Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir
>TK2OP
Chapter 1 dan 2 : Antara Masa lalu dan mimpi
Saat itu, suasana sedang sangat meriah. Tawa dari para tamu acara yang sedang memegang segelas anggur menghiasi seluruh ruangan.
Karena acara saat ini, adalah salah satu acara terbesar. Yaitu, dimana dua orang penyihir yang memegang peringkat terkuat di dunia sedang mengadakan upacara pernikahan.
**
Waktu itu, suasana seluruh ruangan berjalan dengan baik di awal acara. Namun, ketika mencapai pertengahan, ada salah satu tamu yang menjatuhkan gelasnya karena tertegun.
"Hah, ada apa ini? Kenapa aku tidak bisa menggunakan sihirku?" ucap seseorang sambil mencoba merapal mantra, tetapi gagal.
"Ah, masa?" balas seseorang yang ada di depanya. Ia memasang ekspresi tidak percaya.
"Hei, lihat." Kemudian orang yang tadi mengangkat tangannya ke depan. Perlahan-lahan tercipta sebuah lingkaran sihir, lingkaran sihir tersebut mulai bercahaya. Namun, beberapa detik kemudian, lingkaran sihir itu pecah dan menghilang.
"Lihat, kan? Aku tidak bisa menggunakan sihirku?" Ia menekankan.
"Hah?" Orang tersebut terlihat tidak percaya akan apa yang ia lihat
"biar aku juga mencobanya," tambah orang yang satunya, kemudian ia juga menciptakan sebuah Rune sihir. Namun, Rune tersebut langsung meledak kemudian menghilang.
Nb: Rune itu artinya sebuah lingkaran sihir
**
"Hah! Kenapa ini? Kenapa aku juga tidak bisa menggunakan sihirku?" Setelah menyadari bahwa ia juga tidak bisa menggunakan sihir, ia melihat kedua tangannya sambil berbicara cemas.
Melihat hal itu, beberapa tamu acara yang lainya juga mencoba menggunakan beberapa mantra. Tetapi tidak berhasil. Satu persatu orang-orang di sana mencobanya. Hingga akhirnya seluruh tamu telah mencobanya. Tetapi, tidak berhasil juga.
**
Seluruh ruangan langsung menjadi heboh, keributan terdengar dimana-mana. Karena mereka sangat khawatir bahwa sihir mereka telah hilang, dan mereka tidak bisa menggunakan sihir lagi. Akhirnya terjadi perdebatan besar, dan saling menyalahkan satu sama lain. Hingga terdengarlah suara yang memecahkan keributan itu.
"Permisi semuanya, mohon tenang. Saya akan mencoba menganalisis apa yang terjadi saat ini," ucap sang penyihir laki-laki. Dia adalah sang karakter utama kita. Dia mencoba membuat seluruh tamu tenang. Lalu dibantu oleh ....
"Iya, saya juga akan mencoba menganalisis apa yang terjadi, mohon hadirin tenang sebentar saja," tambah seorang penyihir perempuanya. Dia adalah sang karakter utama perempuan. Mereka berdua adalah orang yang berencana akan menikah dalam acara ini.
Mendengar suara itu, seluruh ruangan pun hampir hening.
**
Setelah puas melihat itu, sang penyihir laki-laki menghela nafas. Lalu, sang penyihir laki-laki itu mulai memeriksa seluruh ruangan, tapi dia tidak menemukan adanya pola sihir, atau benda sihir apapun yang bisa menyegel kekuatan sihir.
Sedangkan di sisi penyihir perempuan nya. Dia memeriksa makananya. Tapi menemukan hal yang aneh, lalu ia memanggil sang penyihir laki-laki. Akhirnya mereka berdua menyadari apa yang membuat semua orang tidak bisa memakai sihir.
"Akhirnya, saya menyadarinya, sepertinya hal yang membuat kita tidak bisa memakai sihir adalah. Makanan disini." Secara reflek semua tamu acaranya melihat ke makananya.
"Sepertinya, makanan yang berada di sini semuanya tercampur dengan ramuan terlarang yang bisa membuat kita tidak bisa memakai sihir," tambah sang penyihir laki-laki itu, menjelaskan dan mencoba menenangkan mereka.
"Tapi tenang, efek nya tidak akan bertahan selamanya. Efek ini hanya bertahan untuk beberapa jam. Tapi, bagi kami berdua, ramuan itu hanya bisa menahan sebagian kekuatan kami. Oleh karena itu, kami minta maaf atas yang tidak nyaman ini, pasti ada orang yang berkhianat ketika mempersiapkan acaranya," tambah sang penyihir perempuan. Mencoba untuk tidak membiarkan sang penyihir laki-laki saja yang mengambil semua tanggung jawab atas kejadian ini, sambil berfikir.
