Chapter 9 - Pertemuan (2)

Elena : " Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? "

Oz berhenti dan menatap Elena yang sedang bingung.

(Eh, dia tidak sedang terlihat seperti berpura-pura.)

Apakah dia tidak tau apa arti sebenarnya dari 'Ular' yang dimaksudnya itu?

Bukankah dia terlalu polos? dan kenapa dia begitu imut ketika sedang bingung!

Oz : " Kuhum.. Ti- tidak ada, mari kita abaikan saja tentang 'Ular' itu... "

Elena : " ... " (・.・)?

Oz : " Hanya ingin tahu.. apakah kau terjebak di sini atau apa? "

Elena : " Tidak. Aku hanya tidak bisa keluar, itu saja. "

Oz : " Bukankah itu sama saja? "

Elena : " Itu tidak. " (・.・)!

Oz : " Itu sama! "

Elena : " Tidak. " (・.・)!

Oz : " Lalu apa bedanya !? " bibir oz berkedut.

Elena : " Kenapa aku harus memberitahumu? " (・.・)

Oz : " Buktikan kalau itu tidak sama! "

Elena : " Kata kataku adalah bukti. "

Oz : " Itu sangat tidak masuk akal! "

Elena : " Memang. apa kau punya masalah? " dengan mata menyipit.

Oz : " Uh ... kau menggertakku nona. " (・・;)

Elena : " Aku tidak melakukan apa apa padamu." (・.・)

Kenapa dia selalu merasa lebih rendah ketika berdebat dengan Elena? apakah dia entah bagaimana adalah musuh bebuyutannya?

Oz : " Bahkan tidak mau mengalah dengan seorang anak kecil, huh " gumam pelan Oz.

Elena : " Kenapa aku harus mengalah? "

Oz : " Eh ... kau bisa mendengarku? "

Elena : " Aku tidak tuli. "

Oz : " U-uh ... bukan itu, maksudku- "

Elena : " Aku tidak peduli dengan penjelasanmu. " (・.・)

Oz : (; ´д`)

Oz sekarang memiliki keinginan untuk melolong ke langit sekali lagi, kenapa Dewi ini begitu tidak masuk akal...

Oz : " Oke aku menyerah..! Bagaimana caraku keluar dari sini ? "

Elena : " Oh, apakah kau jengkel padaku? " (・.・)

Elena disini tidak tau mengapa ketika ia melihat bocah kecil ini kebingungan. Ia merasa sangat nyaman di dalam.

Oz : " Ayolah Elena... jangan menggertak seorang anak kecil sepertiku, oke..." Oz memelas.

Elena : " Itu sangat mudah. "

Dengan itu ia berdiri dan menghampiri Oz yang bingung.

...

Melihat Elena yang perlahan menghampirinya, Oz menelan ludah saat sosok mempesonanya semakin dekat.

Elena berhenti beberapa langkah darinya, namun aroma harumnya yang khas menggelitik hidung Oz.

Elena : " Berbalik. "

Oz yang masih terpesona hanya menurutinya dan berbalik.

Elena : " Membungkuk dan kencangkan pantatmu. "

Oz masih menuruti dengan tidak sadar.

" Eh pose ini tidak mung- "

Sebelum selesai berbicara, ia sudah merasakan seseorang menendangnya terbang keluar dari Istana.

" Argh!! Awas saja kau Elena... ! "

Teriakan Oz bergema ketika ia diterbangkan.

...

" Hmph. "

Elena hanya mendengus dan berbalik menuju singgasananya lagi.

Senyum kecil terbentuk di wajahnya yang awalnya tanpa emosi tanpa dia sendiri sadari.

...

" Ahh... "

Oz terbangun dari tidurnya sambil berteriak.

" Haah... haah... Sialan apakah aku bermimpi? "

" Untuk di tendang oleh kecantikan sampai meledak tinggi di langit benar-benar mimpi yang kurang menyenangkan. "

" Jika itu bukan mimpi, aku akan membalasnya. Aku akan menampar pantatnya yang besar itu sampai bengkak !! "

... : " Itu bukan mimpi, dan aku bisa mendengarmu disini. " sebuah suara muncul dalam pikiran Oz.

Σ(゚Д゚;)

Oz menjadi kaku merasakan hawa dingin menimpanya tiba-tiba. ( Itu Nyata! )

Keringat dingin menetes di punggunya... apakah aku memprovokasi wanita ini begitu cepat? Sialan, mulutku yang bau...

