Terlahir kembalinya dua orang penyihir
>TK2OP
Chapter 3 Dan 4 : Permulaan Dan Pertemuan
"Gawat, aku harus lari nih." Ia mulai berlari sambil menggigit rotinya tadi.
Akhirnya ia melihat gerbang sekolahnya. Tapi, gerbangnya saat itu sudah hampir tertutup sepenuhnya.
"MANG!! MANG!! JANGAN DI TUTUP DULU!" teriaknya sambil melambaikan tangan ke atas.
"Hadeuh, Lagi lagi kamu. Cepat, kali ini mamang biarin deh," balas Mang Asep.
"Hehehe, thanks mang," balasnya sambil berlari ke arah dalam sekolah dan melewati gerbangnya.
"Gawat, gawat banget nih, harus mempercepat gerakan," ucapnya sambil mempercepat larinya.
**
Akhirnya Ia sampai di depan kelasnya.
Bang!!!
Terdengar suara dia membanting pintu kelas dengan kuat. Beruntung ia tidak melihat guru yang harusnya sudah mengajar. Namun, karena itu seluruh kelas langsung melihatnya.
Satu kelas menatapnya aneh. Setelah beberapa detik. Barulah seluruh kelas melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Lalu dia mulai berjalan ke arah tempat duduknya.
"Hadeuh, Kine? Telat Lagi?" tanya seseorang dari deretan barisan paling belakang, meledek.
"Haha, Iya nih On ... Kesiangan lagi," balas Kine sambil mulai duduk di kursinya.
>>>
Oh ya, perkenalkan, Karakter utama kita namanya adalah kine, yah ia selalu di panggil begitu, dan orang yang berbicara tadi ke Kine adalah Dion, salah satu sahabat Kine.
<<<
Kine duduk di kursinya yang berada di paling ujung, lebih tepatnya di sudut ruangan. Lalu, Orang yang duduk di sampingnya adalah Dion.
"Hey, Beruntung aja lu guru rapat hari ini, masih ada waktu buat ke kelas, kalo ga uda kena hukum mah lu." Dion menyender ke kursinya lalu menatap Kine.
"Ah, bener banget lu, lcuky gua ini mah." Kine mulai tertawa menyombongkan diri.
"Btw, Mimpi apa lagi kali ini bisa telat?" tanya Dion, sambil meledek
"Heuh, masih minpi yang sama," balas Kine menghela nafas, lalu menyangga dagunya dan menatap keluar jendela.
"Hahahaha." Dion tertawa.
Tepat setelah selesai Dion tertawa, bapak guru yang mengajar kami pun masuk ke kelas.
"Oke anak-anak. Bapak akan mulai pelajaranya sekarang, ga boleh ada yang main-main lagi oke?" tanya pak gurunya sambil menaruh bukunya di atas meja.
"Siap pak," balas murid-muridnya.
**
Kriiinngg!
Bel istirahat pun berbunyi.
Sambil merapikan buku yang ada di mejanya, Kine berfikir untuk pergi ke kantin. Karena itu ia langsung bangun dari tempat duduknya dan mulai berjalan ke arah luar kelas. Tapi sebelum ia keluar, Seseorang menghentikanya.
"Hey, tunggu, mau kentin kan?" ucap orang itu menghentikan Kine.
"iya nih, ikut?" tanya Kine sambil menggerakkan kepalanya yang berarti ajakan.
"Hmmm, yuk lah," balas orang itu sambil berdiri dan berjalan mendekati Kine.
Tiba-tiba seseorang muncul di tengah-tengah mereka berdua.
"Hey tunggu, kekantin Kan, aku ikut." Dion datang dan menghampiri mereka berdua.
"Yuklah, makin rame makin enak." Kine menjawab sambil mengalihkan pandangannya ke orang tadi.
"Btw Van, mana utang lu yang kemarin," ucap Kine, Menagih.
"Mmmm, nanti-nanti abis dari kantin oke, sekarang uangnya ga pas," balas evan, beralasan sambil memalingkan mukanya.
"Hilih, ga lu bayar awas lu." Kine menunjukan jari tanganya ke arah Evan.
"Haha, pastinya," balas Evan.
Seseorang memotong pembicaraan.
"Ah, Udahlah, yuk langsung berangkat," ucap Dion memotong pembicaraan mereka berdua.
"Yuk," balas Kine Dan Evan serentak.
Merekapun pergi ke kantin, dan membeli pesanan masing-masing. Hingga akhirnya setelah semuanya mendapatkan makanan masing-masing, mereka memutuskan ingin duduk dimana.
"Hmmm, Bagaimana kalo Di depan labor IPA, di situ sepi tuh," saran Dion sambil menunjuk ke arah Lab IPA.
"Ah, jangan di situ lah. Di situ kalo ada guru lewat, bisa-bisa kita. Menurut lu Kine?" Evan membantah ucapan Dion lalu meminta pendapat Kine.
"Hmmmm, Aku sih milih di atap aja sih," jawab kine.
