Siluet ramping terlihat di antara pepohonan dalam hutan bergerak dengan cepat seolah dikejar oleh sesuatu.
Puluhan baut sihir melesat dari bayangan menuju sosok ramping itu.
Dengan gesit menghindar, sosok itu berputar di udara sambil mengayunkan lengan yang mengeluarkan benang perak di sekitar pohon.
* Argh *
Salah satu bayangan ceroboh tiba tiba jatuh berkedut setelah terkena benang perak itu. Asap hitam terlihat dari luka yang sudah mulai membusuk di tempat benang itu mengenai.
Tidak ada yang menoleh, semua pengejar fokus pada sosok wanita yang menjadi target mereka. Kematian hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri karena lemah.
Kejar mengejar terus terjadi sampai sosok ramping itu mencapai tepi jurang.
Butiran keringat menghiasi dahi wanita yang nafasnya kasar jelas kehabisan energi.
Luka berdarah dibahu kiri memperlihatkan aura yang terus bocor meninggalkan tubuhnya.
Berbalik perlahan,
Sosok wanita bermata perak, rambut perak lurus seperti air terjun mencapai pinggang, dengan tubuh melengkung menonjolkan bagian bagian nya yang sempurna.
Sosok mempesona yang bisa digambarkan bagai seorang Dewi.
Namun,
Tidak ada satupun emosi yang terlihat di wajah indah Dewi ini. Hanya tatapan tenang dan dinginnya yang tersisa untuk menatap para bayangan.
Keheningan terjadi, tidak ada yang berani melakukan langkah pertama menyerang.
Waspada terlihat dari sorot mata para bayangan yang memakai topeng jelas tidak meremehkan wanita di depan mereka yang dikenal sebagai < Silver Maiden> di Benua ini.
Jika bukan karena informasi bahwa kultivasinya telah tersegel sebagian besar karena beberapa plot jahat. Mereka tidak akan pernah punya nyali mengusiknya, bahkan tidak ada dipikiran.
Melihat situasi menjadi buntu, wanita itu hanya menghela nafas dan memandang langit seolah hilang dalam pikiran.
Kembali tersadar, mata yang awalnya tenang sedikit menyipit.
*boom*...
Ledakan energi yang tiba-tiba mengejutkan para bayangan.
Dalam sekejap lebih dari selusin bayangan jatuh dengan jarum perak tertancap dikepala masing-masing. Tidak menunggu lagi, para bayangan mulai melantunkan sihir dan menghunuskan pedang mereka.
Sosok perak berkelebat, Desing pedang bersiul menunjukkan wanita yang sudah mencapai barisan belakang bayangan dengan pedang perak terhunus. Garis garis merah dapat terlihat pada robekan di leher para penyihir.
Pertempuran berdarah akhirnya pecah, bunga darah terciprat disetiap tebasan kilat pedang perak.
_________
* Clank *
Pedang terjatuh dari tangan bayangan yang memiliki pedang perak menembus dadanya dari belakang.
Wanita itu berdiri ditengah-tengah genangan darah hanya menatap langit yang kemerahan saat senja terlihat sangat kesepian.
Gaun yang awalnya putih bersih kini telah bermandikan darah. Dengan tangan bertumpu pada pedang yang tertancap di tanah, sosoknya menciptakan seolah Dewi Pembantaian telah turun.
Aura kuat datang dari dalam hutan membuat alis wanita itu berkerut. Mencengkram gagang pedang dengan erat hanya untuk merasakan sakit datang menyerangnya. Ia batuk darah, sudah jelas bahwa organ internalnya telah hancur oleh efek penggunaan 'ledakan energi' terakhir itu
Rasa kebas mulai merayap dari bahu kirinya, guratan hitam mulai terlihat menyebar dari luka awalnya itu.
Kurasa aku sudah mencapai batas, pikirnya.
Menyimpan pedang, ia menyeret kakinya ke tepi jurang. ia melirik gelang dengan Batu Putih murni di lengan kanannya dan tersenyum lembut.
Aku akan segera bertemu denganmu, Ibu.
Dengan itu ia mulai menutup mata.. sosoknya mulai jatuh ke celah bumi yang menganga dan menghilang.
_____________
_____________
Dalam kegelapan yang menyelimuti jurang,
Gelang di tangan wanita itu mulai bersinar,
Simbol simbol rumit mengelilingi wanita itu,
Dengan *Slash sosok wanita yang tidak sadar itu ditelan cahaya menghilang entah kemana.