Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

LOVE WITH YOUR GRUDGES

🇮🇩yjtabita
--
chs / week
--
NOT RATINGS
17.6k
Views
Synopsis
"Maaf mencintai dengan dendam ini, ini hanya sebuah keterpaksaan dari sisi masa lalu ku" marcel Marcel Adnan hermawan Dan Tabita miselia wijaya Dua orang dengan sifat yang berbeda Namun memiliki ketertarikan yang unik Dan siapa sangka mereka adalah musuh? Akan kah kisah mereka akan berakhir bahagia? selamat membaca buat kalian ya ?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1 hari yang tak terduga

Cahaya matahari masuk melalui sela-sela jendela kamar yang mengusik tidur dari wanita cantik yang saat ini harus bangun karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:30. Sudah terlambat untuknya siap-siap.

Pagi hari yang cerah ketika tangan lentik itu membuka pintu balkon kamarnya dan melangkahkan kaki jenjang mulusnya menuju balkon yang menampakkan pemandangan pagi yang indah.

"Indah" suara gumaman dan halus serta wajah cantiknya menampilkan senyum manis, bahkan sangat manis. setelah bergumam dia kembali ke kamar dengan senyum yang tak pudar dan mengambil alat mandi dan menuju kamar mandinya yang mewah.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya dia langsung menuju lemari pakaian dan mengambil baju kantornya.

Tak butuh waktu lama dia sudah tampil cantik dengan setelan kemeja cream bermotif bunga mawar merah dan rok hitam selutut yang pas di badannya. Dia tidak begitu repot dalam hal makeup. Dia hanya berpenampilan sederhana saja. Rambut panjang bergelombang dibiarkan tergerai dan wajah mulusnya hanya memakai bedak bayi dan memakai pelembab bibir pink saja. Sederhana bukan?

Setelah selesai dia pun menuju ruang makan di lantai bawah yang sudah berkumpul empat orang yang begitu sangat dia cintai.

"Good morning semuanya, Tabita miselia Wijaya calon istrinya Taehyung mau turun," teriak bita dengan nyaring yang mengundang tawa sang kakak keduanya Teddy tapi mendapatkan tatapan dingin dari kakak tertua Tristan.

"Bisa gak pagi-pagi jangan teriak-teriak kayak tukang sayur aja kamu bit." Omel mama Rani yang menyiapkan sarapan untuk suaminya Bima.

"Maaf ma udah kebiasaan, pagi kak Tristan, kak Teddy morning" jawab Tabita. mama Rani hanya terkekeh hingga Tabita yang sudah duduk di samping Tristan, kakak laki-laki dingin nya itu hanya diam selama mengunyah nasi goreng yang ada didepannya tanpa memperdulikan kehadiran Tabita atau pun menjawab salam dari Tabita.

"Morning cantiknya aku. Muach" dengan mulut yang monyong nya Teddy membalas sapaan Tabita juga disertai senyum yang tak kalah manis dengan adiknya. Tabita hanya membalas senyuman Teddy tapi juga dengan wajah yang seakan jijik dengan perlakuan Teddy tadi.

"Dasar manusia kulkas 45 pintu" batin bita. Dia kesal dengan kelakuan kakak tertuanya itu. Bukan menjawab hanya asik sendiri.

Papa Bima yang melihat itu hanya bisa menatap anak pertamanya itu dengan disertai gelengan kepala karena selalu saja Tristan diam saat mereka berkumpul tanpa ada kata-kata yang keluar darinya kecuali hal penting saja baru dia bersuara.

Hingga suara papa Bima mengalihkan suasana yang sempat canggung karena tingkah Tristan yang seperti orang tak punya mulut.

"Nak kamu di anterin Tristan ya ke kantor, karena mulai hari ini Tristan akan mengurus bisnis di kantor papa"

Hening

Tabita melotot mendengar ide dari papanya. Tak ada yang bersuara hingga mama Rani membuka suara yang mendapatkan pelotototan dari Tristan.

"Tristan juga mulai sekarang harus bisa antar jemput Tabita, karena kamu sudah janji mau antar jemput adik-adik kamu, jangan ingkar." Pernyataan mama Rani membuat selera makan Tristan lenyap begitu saja.

Tristan pun berdiri menuju keluar rumah tanpa memperdulikan panggilan papanya.

"Tristan orangtuamu belum selesai bicara, kamu mau kemana?"

"Udah pa, ma. gak papa kok aku bisa naik taksi ke kantor, lagian kak Tristan palingan gak mau terlambat ke kantor. Aku pamit ya pa, ma" Tabita hanya bisa menenangkan kedua orang tuanya sambil memberi salam dia menyusul kakak esnya itu.

"Kamu belum sarapan bit." teriak mama Rani namun Tabita hanya pergi begitu saja karena sudah terlambat.

Hingga sampai di depan pintu dia kaget melihat kakaknya berpelukan dengan seorang wanita asing baginya.