**
Mendengar hal itu, semua tamu yang hadir saat itu pun merasa sangat lega. Hal-hal yang mereka pikirkan tadi rupanya tidak terjadi. Akhirnya ruangan yang tadinya ribut kini kembali tenang.
Sang penyihir laki-laki dan perempuan pun menghela nafas lega, lalu menatap satu sama lain. Dan mereka berdua tersenyum bersamaan.
Tapi, tiba-tiba terdengar suara tawa yang keras dari tengah kerumunan itu.
"Hahaha!" Seseorang menggunakan jubah hitam tiba-tiba saja hadir di antara orang-orang. Sambil tertawa keras.
"Sudah kuduga, Penyihir terhebat pasti akan menyadarinya," tambah orang itu sambil melihat ke arah sang penyihir laki-laki, lalu tersenyum.
"Hah! Siapa kau ini!" Sang penyihir laki-laki langsung menyiapkan sihir untuk menyerang dan kabur. Lalu menyenggol tangan Sang penyihir perempuan. Sang penyihir perempuan tau apa yang di maksud sang penyihir laki-laki. Lalu kemudian ia melakukan hal yang sama dengan yang penyihir laki-laki lakukan.
"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang pasti. Malam ini kalian Kan mati!" teriaknya sambil menunduk dan menyentuh lantai.
Lalu secara cepat, orang itu membaca sebuah mantra.
"The Big Bang." Seketika terjadi sebuah ledakan besar dan meledakkan satu isi ruangan. Kejadian itu memakan korban lebih dari 70% dari para tamu.
Beruntung.
Mereka berdua (penyihirnya)
berhasil menggunakan sihir teleportasi terlebih dahulu yang sebelumnya sudah mereka siapkan.
Tapi, karena sebagian besar kekuatan mereka tertahan. Mereka berdua pun tidak bisa pergi terlalu jauh dari tempat itu.
"Fufufu." tawa licik orang itu lagi-lagi terdengar. Rupanya orang yang memakai jubah sudah memperkirakan hal ini akan terjadi.
"Sudah kuduga Kalian pasti berhasil melewatinya," tambah orang itu lagi.
"Hey! Siapa kau ini?! Apa tujuanmu dengan membunuh kami," teriak sang penyihir perempuannya, dia terlihat kesal. Walau begitu dia juga sedang memikirkan sebuah rencana B.
"Kau Pasti tahu tujuanku, kan?" jawab orang itu, lalu kemudian melihat ke arah tongkat sihir milik sang penyihir laki-laki.
"Hah!! Jangan-jangan ... Cih!" Sang penyihir laki-laki langsung terlihat marah. Dia benar-benar marah karena acara pernikahannya gagal. Dan itu lagi-lagi karena alasan yang sama!
"Ya! Kau benar, yang ku inginkan adalah 'Batu Pengetahuan' itu, batu yang menyimpan Segala pengetahuan yang ada di dunia ini," balas orang itu lagi. Sambil mengangkat kedua tangannya dan memikirkan niat-niat jahatnya.
"Kau pikir kami akan memberikannya? Hah! Jangan harap!" bantah Penyihir perempuannya. Lalu menyiapkan mantra menyerang.
"Lagipula, Kau pikir bisa menandingi kami berdua seorang diri hah!? Walaupun sihir kami sebagian besar tersegel saat ini, kau tetap tidak bisa melakukan apapun," tambah penyihir laki-laki. Ikut menyiapkan mantra menyerang.
Lalu, orang itu tersenyum licik.
"Siapa bilang aku sendiri?" tambahnya, lalu tiba-tiba saja keluar banyak orang yang mengepung Mereka berdua. Entah berasal dari mana, dan bahkan jumlahnya lebih dari sepuluh.
Lalu, seseorang dari belakang mereka mulai menyerang.
"Fire Flame," ucap org itu, saat itu juga tercipta beberapa bola api yang terbang ke arah mereka berdua.
Dengan cekatan sang penyihir laki-laki Itu bergerak ke belakang sang penyihir perempuan dan merapal sebuah sihir pelindung.
"On Guard!" ucapnya singkat, bola api itu pun menabrak pelindung yang dibuatnya. Dan secara cepat menghilang.
"Cih, kita tidak bisa mengatasi mereka dengan kekuatan setengah tersegel. Ayo lari!" Sang penyihir laki-lakinya karena khawatir langsung menggenggam tangan sang Penyihir perempuan dengan erat, kemudian menghilang dan berlari pergi.