" Uhm Elena... jadi itu nyata, aku hanya berpikir kalau itu mimpi, kau tau. " Oz mencari cara untuk keluar dari situasi ini.

" Jadi, kau ingin menampar pantatku dalam mimpimu itu? " Elena menjawab dengan sarkastik.

" Tidak.. jelas tidak. Siapa yang berani untuk berbuat seperti itu terhadap seorang Dewi sepertimu Elena!" Oz mulai mengelak.

" Itu kamu. dan aku juga bukan Dewi. " Elena membantah dengan tenang.

" Uh.. aku tidak. "

" Itu kamu. " (・.・)

" Tidak! "

" Benar. "(・.・)

" Ahh.. baiklah aku minta maaf oke... aku tidak bersungguh-sungguh " Oz dengan cepat mengalah.

" Aku juga tidak terlalu peduli " (・.・)

" Kamu tidak peduli? " Oz bertanya dengan sedikit antisipasi."

" Apakah kamu memiliki kemampuan? " balas Elena dengan suara yang dingin.

" Ti - tidak " Oz langsung menyusut tapi menambahkan dalam hatinya...

( Tidak sekarang, tapi suatu saat pasti akan, hehe )

" Aku akan bermeditasi untuk beberapa waktu sekarang, kau bebas untuk bermain dengan 'Ular' mu lagi tanpa dilihat olehku. " (・.・)

" Tidak ada lagi Ular!!! " teriak Oz.

...

...

Sudah hampir dua bulan semenjak Oz resmi menjadi seorang Kultivator.

Ia rajin bermeditasi dan berlatih seperti biasa untuk mempersolid fondasinya. Namun ia merasa tidak puas menatap layar di depannya,

____

< Status >

Nama. : Oz Vessalius

Title. : Flower Emperor (magang), Prajurit Maso

Bloodline. : ???

Teknik Kultivasi. : Ancient Dual Cultivation

Kelamin. : Laki laki

Tingkat Kultivasi. : Early Stage [ 93/100 %]

Elemen :

- ???

- Api ( Lv. 1 )

Innate skill :

- Break the Limit

- ??? Body

- All-seeing Vision

Flower Poin : 1000 Fp

Valkyrie's : -

Partner's : -

___

" Sepertinya memang membutuhkan pengalaman nyata untuk meningkatkan kekuatanku lebih cepat, huh."

Oz menghela nafas memikirkan cara, melihat ke arah gunung yang seolah menantang untuk ditaklukkan, ia tiba-tiba mendapat ide.

Semakin berbahaya suatu tempat, semakin banyak manfaatnya, tapi Oz sedikit ragu.

...

" Argh terserah! aku sudah sejauh ini, untuk apa aku begitu ragu ragu sekarang !? " Oz membentak dirinya sendiri.

Oz mulai membuat beberapa persiapan untuk perjalanannya. Namun dia tiba-tiba merengut.

( Lagi? )

Dalam beberapa hari terakhir Oz merasa bahwa ia sedang diawasi.

Ia tidak tau apa atau siapa dan dimana penguntit itu berada. namun, karena ia tidak pernah merasakan niat buruk yang datang, ia hanya membiarkannya.

...

Berdiri menatap gunung yang berbahaya, Oz menguatkan tekadnya dalam hati.

" Aku bukan tipe yang menunggu takdir datang menghampiri. Aku adalah orang yang mengukir jalan untuk takdirku sendiri."

" Bahaya? hmph, jadi apa. Aku hanya akan menjadi momok terburuk bagi bahaya, akan kuinjak segala sesuatu yang menghalangi jalanku tidak peduli apa."

" Bahaya akan kujadikan sebagai batu asahku..."

" Gunung sebagai pijakanku...dan "

" Langit akan menjadi saksiku... "

" Aku akan menjadi lebih kuat dan lebih perkasa daripada Gunung itu sendiri! "

Oz menatap dengan aura sombong seorang penguasa tanpa sadar.

*crack*

Dengan langkah besar, bocah dua belas tahunan itu menuju sarang bahaya.

Dua cetakan kaki yang dalam tertinggal di tempat dimana Oz berdiri sebelumnya.

...

*Pat*

Bayangan putih mendarat di sebelah dua cetakan kaki bocah itu.

Sedikit merasakan aura aneh yang tersisa di udara.

Mata merahnya menatap dengan penuh rasa ingin tau ke arah perginya bocah itu.

Ekornya melambai dengan gembira,

Dengan langkah keempat kakinya yang mungil, bayangan putih itu mengikuti sang bocah diam diam.

...

#timeskip