoto seorang wanita tua seumuran kakek!.dan aku tau betul itu bukanlah fhoto mendiang nenekku.wanita tua itu memiliki bola mata berwarna Hazel seperti ku dengan gaun berwarna ungu yang sangat mencolok.

Bagaimana bisa kakek Deke yang terlihat tenang dan bijaksana ternyata memiliki kekasih di usianya yang ke 50 tahun??.

Baik,lupakan tentang fhoto itu.mari kita fokus untuk pencarian jurnal kakek.

Dengan berat hati aku kembali menutup koper hitam itu.tak ada lagi yang bisa ku cari di kamar kakek.jurnal tua itu jelas tidak kakek simpan disini.

"Sepertinya kakek tidak menyimpan jurnal nya disini"kataku setengah berbisik.

"Lalu kita harus mencarinya dimana lagi?"tanya Melody cemas.

Aku menggeleng kan kepala ku."ini tidak akan berhasil,jika kita tak menemukan jurnal itu kita tidak bisa mendapatkan petunjuk"

Hening....

-

-

-

-

-

-

"Aku tau".ucap Denzel memecahkan keheningan antara kami bertiga.

Aku dan Melody terkejut.bukan karena Denzel yang tau keberadaan jurnal kakek melainkan terkejut melihat Denzel bisa berbicara.bukankah Melody sudah menyekap mulut Denzel dengan kue lapis?.

Seolah tau apa yang ku pikirkan,Denzel dengan bangga memamerkan senyuman jailnya."dasar bodoh!,bagaimana bisa kalian menyekap orang dengan makanan yang bisa dimakan??dan lagi kalian tidak bisa menyekap mulutku yang manis ini".

Aku dan Melody saling memandang satu sama lain.benar juga apa yang dikatakan Denzel.mengapa kami tidak berpikir ke arah sana ya?.

"Ehem!"Melody berdehem dengan disengaja."baiklah lupakan soal penyekapan itu,jadi..apa maksud mu dengan perkataan mu sebelumnya?"

Lagi-lagi Denzel memamerkan senyuman khasnya,dan aku tau apa yang dia pikirkan.Denzel tidak suka jika memberikan informasi secara cuma-cuma.dia butuh pertukaran yang menurutnya menguntungkan.

"Baiklah,kau bisa mengambil jatah makan siang ku selama tiga hari,jika kau memberi tau kami dimana jurnal kakek berada".

"Well kurasa kau perlu menyuruh Melody untuk melepaskan ku terlebih dahulu"kata Denzel terlihat santai.Melody pun segera melepaskan Denzel yang langsung leluasa bergerak.

"Sekarang katakan pada ku, dimana kakek menyimpan jurnal nya?"tanyaku tak sabar.

Denzel menatap ku tak peduli."kupikir kita perlu melakukan pertukaran terlebih dahulu Hazel"

"Tapi bukankah tadi kita sudah sepakat untuk menukar informasi mu dengan makan siangku?"

"Hmm aku tidak mengatakan aku setuju kan?"

Perkataan Denzel membuat ku jengkel.apa lagi dengan senyuman nyaitu.rasanya ingin sekali ku tendang bokong Denzel ke laut Pasifik."baiklah bagaimana jika satu Minggu?,itu lebih dari cukup kan?".

Denzel tampak menimbang-nimbang.sebelum akhirnya mengangguk setuju."baiklah aku setuju".

"Kalau begitu cepat katakan dimana jurnal kakek?"tanya Melody terlihat sama kesalnya dengan ku.

"Wow tenang dulu anak manja, apakah kau selalu sebarbar ini?".tanya Denzel yang langsung membangkitkan emosi Melody.

"Apa kau bilang?!,kau.."

"Sssttt seperti nya ini bukan saat yang tepat untuk bertengkar Melody"ucapku menekan kata Melody di bagian akhir.Melody menggembungkan pipinya dan membuang muka dariku.

Denzel terkekeh senang."huft  yang kalian cari itu ada di kamarku.."

"Kamar mu?, bagaimana bisa?"tanyaku dan Melody bersamaan.

"Hei tenanglah nona-nona.sebenarnya sebelum kau masuk ke kamar kakek untuk mencari jurnal,aku mencarinya terlebih dulu ke kamar kakek.tadinya aku akan membaca nya sekarang, sampai aku melihat kalian mengendap-endap seperti pencuri pakaian dalam ke kamar kakek".jelas Denzel menatap ku dan Melody."well..aku memilih untuk menjahili kalian terlebih dulu,sebelum Hulk ini melempar ku dengan senter".lanjutnya menunjuk ke arah ku.

Jujur saja Denzel benar-benar menyebalkan.bocah itu sama sekali tidak tau caranya bersikap baik selain tingkah usilnya yang menyebalkan.padahal umurnya lebih muda satu tahun denganku dan Melody,tapi ntah kenapa sikapnya sama sekali tidak mengenal sopan santun pada orang yang lebih tua.kini aku mengerti bagaimana rasanya jadi Melody yang harus berurusan dengan Denzel setiap saat.

"Ayo,kalian ingin melihat jurnal tua itu kan?".seru Denzel berjalan ke luar pintu kamar.

sebenarnya aku sempat ragu dengan Denzel,tapi toh tidak ada pilihan lain selain mengikuti nya.aku dan Melody hanya mengikuti langkah Denzel dan masuk ke dalam kamarnya tanpa banyak bicara.

Denzel membuka laci meja di samping tempat tidurnya.bocah itu mengambil sebuah benda berbentuk persegi yang kuyakini adalah jurnal tua milik kakek.aku pun langsung mengambil alih jurnal itu.tidak salah lagi Denzel benar-benar berbakat menjadi pencuri.