"O-oke!" balas sang penyihir perempuan mencoba mengikuti langkahnya.
Lalu mereka berdua mengucapkan 'Steph'. seketika langkah mereka menjadi sangat cepat.
"Jangan biarkan mereka berdua kabur, kejar!!" ucap orang yang memimpin kelompok penyerang mereka berdua.
"Hey! Kita tidak bisa terus seperti ini. Akhirnya kita akan tertangkap juga nanti." Sang penyihir laki-laki menggigit bibirnya karena terlalu cemas dan memikirkan apa yang harus di lakukan.
Melihat lelakinya sangat cemas, sang penyihir perempuan menunduk sedih. Kemudian dia akhirnya teringat sesuatu
"Hey, bagaimana kita mencari sebuah persembunyian."
"Aku tau, saat ini aku juga sedang mencarinya," balasnya, lalu sang penyihir laki-lakinya melihat ke sana kemari. Tidak menemukan apapun, lalu dia merapalkan sihir 'Search' untuk mencari tahu apa yang ada di sekitar mereka. Kemudian sang penyihir laki-lakinya mendeteksi sebuah Goa beberapa ratus meter di depan mereka.
"Oh! Aku menemukanya. Ayo!" Sang penyihir laki-laki nya langsung menggenggam erat tangan sang penyihir perempuan, lalu membawanya masuk kedalam goa.
"O-oke." Memikirkan betapa sang penyihir Laki-laki mengkhawatirkanya, sang penyihir perempuan merasa bahagia.
Setelah beberapa puluh meter jarak mereka. Akhirnya mereka menghapus jejak mereka berdua, dan berteleportasi ke dalam Goa.
**
Di dalam Goa
"Fiuh, sementara kita aman. Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Sang penyihir laki-laki berbolak-balik kesana kemari, merasa sangat cemas.
"Aku, sebenarnya juga tidak tau. Nyawa seluruh dunia sedang ada di tangan kita. Karena batu pengetahuan bisa saja digunakan untuk membangkitkan raja iblis kedua atau membuat sebuah monster yang tak terkalahkan. Karena itu, aku juga hampir tidak bisa berfikir." Sang penyihir perempuan duduk di atas batu, sambil menunduk sedih.
"Argh! Sekarang kita harus bagaimana? Apakah kita harus tetap berada di sini hingga mereka pergi? Kurasa itu mustahil," balas Penyihir laki-laki.
"Percuma, menunggu disini hanya akan membuat kita ditemukan." Sang penyihir perempuannya masih menunduk sedih.
"Lalu? Apa yang harus kita lakukan? Keluar dan mencari tempat aman sana saja dengan bunuh diri. Sialan! Kenapa aku tidak berfikir, argh!" Sang penyihir laki-laki mengacak-ngacak rambutnya merasa sangat kesal dan tidak berguna.
Sang penyihir perempuanpun mengangkat kepalanya, sepertinya ia telah menetapkan keputusannya.
"Tidak, ada satu rencana terakhir!" balas penyihir perempuan itu. Dia membuat sang penyihir laki-laki tersenyum beberapa saat.
"Benarkah, apa rencananya?" Sang penyihir laki-laki langsung bersemangat untuk mendengar jawabannya.
"Menghancurkan Batu pengetahuanya," ucap penyihir perempuan itu sambil memasang wajah serius menatap sang penyihir laki-laki.
Seketika, sang penyihir laki-laki terdiam untuk beberapa detik. Suasana pun langsung hening. Karena terlalu kaget, sang penyihir laki-laki mencoba berfikir jernih. Kemudian jawaban sang penyihir laki-laki memecahkan keheningan tersebut.
"Haahhh." Ia mengehla nafas panjang.
"Tapi bukankah jika kita menghancurkanya ... Akan terjadi sebuah ledakan yang sangat kuat kan? Bagaimana kita bisa lari dengan sebagian besar kekuatan kita tersegel?" Sang penyihir laki-laki dengan tenang menatap sang penyihir perempuan. Dan menunggu jawabannya sambil memasang wajah serius.
Tapi, si penyihir perempuanya hanya membalas semua kata-katanya dengan senyuman yang sangat indah.
Seketika penyihir laki-laki yang tadinya serius, langsung tenang dan membalas senyumannya itu.
"Ada satu cara agar kita bisa bersama lagi kok." Sang penyihir perempuan tersenyum indah ke sang penyihir laki-laki.
