Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Dark Witch

DarkMage77
--
chs / week
--
NOT RATINGS
65.8k
Views
Synopsis
Sinopsis : Arina Darkblood, seorang cewek 16 tahun yang baru duduk dibangku SMA. Seorang introvert dan pendiam yang suka memperhatikan segala hal Setelah kejadian tak terprediksi menimpanya, sebuah kekuatan yang tidak ia sadari pun bangkit. Dia menjadi seorang Penyihir Kegelapan yang akan ditakuti oleh semua orang. Bersama dengan Mia yang energik dan periang serta Aldo yang sok cool dan menjengkelkan. Mereka akan melakukan petualangan ke dunia yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya Bagaimana petualangan Arina dan teman-teman menyingkap rahasia dibalik kekuatannya? Cover by : Myself Jadwal rilis : jika sempat (karena penulis sibuk) Tag-tag #fantasy #adventure #action #dark #witch
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertemuan

"Hari ini kamu terlihat biasa saja Rin!"

Aku kembali menatap cermin kamarku, melihat diriku setiap harinya seakan berharap tidak ada yang akan mengganggu ku hari ini.

"Rin!!"

"Arinaa !!, cepat turun!. sarapan sudah siap tuh"

Sepertinya ibuku sudah mulai membunyikan alarm ketiganya untuk hari ini. Dia sudah berteriak untuk membangunkan dan menyuruhku mandi. Alarm yang lebih efektif dari apapun, itulah ibuku.

"Iya bu...", aku menjawab dengan malas

Setelah berkemas, aku mulai bergegas untuk memakan sarapanku. Sarapan yang sama setiap harinya namun tak membuatku bosan, yaitu roti panggang.

"Ini hari pertamamu sekolah di SMA sayang, jangan menunjukkan muka membosankan itu hari ini."

"Iya bu" kataku.

Roti panggang lezat nan membosankan pun sudahku habiskan. Aku pun berpamitan dan berjalan kaki ke sekolah.

Hari ini hari Senin, seperti biasa hari yang membosankan ini diawali dengan cuaca yang cerah. Aku selalu berharap senin pagi itu hujan, ya mau bagaimana lagi aku tak dapat menyalahinya. Diseberang jalan banyak anak-anak berseragam putih abu-abu berjalan bersamaan, bahkan ada yang diantarkan orangtuanya. Aku selalu berjalan sendirian bukan karna tak punya teman, tapi karena aku menikmatinya.

Tap ....tap ....tap ...

Aku mengenal suara sepatu ini...

"Hey Rin!!", seseorang menepuk pundakku dari belakang.

"Kaget ya haha!, jalan sendirian mulu".

"Ngga kaget kok, dari awal juga udah tau itu elu!", Aku membalas dengan menepuk tangannya.

Dia adalah Mia Shellia, seorang yang kuanggap teman setelah menggangguku sejak sekolah dasar. Sifatnya agresif, periang, suka bercanda dan yang paling penting yaitu pengganggu. Dia suka sekali mengganggu ku dari SD sampai SMA sekarang, bahkan harus duduk bersebelahan atau kekantin denganku. Walaupun menjengkelkan mungkin dia adalah satu-satunya teman dalam kehidupan sekolahku.

"Jangan begitu lah Rin, semangat!! hehe"

"Hayolah"

"Hayo hayo hayo hayo", sekarang dia memutariku seperti anak kecil.

"Padahal cantik loh hihi.."

Aku menghela nafas panjang, melihatnya berputar mengubah suasana hatiku hari ini. Yaa, itulah aku. Arina Darkblood, biasa dipanggil Rina atau rin aja. Seorang introvert nan pendiam, bicara seperlunya, berdarah Inggris-Indonesia membuatku memiliki rambut hitam dengan mata biru, dan suka meneliti orang lain. Melihat orang lain, hewan, kelakuan, tingkah laku, dan lingkungan sekitar membuat ku senang, senang menjadi orang ketiga yang hanya melihat dibalik layar, itulah Aku.

Jam 7:28 tertera di jam digital ku, Aku merasa lega karena aku sudah berada didepan pagar sekolah, untung saja aku tidak telat dihari pertama sekolah ini. Berjalan kesekolah sejauh 500 meter dibarengi dengan putaran Mia disekelilingku tidak terasa capek sekalipun. Akupun langsung bergegas meletakkan tas dan ke lapangan untuk menjalani upacara bendera yang membosankan hari ini. Ditemani dengan Mia disebelahku yang kebetulan juga satu kelas, Aku berdiri 45 menit tepapar cahaya matahari di hari yang cerah ini.