"Ya uda, aku ikut," respon Evan. Lalu ia memimpin jalan, kine pun mengikutinya dari belakang.
"Ah, tunggu aku ikut." Dion juga mengikuti mereka.
Mereka bertiga pun sampai di atap, dan mulai memakan makanan mereka masing-masing.
**
Setelah semuanya selesai. Mereka sedikit mengobrol dan agak bercanda.
"Btw. Bisakah Kalian Menceritakan Siapa cinta pertama kalian? Aku penasaran nih," tanya Dion, dengan nada meledek dan penasaran bercampur.
"Hmmm, kalo aku sih sama tetanggaku sendiri, dulu kami terlalu sering bermain bersama, dan kemudian timbulah rasa itu. Tapi hati ku hancur, Ketika mengetahui bahwa ia telah memiliki pacar. Dan sekarang aku telah melupakannya," jawab Evan sambil tersenyum dan memandang langit.
Kine dan Dion pun memasang wajah kasian.
Lalu.
"Asem, ngenes. Lu sih ga nembak duluan." Kine meledek.
"Ah, udahlah ga udah di bahas."
"Ah, lalu kau, kau siapa Kine?" Dion kini bertanya kepada Kine.
"Ah, aku malu Untuk Menceritakanya." Kine mengelak.
Lalu Dion Dan Dino membalas
"Oh, Ayolah ...."
"Oke, oke ... Cinta pertamaku adalah dengan seseorang yang pasti kalian kenal. Dia adalah Kanna ... Bintang Yang Selalu muncul di Tv, Tv. Entah kenapa saat aku Pertama Kali melihatnya. Aku, aku telah terpana olehnya ... Sampai sekarang pun aku masih menyukainya." Kine menunduk dan memikirkanya sambil agak putus asa.
Evan dan Dion Tertawa.
"Bahahahahahha.... Ada-ada aja lu nih. suka ama bintang. Ga mungkin, ga mungkin bisa bersama." Dion memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.
"Hahahahaha, iya nih... Ga mungkin, ga mungkin. Lagian banyak oang juga menyukainya. Ga cuman elu doank. Tapi baru kali ini aku denger kalau ada orang yang cinta pertamanya ama artis. Hahahah!" Evan menambah ledekan Dion.
"Cih, kan sudah ku bilang, memalukan pasti," jawab Kine dengan memandang ke arah lain karena Malu. Namun, setelah itu Kine langsung memasang wajah datar.
"Tapi ntah kenapa, aku merasa. Antara aku dan dia seperti terhubung dengan sebuah takdir." Kine merasa bingung dengan perasaannya.
"Hahahaha... Iyain aja dah broo, iyain aja." Tawa Evan dan Dion serentak.
"Cih." Kine agak merasa kesal.
Di saat mereka sedang bersenang dengan itu.
Tidak sadar bahwa jam istirahat sudah habis.
Dan bell masuk pun berbunyi.
**
Sepulang Sekolah.
Kine pun sudah berada di halaman sekolah sedang berjalan menuju keluar sekolah....
Tiba-tiba seseorang menepuk punggung Kine.
Plakk....
"Woi broo, duluan ya ... Jangan lupa tugasnya." Dion langsung berlari melewati Kine.
"Aku juga nih, btw. Jangan di pikirin hal yang tadi, tadi kami cuman bercanda," tambah Evan sambil berlari melewati Kine mengikuti Dion.
"Haha, oke-oke, tenang aja," balas Kine santai.
Lalu Dion dan Evan pun meninggalkan Kine ...
**
"Heuh, Perjalan yang membosankan," ucap Kine di dalam hati.
Lalu Kine pun memikirkan sesuatu.
"Tapi, apakah hanya perasaanku saja jika Kami ini memiliki hubungan takdir, heuh." Kine menghela nafas.
"Kurasa iya, hanya perasaanku saja. Tidak mungkinkan seorang bintang sepertinya punya hubungan denganku yang bahkan populer di kelas aja tidak," ucap Kine berfikir di dalam hati.
**
Sesampainya Di rumah
Kine melempar tasnya ke bawah dan langsung menjatuhkan badanya ke kasur. Lagi-lagi ia berfikir hal yang sama.
Lalu ia bangun dan Mengerjakan tugas yang di berikan oleh pak guru tadi. Tapi entah sebab sihir apa. Sebelum ia menyelesaikan tugasnya, Ia sudah tertidur.
Di dalam Mimpinya
Kine terbangun di sebuah ruangan yang semuanya hanya gelap. Dan kosong kecuali dirinya sendiri.
"Hah? Dimana ini? Kenapa tempat ini gelap sekali? Kine kebingungan.
Tiba-tiba suara perempuan mulai terdengar menggema di sekitar situ.
"Selamat malam pangeranku, sudah lama Tidak bertemu. terakhir kali kita bertemu adalah di kehidupan sebelumnya, kan?" Suara perempuan itu berbicara seakan-akan mereka sudah akrab sejak lama.
