Oz akhirnya sampai di Perpustakaan tanpa halangan, ia menuju pojok ruangan dan mendorong tiga buku hitam dalam barisan paling bawah rak.
" Hmmph.. untunglah aku terlalu pintar dan memperhatikan gerak gerik si Rudick "
Rak bergetar dan bergeser sedikit memperlihatkan celah, tanpa ragu Oz melangkah masuk dan disambut dengan banyak buku yang bertumpuk dan berserakan.
Meraih beberapa buku,
" Apakah semua ini buku kultivasi? Uhmm...
Teknik tubuh badak?
Teknik Tinju Seribu Tangan..
Tendangan kaki tiga!?
Rawa Rontek?
Pelet semar mesem??
1001 cara mengintip gadis pujaanmu!..
..... "
Awalnya Oz sangat bersemangat, tapi setelah membaca beberapa judul ekspresinya mulai menjadi aneh.
( Yang terakhir boleh juga..hum hum )
*Boom*
*Boom*...
Getaran menyadarkan oz yang tak punya banyak waktu.
Mengobrak abrik sekitarnya, mencari sesuatu yang dikiranya istimewa. Dia juga berharap akan menemukan ' Hal ' yang diributkan banyak orang. setelah beberapa saat Oz jengkel tidak menemukan yang istimewa.
Lukisan Narsis Rudick memasuki visinya, Oz yang merasa jengkel tidak ragu untuk menampar tepat di kepalanya.
*Krak*
Lukisan itu rusak, tangan Oz yang menembus kepala lukisan Rudick merasa ada sesuatu di belakangnya.
Menyingkirkan Lukisan, ia menemukan Peti Mati kayu dan menariknya keluar.
" Hah? Ada simbol rune nya.. sial ! "
Jelas dengan menggunakan kekerasan, harta di dalam mungkin akan rusak karena rune akan meledak.
Oz bingung! Dia bukan Master Array yang ahli tentang Rune ataupun seorang Kultivator yang bisa menggunakan Qi untuk mencari petunjuk.
Mencari lubang kunci,
Tidak ada,
Meneteskan darah,
Tak ada reaksi,
" Apasih peti ini? Apa ini milik kaisar atau apa? Sombong amat!!" Menendang peti! Hanya untuk merasa sakit sendiri.
Setelah beberapa menit dan tidak menghasilkan apa-apa, Oz hanya menghela nafas.
" Bahkan jika peti ini benar milik Kaisar.. " hmm ( Kaisar? Sombong? ) Oz memiliki ide aneh..
Mengambil nafas Oz berlulut,
" Kaisarku!! Tolong buka Peti Agungmu untuk hambamu yang rendah ini, kumohon!"
Mohon Oz dengan memelas seolah ia ditinggalkan oleh Pujaan hatinya.
*Klik*
Sudut mulut Oz berkedut ( benar-benar terbuka? ) Dasar kaisar tak tahu malu, kutuknya dalam hati.
Pantas saja si rudick bolak balik ke sini, toh dia tidak bisa membuka peti ini.
Jadi, bukankah orang orang yang ribut itu bodoh? Merebutkan hal yang belum pasti.
Kemudian Oz kembali bersemangat membayangkan Hal yang ada di dalam peti..
Hmm.. melihat ukuran peti mungkin isinya Senjata Legendaris? Armor Suci? Ramuan Ilahi ? Atau.. Kecantikan Humanoid yang menyembahmu sebagai Tuan? Oz mulai ngiler..
Pada saat peti terbuka lebar, rahang Oz jatuh..
Ia bukan kaget karena betapa megah harta itu, yang dilihat hanyalah ruang kosong dengan 'hanya' satu buku ditengah-tengahnya.
( Apaan ? Peti sebesar ini hanya diisi sebuah buku? Terlalu boros! Lebih baik menyumbang biaya peti untuk orang sepertiku, aku sangat miskin di sini!!)
Seperti yang diduga itu buku Kultivasi, Oz meraih buku itu, saat ia akan membuka .. gangguan pun tiba.
" Ada seseorang di sini !! " seru kehadiran di luar.
Oz langsung waspada menyimpan buku dalam bajunya. Mengintip dari balik Rak, samar samar oz bisa melihat dua kehadiran dengan aura di pedang mereka masing-masing.
( Kultivator !!) Oz menghirup nafas dingin.
Bahaya!bahaya!
Alarm dalam diri oz menyala.
Walaupun dia bisa bertarung, senjata yang ia pegang tidak mungkin bisa melukai tubuh seorang Kultivator yang memiliki Qi.
jika beruntung, itu mungkin hanya dapat menggores beberapa kulit luar.!
Oz meletakkan jari jarinya kebibir dan menutup mata.
Saat Oz membuka mata kembali, ia mulai merobek-robek pakaian nya , Pisau menyayat lengan menghasilkan darah yang mengucur.
Oz tidak ragu mengoleskan darahnya keseluruh tubuh bahkan wajah, seolah ada yang kurang ia meraih segumpal debu dan menghitamkan wajahnya, rambutnya pun tak lupa di acak-acaknya.
" Di dalam sini! " kehadiran di luar. Oz menarik nafas dalam-dalam dan melompat keluar dan langsung jatuh ke lantai.
Kedua orang itu kaget, menyiapkan pedang perlahan mendekati bayangan yang melompat jatuh.
" Mayat!! " saat mereka melihat seorang dengan wajah hitam dengan tubuh berdarah, mata putih melotot, air liur darah terlihat menetes dari mulutnya. Bahkan aura kehidupanpun seolah tidak ada.
Kedua orang itu saling memandang seolah punya satu pikiran pasti,
( Ada seseorang di dalam!! )
" Kita sergap bersama!! " " Baik!!"
Menyergap dengan sungguh-sungguh , kedua orang itu disambut oleh ruang berantakan tanpa ada hawa kehadiran siapapun.
Melihat ada yang tidak beres, keduanya langsung berbalik dan melihat jalan keluar tertutup dengan cepat. " Sialann!!! " itu adalah kata terakhir yang didengar Oz. itu akan memakan waktu untuk membuka rak dari dalam setidaknya.
Oz tidak buang waktu dan langsung menuju belakang dapur rumah, dimana ada saluran air sempit.
Tidak ragu melompat ke dalam, Oz langsung merasa bau menyengat dan basah hingga pinggang. Mulai mengikuti aliran air di lorong, Oz disambut oleh pemandangan Hutan yang gelap.
Oz mengepalkan tangan melangkah tanpa ragu ke hutan.
Menit ke jam, Oz terus melangkah walau kaki nya terasa menyakitkan. Dia tidak tahu kemana tujuannya, yang diinginkan hanyalah pergi sejauh mungkin untuk saat ini.
Jika ia tidak cepat, mungkin seseorang yang lebih kuat akan curiga dan mengejar nya.
Papan peringatan menunjukkan bahaya, Oz tidak melihatnya.
Dia hanya terus berjalan dan berjalan..
Seolah boneka yang terputus talinya.. bocah itu mulai ambruk di semak semak jauh di dalam Hutan yang gelap.