7 tahun berlalu
Padang rumput hijau terbentang luas terlihat, awan awan mengambang menghiasi langit biru yang luas. Pepohonan saling bergoyang menanggapi siulan angin dalam harmoni.
Seorang bocah lelaki 7 - 8 tahun terlihat berbaring malas di bawah salah satu pohon, meregangkan tubuhnya sambil menguap, ia melihat sekawanan domba yang ribut.
" Ada apa jhony kenapa kau bertarung dengan franky ? "
" Ohh heyy.. itu istri jhony ! Kenapa kau menungganginya charlie "
" Dan kau little freaky, bahkan jika kau menyedot 'itu' selamanya. Tidak akan ada susu manis yang keluar kau tahu.. lagi pula Bolk adalah pejantan "
Jika ada orang yang melihat ini, mereka pasti akan mengira bocah itu tidak waras.
Ya... Bocah itu sedang berkicau dengan sekawanan domba.
Dia hanya bosan, sangat bosan.
Menatap langit biru dengan mata hitamnya yang berkilau, bocah itu mengulurkan tangannya keatas seolah ingin menggapai para awan yang mengambang bebas di langit.
Suatu saat ! aku akan berpetualang bebas sepertimu, Awan !
Perlahan menutup mata, bocah itu hanya tidur lagi setelah terbangun.
____________
Melihat senja bocah itu langsung terjaga dari kantuk setelah tidurnya, terlihat gugup ia mulai menghitung domba dan hampir tertidur lagi.
Bergegas, ia mulai menggiring para domba.
Di jalan, bocah itu menyapa hampir semua orang di desa kecil itu.. jelas bocah ini sangat riang. Bahkan ia sempat bersiul melihat pantat seksi wanita yang lewat.
" Oh.. aku kira kau tidak akan kembali bocah kecil!? "
Sesampainya di pekarangan Kuil, bocah itu disambut dengan suara wanita tua yang jengkel, melihat sumber suara bocah itu berkeringat..
" Aku pulang Nenek Ma ! " tersenyum polos.
" Jadi? dewi mana lagi yang menjebakmu dalam tidur?
Mulut bocah itu berkedut,
Kurasa alasan itu tidak akan mempan lagi.
Hari hari berlalu seperti biasa,
Sampai suatu malam, hari yang mulai mengubah jalan hidupnya.
*Clank* *Brak* *Brak*...
Keributan membangunkan bocah itu, melihat kesamping dia menemukan anak anak lain juga terbangun. ( Ada apa ini ? )
*Brak*
Pintu dibuka dengan kasar, pria dengan pakaian hitam masuk dengan sedikit menyeringai.
" Selamat malam anak anak, maaf atas keributannya. Karena kalian sudah bangun bagaimana kalau ikut paman jalan jalan!?" dengan sedikit paksaan Pria itu mendorong anak-anak untuk bangkit dan berjalan.
Bocah itu merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi, sedikit kilauan terlihat dilengan baju pria itu.
Itu pisau ! mata bocah itu sedikit membelalak. Dia tahu dugaan buruknya memang sedang terjadi.
Mereka digiring ke Aula, bau amis dan beberapa bau aneh yang tidak sedap mulai memasuki hidung mereka, bocah itu menjadi kaku, anak lain mulai menangis melihat pemandangan di depan.
Beberapa tubuh dapat dilihat dengan jelas berada dalam genangan darah, wanita wanita terlihat kosong dengan baju yang terkoyak. Mereka jelas para pengurus Kuil ini.
" Boss.. barang segar sudah siap ! "
" Bagus, ini yang terakhir. Sudah waktunya membakar dan meninggalkan desa kecil ini!" Percakapan para pria hitam.
" B*jingan ! Mereka masih anak-anak ! Jangan libatkan mereka!" geraman serak wanita tua, itu Nenek Ma.
Bocah itu bergetar, Nenek Ma yang dilihatnya memiliki banyak luka berdarah diseluruh tubuh.
" Bukankah sudah jelas, mereka adalah barang segar yang berkualitas yang menghasilkan banyak koin." Senyum jahat pria hitam.
" B*jingan! Kalian sudah menjarah semua harta di desa ini! Dan masih melibatkan anak-anak tak bersalah.
Memang kalian adalah tipe sampah yang lebih rendah dari binatang!" Nenek Ma sudah tahu akhirnya, jadi dia melontarkan kata-kata kutukan, berharap mereka sedikit sadar dan melepaskan anak anak.
" Apa yang kau tahu? kalian orang-orang lemah harus tunduk terhadap kekuatan seperti kita, jadi hanya patuh dan terima saja nasib." terkekeh pria itu.
" Haha benar, kalian hanya anjing yang perkasa didepan orang biasa dan akan menggonggong di depan orang yang lebih kuat..! " cemooh nenek.
Pria itu tidak repot repot lagi, bersiap menebas nenek tua itu.
Tapi sesosok bayangan kecil meraih tangan dan menggigitnya.
" Argh.. bocah sialan! "
Bocah itu terlempar menghantam dinding oleh kibasan, saat dia akan bangkit lagi..
" Diam disana Oz !! Patuh dan diam saja disana !"
Raungan Nenek Ma menghentikan gerakan bocah itu. Oz !
Oz menatap Nenek Ma seolah bertanya kenapa.
" Mereka hanya anjing gila Oz! Kenapa repot repot, mereka pasti akan mati dihukum oleh langit suatu hari nanti !!" Nenek Ma hanya tidak ingin Bocah ini dalam bahaya hanya karena dia.
Dia senang bocah itu membelanya, tapi dengan dirinya saat ini.. itu tidak mungkin!
Pria itu langsung menebas leher Nenek Ma tanpa belas kasih.
Sebelum ditebas Oz samar samar mendengar bisikan Nenek Ma,
" Teruslah hidup bocah, jadilah lebih kuat! "
Oz merasakan sesuatu menghantam dadanya, itu menyakitkan seolah diiris dan dicabik-cabik.
Dia hanya bisa menyaksikan wanita tua itu ditebas,
Dan dia benar-benar tak berdaya,
Lagipula apa yang bisa dilakukan bocah 8 tahun?
Dia hanya bocah kecil yang sangat lemah!
Merasakan pusing menghantam, visinya mulai kabur dan menghitam.
----------------------------
Guncangan membangunkan Oz, dia hanya diam ditengah keributan disekitarnya.
Mata hitam gelapnya hanya menatap arah desa yang sudah berasap.
Mengepalkan tangan kecilnya, hanya bisikan terakhir Nenek Ma yang memenuhi pikirannya.