"Hah, kehidupan sebelumnya? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti? Dan siapa kau ini? Dimana aku? Dan kenapa aku tidak bisa melihat mu." Kine langsung melontarkan semua pertanyaannya karena ia sangat kebingungan.
"Kau tidak memahaminya karena kau hanya memiliki beberapa serpihan ingatanmu dulu, karena itu kau bingung dan tidak bisa memahami semuanya. Ini bukan salahmu, Tapi salah orang-orang itu," ucap suara perempuan itu, menenangkan Kine.
"Apa? Aku semakin tidak mengerti? Maksudmu apa?" Kine hanya semakin bingung.
"Apakah kau masih ingat tentang hal-hal yang selalu kau mimpikan?" tanya suara perempuan itu dengan lembut.
"Ya, memang apa hubunganya? dan bagaimana kau bisa tau!?" Tapi Kine kaget dan semakin bingung.
"Itu bukanlah mimpi, Tapi serpihan Ingatanmu," ucap suara perempuan yg terdengar semakin halus.
"Apa? Apa maksudnya semua ini? Dan kenapa aku hanya mendengar suaramu? Sebenarnya kau di mana? Siapa kau ini? Dan di mana ini?" Lagi-lagi Kine menanyakan pertanyaan tadi.
"Ini karena sihirmu belum bangkit sedikitpun, karena ini adalah 'Telepati' kau tidak bisa melihatku, karena sihirmu baru saja kubangkitkan dengan paksa, kau harus memperkuat sihirmu nanti dan pikiranmu. Dan ruangan gelap ini adalah ruangan yg ada di dalam fikiranmu sendiri. Yah, sudah ku bilang bukan? Kau baru saja bangkit, jika kau melatihnya mungkin saja ruangan gelap yg tidak berguna ini bisa menjadi taman bunga yang indah." Jawab suara perempuan itu menjelaskan satu persatu pertanyaannya.
"Hah, apa? Telepati? Apa itu? Sihir? Fikiran? Maksudmu apa? Bisakah kau menjelaskanya dengan sedikit lebih simple?" Tapi Kine malah merasa semakin bingung, sangat, bingung.
"Tenang saja, sebentar lagi kita akan bertemu, dan aku akan menjelaskan semuanya," ucap perempuan Itu.
"Hah, apa? Bertemu?" Kine pun kaget.
"Ya, Ups, ini saatnya mengakhirinya. Oke, selamat tinggal, sampai jumpa di sekolah. Ouh ya, Jangan lupa, ini bukan mimpi, tapi 'Telepati' Okey. Oke udah itu aja, selamat tinggal," ucap perempuan Itu,
lalu suaranya menghilang.
"Hey, hey tunggu, aku masih blm mengerti." Kine pun ditinggal sendirian dengan masih merasa bingung.
Lalu Kine terbangun dari tidurnya...
"Hah, Lagi-lagi mimpi aneh, dan kali ini sangat Aneh." Kine menghela nafas, lalu melihat ke arah jamnya.
"Eh tumben aku gak kesiangan. Ah sudahlah." Kine pun bangun dari kasurnya dan segera berangkat ke sekolah.
Sesampainya ia di sekolah, ia hanya duduk di bangkunya dan menatap keluar jendela, sambil memikirkan dengan keras. Apa maksud mimpinya tadi malam. Di saat Ia sedang Memikirkanya. Dion menyapanya.
"Hey Kine ... Ngapain lu? Galau ya?" Ucap Dion agak bercanda.
"Ga ah, btw ... Jangan Ganggu dulu bentar ya, lagi mikirin hal serius nih." Lalu Kine kembali menatap keluar jendala.
Mendengar hal itu Dion kaget.
"Ouh, oke," balas Dion lalu menjauh dari situ.
Lalu Evan menghampiri Dion.
"Ada apa dengan Kine? Kenapa ia terlihat seperti beruang yg ga ketemu pasangannya. Lemes, lesu terus diem-diem aja." Evan bertanya sambil memperhatikan Kine.
"Lagi mikirin sesuatu yang serius katanya," jawab Dion, singkat.
"Oh." Evan pun kembali ke kursinya.
Lalu guru pun datang.
"Anak-anak, mohon diam semuanya.
Hari ini, Kita kedatangan murid baru," ucap guru itu secara tiba-tiba lalu mempersilahkan orang itu masuk.
Saat murid itu masuk, seluruh kelas langsung berteriak karena kaget yang di sertai bahagia.
Dan Kine pun termasuk juga. Orang Itu, murid baru itu adalah orang yang selalu di kagumi Kine, dan cinta pertamanya.
"Salam Kenal semuanya. Kenalkan, Namaku Kanna, kalian bisa memanggilku sesuka kalian. Semoga kita bisa akrab ya." Kanna memperkenalkan dirinya dengan anggun sambil tersenyum.
"Eh? Eeehh??" Kine sangat terkejut di sertai Bingung.
-Bersambung-
~Higashi