"Sebaiknya kalian berterimakasih padaku,karena aku berbaik hati memberi tau kalian lokasi jurnal itu".ucap Denzel angkuh.

Aku hanya mendelikan mataku dan mulai membuka jurnal kakek.Denzel dan Melody segera mendekat ke arah ku.ku pikir mereka juga penasaran dengan isi jurnal ini, mengingat kakek tidak pernah membiarkan jurnal ini di sentuh oleh siapa pun.jika kakek mengetahui hal ini sekarang, mungkin kakek akan menghukum ku.tapi masa bodoh dengan itu rasa penasaran ku lebih besar dari pada hukuman kakek nanti.

Dengan perlahan aku membuka halaman pertama buku jurnal yang kertas nya mulai menguning.di halaman pertama sama sekali tidak tertulis apa pun.hanya ada sebuah gambar singa dan naga seperti sampul dibagian depannya.aku pun membuka halaman kedua yang langsung membuat ku kembali terkejut.

Tepat dihalaman kedua buku itu,aku menemukan sebuah fhoto wanita tua yang tadi aku temukan di kamar kakek sebelumnya,tapi kali ini dengan pose yang berbeda.wanita tua itu terlihat tersenyum anggun dengan  gaun ungu dan balutan kain sutra berwarna putih.

Sebenarnya siapa wanita tua ini?,dan apa hubungan kakek dan wanita ini?.pikir ku tanpa sedikitpun mengalihkan tatapan ku pada fhoto itu.

Melody melirik ke arahku."apakah mungkin wanita ini adalah kekasih gelap kakek?".

Aku menggeleng pelan,dan kembali membuka halaman selanjutnya.di halaman itu tertulis beberapa kalimat yang kuyakini adalah tulisan kakek.

Kutukan itu akan datang saat keturunan Dewi Hestia remaja.melindungi atau dibinasakan.

Kami bertiga terdiam tak mengerti dengan apa yang kakek tulis disini.sepertinya khayalan kakek benar-benar membuat kakek Deke menjadi gila.aku kembali membuka lembaran selanjutnya dan mencoba untuk menghiraukan tulisan khayalan kakek.

Dilembaran selanjutnya hanya berisi informasi makhluk-makhluk imajinasi kakek dengan bentuk yang aneh dan menjijikkan.

"Iww menjijikkan".seru Denzel saat melihat gambar cacing berkepala manusia di buku.

"Dasar penakut!".seru Melody mendelikan bola matanya.

"Aku tidak penakut!,hanya saja aku punya trauma sendiri dengan cacing" bela Denzel kesal.

Aku menghela nafas pelan dan mencoba untuk mencari informasi yang lebih bermanfaat selain gambar-gambar mengerikan kakek.

Tanganku terhenti saat aku melihat bagian belakang buku itu.disitu tertulis:

Cara membuka gerbang Atlantis

"Gerbang Atlantis?".ulang Melody bingung."apakah dengan membuka gerbang nya kita bisa masuk ke kota Atlantis?"

"Ayolah Mel,itu hanya khayalan.kota Atlantis tidak benar-benar ada".kataku tanpa menatap ke arah Melody.

"Hei mengapa kita tidak mencoba nya saja?,kita tidak pernah tau kota Atlantis ada atau tidak jika kita tak mencoba membuka gerbang nya".ucap Denzel serius.

"Aku setuju,kita harus mencoba nya"

"Ayolah,ini bukan saat nya kalian mempercayai khayalan kakek"kataku tegas.

"Hazel, bagaimana jika itu benar?,kau tidak bisa terus egois seperti ini,aku benar-benar merindukan kakek" rengek Melody memandang ku kesal.

Baiklah kurasa tak ada pilihan lain selain mengikuti saran kakak beradik ini.dengan berat hati aku mulai membaca satu persatu cara membuka gerbang kota khayalan itu.

Di sisi pantai Bawean terdapat sebuah batu besar berbentuk segitiga.gerbang Atlantis hanya bisa dibuka oleh kunci gerbang itu sendiri.

Kami terdiam beberapa saat.mencoba mencerna setiap kata yang kakek tulis disini.

Apa kakek berniat untuk membuat teka teki khayalan nya lagi?.

Aku melirik Denzel yang terlihat serius.kemudian Denzel terfokus pada leherku.

"Apa yang kau lihat?"tanyaku tajam.

"Kalung itu!,kalung itu adalah kuncinya!",seru Denzel masih fokus dengan kalung berliontin singa dan naga yang kupakai.

Aku pun teringat dengan kejadian sebelum kakek Deke benar-benar menghilang.

Saat itu angin malam menerpa wajahku dan kakek yang tengah duduk di teras Villa bersama dengan secangkir kopi hitam kakek.

Semua orang sudah pergi ke kamarnya masing-masing terkecuali aku dan kakek.

Sebelum aku benar-benar pergi ke kamarku,malam itu kakek memberi ku sebuah kalung kuno berlambang singa dan naga.awalnya aku ingin menolak,tapi tentu saja aku tak bisa.kakek sudah memberikan hadiah ini padaku.walau pun aku tak suka,mau tak mau aku menerima pemberiannya.ya anggap saja itu adalah bentuk kesopanan ku,tapi apakah benar jika kalung yang kupakai ini adalah kunci membuka gerbang Atlantis?.

Aku menatap Denzel dan Melody.apakah aku harus mempercayai kakek dan mengikuti saran mereka?