"Aku baru tahu kak Tristan punya pacar, tapi kenapa dia make baju kurang bahan begitu?" Batin bita. Dia heran saja sejak kapan kakak esnya itu punya pacar padahal dia tahu betul bagaimana sifat asli kakaknya terhadap orang asing.

Mata bita hampir loncat dari tempatnya saat melihat pemandangan mengejutkan didepannya.

"Minggir kau jalang" suara Tristan semakin menakutkan di pendengaran Tabita juga sifat Tristan semakin menambah Tabita takut karena melihat Tristan yang mendorong wanita itu dengan teganya hingga membuat wanita itu meringis kesakitan diatas ubin teras rumah mereka.

"Makanya jangan coba-coba deketin manusia es itu mba kalo gak mau jadi penghuni kuburan" jawab Teddy yang muncul dibelakang Tabita dengan cengirannya. Wanita itu hanya menarik nafas dalam dan mencebikkan bibir sambil menghampiri Teddy yang sudah melotot tak suka.

"Teddy aku kan udah bilang aku akan berusaha buat dapetin Tristan" jawab wanita itu dengan bergelayut manja di lengan Teddy dan dengan suara yang dibuat selembut mungkin. Teddy yang risih pun berusaha melepaskan tangan dari wanita itu.

Tabita? Dia hanya melongo melihat wanita di depannya ini yang menggoda kedua kakaknya. Hingga Tabita yang risih pun langsung melenggang melewati kakaknya itu yang risih dengan tingkah wanita aneh yang menggoda nya.

"Aku pamit kak, bye" Tabita yang baru melangkah melewati Tristan pun kaget saat Tristan menarik nya.

"Naik" kata Tristan dengan dingin. Mau tak mau tabita naik ke mobil. Teddy hanya bisa pasrah karena ditinggal kedua saudaranya itu. Sepanjang perjalanan ke kantor hanya keheningan, tak ada satu katapun keluar dari mulut Tristan yang membuat Tabita juga hanya diam.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit.

"Kak kok mau anterin aku?" Tanya Tabita yang memecahkan keheningan. Memang sifat Tristan yang dingin ini hanya menyukai Kesunyian.

Sehingga di keramaian dia tidak menyukainya, malahan membencinya. Entahlah.

"Bisa diam gak? Aku lagi males" mendengar kalimat dari Tristan Tabita merutuki dirinya sendiri karena menanyakan hal yang membuat Tristan menunjukkan kelakuan dinginnya.lagi, Menyebalkan bukan.

"Ma_maaf kak" hanya kekehan yang bita lihat setelah itu hanya keheningan yang tercipta. Lagi.

"Aish dasar manusia es menyebalkan, apa susahnya sih buat jawab. beda Ama kak Teddy yang asik, papa juga ngapain nyuruh aku dianter kak Tristan, dah tahu dia kulkas 45 pintu make maksa lagi, tolong hilangin bita dari sini Tuhan" hanya bisa membalas dalam hati. Dia takut mengatakan nya langsung kepada Tristan, dia tahu sifat kakaknya yang tak bisa dibantah.

"Sudah sampai, Sekarang kamu turun," sungguh menjengkelkan bukan, pagi hari yang cerah malah di hadapkan oleh sifat cuek kakaknya ini.

Tabita yang dari tadi menahan emosinya hanya bisa turun di parkiran kantor nya dengan perasaan jengkel, bercampur aduk.

Kenapa dia harus di antar oleh kakak cueknya bukan kakak yang asik.

"Maka_" belum sempat bita mengucapkan terimakasih. Tristan langsung menancap gas menuju kantornya. Ini membuat Tabita makin tersulut emosi dengan mengehentak-hentakkan kakinya hingga mobil di depannya dia pukul dengan tumpukan map di bodynya. tanpa sadar ada orang di dalamnya yang memperhatikan.

"Bisa tidak kalau emosi jangan memukul mobil saya? Kamu lihat mobilnya tergores seperti itu." suara itu sukses membuat Tabita beku ditempatnya.

Bagaimana tidak orang yang keluar dari mobilnya adalah bos nya sendiri. Bagai petir yang menyambar lututnya seketika lemas dan langsung berlutut meminta maaf terhadap bosnya, dia masih sayang dengan gajinya.

Walaupun dia dari keluarga yang berkecukupan tapi dia hanya mau membiayai keperluan nya. Ya meski dia sering di kasih uang jatah jajan bulanan dari papa dan mamanya.

Skip

"Ma_maaf pak saya tidak sengaja." Jawab bita dengan tangan yang memohon di depan wajahnya. Hal itu membuat pria itu diam sejenak dan berjalan menuju ke dalam kantor tanpa memperdulikan Tabita yang menunduk memohon kepada nya.

Hari yang menyebalkan untuk Tabita, hari Senin baru dimulai tapi dia harus di buat emosi sekaligus apes yang dia dapat, karena harus berurusan lagi dengan manusia kulkas.

Dengan terengah-engah Tabita menaiki tangga menuju keruangan nya.

Jangan bingung kenapa, karena dia dihukum oleh bos nya sendiri, yang merupakan CEO di Perusahaan dia bekerja.