"Eh? Bagaimana itu?" Sang penyihir laki-laki langsung menatap sang penyihir perempuan dengan berbinar-binar.
Sang penyihir perempuan pun menghela nafas.
"Jawabannya adalah, di kehidupan selanjutnya."
Mendengar Kata-kata itu. Si penyihir laki-laki termenung, dan kemudian tersenyum kecil.
"Heuh ... Aku tau maksudmu, tapi apakah kau yakin dengan ini?" Sang penyihir laki-laki menatapnya serius.
"Terima kasih, telah memahami apa yang ku maksud, tapi aku sangat serius kok." Sang penyihir perempuan sekali lagi memaasang senyumnya yang indah.
Sang penyihir laki-laki menghela nafas panjang.
"Baiklah, jika itu keputusanmu."
"Baguslah, lalu." Sang penyihir perempuan mengangkat tanganya kedepan dan memunculkan jempolnya, lalu ia melukai jempolnya hingga berdarah menggunakan sihir angin.
"Kita harus mengikatkan takdir kita dulu, agar aku bisa bersamamu nanti, kan?" tambahnya.
Lalu,sang penyihir laki-laki nya tersenyum.
"Baiklah," balas sang penyihir laki-laki sambil Melukai jempolnya juga hingga berdarah.
Lalu mereka berdua menyatukan jempol mereka yang berdarah Dan dengan serentak mengucapkan kata-kata yang sukar di mengerti oleh manusia.
**
Tiba-tiba keluar cahaya yang sangat terang dari jempol yang mereka satukan. Setelah beberapa detik. Baru cahaya itu menghilang.
"Baiklah, dengan begini kita akan terikat takdir di kehidupan berikutnya." Penyihir perempuanya menghela nafas panjang, kemudian tersenyum.
"Yah ... Semoga saja Kehidupan kita berikutnya Akan Menjadi kehidupan Yang bahagia, ya?" Sang penyihir laki-laki membalas senyumannya. Sang penyihir laki-laki lalu menghancurkan tongkat sihirnya. Dan mengambil sebuah batu bangun ruang yang memiliki alas segi lima, namun mengkrucut ke atas dan bertemu di satu titik, batu tersebut memiliki warna keabu-abuan yang bersinar. Kemudian ia menyerahkanya ke sang penyihir perempuan.
"Ini," ucapnya sambil memberikan batu tersebut.
"Bukankah hanya kau yang mengetahui mantra untuk menghancurkan batu itu, karena kau adalah pemiliknya," tambahnya.
"Oke." Sang penyihir perempuan nya pun mengambil batu tersebut.
"Tapi, kau harus membantuku. Kau harus mengawasi keadaanya sementara aku Mengucapkan mantra untuk menghancurkan batunya," balas penyihir perempuan itu. Karena mengucapkan mantra ini adalah hal yang sangat panjang dan sulit
"Oke?" balas penyihir laki-laki sambil mengangkat kedua bahunya, kemudian berbalik
[Lima belas menit kemudian]
"Aku selesai. Dengan begini, 5 menit lagi batunya akan meledak. Mungkin ini saatnya mengucapkan perpisahan." Sang penyihir perempuan menunduk sambil menempelkan kedua telunjuknya di bawah.
"Heuh." Sang penyihir laki menghela nafas.
"Ke sini kan kepalamu sebentar." Sang penyihir laki-laki itu kemudian menarik kepala si penyihir Perempuan. Dan menaruh kepalanya di dadanya.
"Hah? Untuk apa?" tanyanya sambil kaget dan agak malu.
"Sudah, lakukan saja." Kemudian sang penyihir laki-laki menekan lukanya tadi di jempol. Dan menjatuhkan setetes darahnya di atas kepala sang perempuan.
"Kau tutup mata saja, jangan memaksakan diri." Perlahan sebelum merapal mantra. Sang penyihir laki-laki mengelus-elus halus kepala sang perempuan. Lalu ia mulai menggambar sebuah lingkaran sihir di atas kepala sang penyihir perempuan. Untuk menggambar Rune sihir itu membutuhkan waktu 3-4 menit, setelah selesai. Rune sihir itu menyatu dengan darah milik sang penyihir laki-laki.
"Nah. Sekarang selesai." Sang penyihir laki-laki itu mengangkat kepalanya lalu menatap mata sang penyihir perempuan sambil memegang kedua pipinya.
"Hah Ini Untuk apa?" tanya Penyihir perempuan kelihatan bingung. Dan kedua pipinya sedang di pegang oleh sang penyihir laki-laki.