"Bagaimana hukumannya? Sudah terlambat, terus marah-marah tidak jelas sampai memukul mobil saya?" Teriak marcel di seluruh penjuru ruangan yang menarik perhatian karyawan kantor disana, hal yang memalukan untuk Tabita.

"Sa_saya kapok pak, gak lagi" balas Tabita dengan dada naik turun karena lelah menaiki anak tangga dari lantai satu hingga ke lantai sepuluh. Egois bukan? Sungguh Bos menyebalkan.

Siska Sahabat Tabita hanya diam tapi merasa kasihan dengan Tabita karena hukuman yang dia terima. Mau membantuku siska ragu karena dia baru dua Minggu Bekerja di perusahaan ini. Serba salah memang.

"Bagus kalo kapok, sekali lagi saya lihat kamu melanggar peraturan. Saya tidak segan-segan mengeluarkan kamu dari perusahaan ini, juga mobil saya kamu harus ganti rugi karena tergores dengan tangan kotor kamu" kata Marcel sambil menunjuk ke wajah Tabita yang sudah pucat.

"Ba_baik pak, ta_tapi sa_" tak sempat bita membantah tapi Marcel melenggang pergi bersama sekretaris nya alvano. Yang hanya diam dari tadi tapi kasihan dengan kejadian yang menimpa Tabita, Sifat Marcel memang seperti itu, membuat karyawan takut kepadanya.

"Kamu gak kenapa-napa kan bit?" Tanya Siska ragu sambil menghampiri nya, melihat perlakuan seenaknya sih bos membuat Siska juga naik darah terhadap atasan mereka itu.

"Gak papa, yaudh yuk kerja entar bos arogan balik lagi, terus gue di depak kan gak lucu" ajak bita sambil menarik tangan Siska sambil tersenyum. Yang ditarik hanya geleng-geleng kepala karena melihat sifat sahabat nya itu yang selalu sabar dalam menghadapi masalah.

Marcel POV

"Wanita-wanita sialan, " gumamku yang dari tadi emosi. Bagaimana tidak emosi ku memuncak kejadian kemarin membuat ku susah tidur dan hari ini malah di tambah dengan satu karyawan yang paling aku hindari.

Setelah beberapa menit menghadap komputer, marcelpun dibuat kaget dengan tulisan dibalik layar itu.

"Tabita miselia Wijaya, ternyata dia anak pak Bima Wijaya rupanya" seringaian licik terukir di wajah nya setelah membaca biodata lengkap wanita itu.

Dengan cepat marvel melangkahkan kaki menuju ruangan karyawan yang sedang sibuk oleh setiap pekerjaan mereka.

"Alvano, kamu panggilkan Tabita untuk mengikuti ku" alvano hanya mengangguk dan berjalan menuju meja kerja wanita itu.

End POV

Tabita yang sibuk dengan tumpukan berkas di depan nya dikejutkan dengan kehadiran alvano yang sudah berdiri di depan nya dengan senyum menghiasi wajah tampan pria itu tapi tak setampan Taehyung.

Ada-ada aja lu bit.

Skip

"Tabita, pak Marcel memanggil kamu tuh" kata Vano dengan mata mengarah ke bos kulkas itu.

Tanpa bertanya Tabita hanya bisa mengangguk dan menuju ke tempat Marcel berdiri dengan kedua tangan nya di Taruh di saku celana bahannya.

"Ada perlu apa bapak memanggil saya?, Apa karena kejadian tadi?" Tanya bita bertubi-tubi tapi tidak di tanggapi Marcel namun hanya menarik tangannya mengikuti langkah Marcel menuju lift.

Banyak pasang mata melihat dua orang beda jenis itu berjalan, bahkan ada beberapa yang berbisik tapi tak di hiraukan Marcel. Jangan tanyakan bita yang sudah pasti malu karena di tarik oleh bos nya sendiri.

Setelah sampai di depan kantor yang sudah ada mobil Marcel pun masih ada karyawan kantor yang mencibir mereka terlebih Tabita.

"Kamu ikut saya dan tidak ada penolakan." Kata Marcel yang mendapat tatapan bingung oleh bita. Bagaimana tidak bingung kalo bos nya yang tadi arogan tiba-tiba mengajak nya kesuatu tempat dan sekarang bosnya membuka kan pintu mobil untuknya. Sungguh membuat karyawan-karyawan disana semakin cepat menyebarkan gosip terlebih karyawan wanita.

"Pak kita mau kemana, pak alvano tidak ikut ya?" Tanya bita yang bingung dengan bosnya.

"Gak usah banyak nanya" lagi. Bita harus merutuki dirinya sendiri hari ini karena sudah dua kali dia di acuhkan pertanyaan nya oleh dua orang yang memiliki sifat kulkas 45 pintu.

"Ma_maaf" hanya kata itu yang bisa Tabita balas. Semakin dia menanyakan hal yang membuat dia bingung semakin hal itu membuat dia kecewa untuk mendapatkan jawaban nya.

Maaf ya kalo gaje 🥺

Mana nih yang kepo mereka kemana?