"Itu untuk menyegel Ingatan saat ini, agar kita di kehidupan selanjutnya saling kenal." Kemudian sang penyihir laki-laki tersenyum lembut. Dan menarik kepalanya mendekat, lalu mencium sang penyihir perempuan
"A-apa yang kau lakukan," tanya Penyihir perempuan itu dengan muka merah karena malu. Dan menjadi salah tingkah
"Hahaha. Itu karena, aku mencintaimu." Setelah mendengar kalimat itu, muka sang penyihir perempuan semakin memerah.
"Hahaha. Kau cukup imut ketika malu tau. Oke, sekarang kau harus melakukan hal yang sama padaku." Sang penyihir Laki-laki itu pun bersiap-siap
"A-aku tau. A-aku juga mencintaimu kok." Mendengar kalimat itu. Sang penyihir laki-laki merasa sangat bahagia.
"Haha itu sudah pasti-" sebelum sang penyihir laki-laki menyelesaikan perkataanya. Dia langsung di cium balik oleh sang penyihir perempuan. Seketika muka sang penyihir laki-laki ikutan memerah.
"E-ehh?!" Sang penyihir laki-laki kaget, kemudian mundur kebelakang sambil merasa malu.
"Se-sekarang kita impas." Sang penyihir perempuan memalingkan muka. Karena ikutan malu. Mereka diam-diaman selama beberapa saat.
"Si-sini. Kemarikan kepalamu."
"A-ah, iya."
Mereka berdua tersenyum. Kemudian di saat sang penyihir perempuan sedang fokus membuat lingkaran sihirnya, Tiba-tiba!!
Zabs!!
Sebuah anak panah menembus dada sang penyihir perempuan.
"H-Hey." Sang Penyihir Laki-laki itu merasa sangat kaget, Hingga ia tidak bisa berkata apapun.
Lalu beberapa detik kemudian. Tubuh sang penyihir perempuan mulai lemas, dan akhirnya jatuh ketanah.
"S-SIAPA YANG MELAKUKAN INI!!" Sang penyihir Laki-laki itu langsung berteriak dan merasa sangat marah. Seketika suasana gua berubah menjadi sangat mencekam. Hawa gelap terasa dimana-mana.
Namun, tiba-tiba saja batu pengetahuan mengambang di udara dan mulai bercahaya. Melihat itu, sang penyihir laki-laki langsung menenangkan diri.
"H-Hey," panggil si penyihir perempuan itu. Terbata-bata sambil kesakitan.
Mendengar suara si penyihir perempuan.
Sang penyihir laki-laki langsung menunduk, kemudian memegang tanganya dan meletakan tanganya di pipinya.
"Hey... Ja-jangan khawatir. Kita pasti akan Bertemu di kehidupan Selanjutnya kok," ucap si penyihir perempuan semakin terbata-bata, kesakitan. Tapi walau begitu, ia tersenyum masih bisa tersenyum.
"Tapi, aku tidak pernah Menginginkan Hal seperti ini, ini menyakitimu tau." Si penyihir Laki-laki mulai menangis
"Te-tenang saja, Oke?" Sang penyihir perempuan dengan sangat lemah mengangkat tangan kananya ke atas dan merapalkan sebuah mantra.
"Walau hanya sedikit setidaknya kau bisa mengingat hari ini di kehidupan selanjutnya." Itu adalah harapan sang penyihir perempuan.
Sang penyihir laki-laki langsung menderaskan air matanya sambil merasa sangat marah.
Tiba-tiba batu pengetahuan yang berada di samping mereka berdua, lama kelamaan semakin terang dan terang.
Dan Akhirnya.
"Tiidakk!!" Teriak Sang Penyihir Laki-laki merasa sangat marah!
Booommm!!
[Di tempat yang lain dan di zaman yang lain]
"Tiidakk," teriak seorang laki-laki yang berada di kamarnya. Dia seketika terbangun dengan sangat kaget. Lalu langsung duduk di kasurnya.
"Argh! Mimpi Ini lagi, berapa kali sih aku harus bermimpi seperti ini dalam hidupku. Heuh." Laki-laki itu lalu menghela nafas, ia mengingat apa yang terjadi hampir setiap malam. Sambil merasa kesal, ia melirik jam di kamarnya.
"HAH?! GAWAT!! Aku lupa kalau hari ini sekolah! Gawat, gawat, gawat. Aku pasti akan telat," ucap Laki-laki itu langsung bangun dari kasurnya
Ia langsung mandi, memakai seragam, dan mengambil tas. Lalu berlari ke ruang tengah, dan mengambil sebuah roti yang akhirnya ia berlari kesekolah.
-Bersambung-
~Higashi