"Selamat bagi kalian anak-anak kelas X yang baru memasuki sekolah kita nan tercinta ini, SMA yang terakreditas A dan terpopuler dan bla bla bla..." Pak kepala sekolah berpidato dengan lamanya. Membuatku ingin cepat-cepat masuk ke kelas untuk mendinginkan tubuh.

Setelah upacara bendera yang membosankan pun selesai. Aku dengan lemasnya berjalan ke kelas ku yaitu kelas X IPA 1. Sambil mengipaskan buku kemuka ku, datanglah Mia yang dengan sengajanya duduk disebelahku, sepertinya dia akan menggangguku dengan percakapan tidak bermanfaatnya lagi. Seperti yang kuharapkan Guruku masuk ke kelas sebelum Mia mengajakku berbicara.

"Baik anak-anak perkenalkan saya Vina, wali kelas kalian sekaligus mengajar kimia. Semoga saya cepat kenal dengan kalian semua dan saya harap saat proses belajar mengajar nanti, kalian memperhatikan pelajaran saya terlebih dahulu sampai selesai sebelum mencatat".

Perkenalan singkat tersebut membuat kami bergegas mengambil catatan dan bersiap untuk belajar. Seperti biasa aku melihat-lihat dan "menganalisis" guru tersebut, dia terlihat cakap, tinggi, baik hati namun tegas. Dia terlihat sangat muda dengan paras cantik berumur 30-an.

"Kamu menganalisis lagi ya!??", Mia mengoceh setelah melihatku memperhatikan guru tersebut.

"Ngg, ngga kok!"

"Heleh, jangan kira kita baru kenal kemaren ya Rin, gua udah paham sifatlu"

Sepertinya aku tidak bisa menutupinya, melihatnya tersenyum-senyum seperti telah membongkar rahasia orang membuatku berhenti melihat-lihat dan mulai memperhatikan pelajaran. Pelajaran Kimia merupakan suatu pelajaran IPA yang kusukai, jadi aku menjalani jam pembelajaran kali ini dengan menyenangkan.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10:00. Waktunya istirahat dan jajan ke kantin. Walaupun aku baru berada disekolah ini, sekolah ini dilengkapi dengan penunjuk jalan, jadi tidak ada istilah kesasar. Karena sekolah ini cukup luas jadi agak melelahkan untuk pergi kekantin.

"RinRin!, pasti kekantin kan!. Ikut dongg!", seperti biasa Mia berlari kecil menghampiri ku.

"Iya iya", jawabku

Sesampainya dikantin, kami memilih tempat duduk yang dekat luar lapangan. Kantin ini selalu ramai oleh anak-anak SMA yang berebut untuk membeli jajanan atau memesan makanan.

"Kamu mau pesen apa Rin?"

"Biasa", jawabku

"Ooh, bakso yang pedes sama es teh manis yang ga manis manis amat kan hehe"

Mia sepertinya menebak pikiran ku.

"Yaudah aku juga samaan deh", Mia berlarian menuju mamang bakso untuk memesan.

Sesekali aku melihat sekitar, kantin yang ramai, lapangan basket yang diisi oleh anak laki-laki yang mengisi jam istirahat nya dengan main basket, abang tukang bersih-bersih, guru-guru yang berjalan di koridor, bahkan kucing yang menggeliat dikakiku untuk meminta belas kasihanku.

"Hey cing, kalo mau makan nanti ya, baksonya belum dateng soalnya". Aku berdialog dengan kucing tersebut

"Miaww,,,," Dia terlihat mengangguk setuju.

Suasana ini pun tiba-tiba hilang sejenak setelah kejadian yang tak bisa kuprediksi.

Duaakkkk!!!!!!

Sepertinya bola basket nyasar menyeruduk kepalaku.

"Aduhh, sakitt..."

Mia langsung datang menghampiri ku setelah memesan bakso dibarengi dengan anak cowok dari lapangan basket yang juga berlari kearahku.

"Lu ngga kenapa-napa rin?? , Mia terlihat cemas.

"Ngga kok, sakit doang..."

"Itu kenapa-napa namanya..." Mia terlihat jengkel sambil mengelus kepalaku.

Setelah mengambil bola, anak cowok itupun langsung balik dan berkata

"Maaf ya, hehe.."

"Apaansih tuh orang, ishh!" , Mia menggerutu melihat sikap cowok itu.

"Siapasih dia?" Aku bertanya.

"Itulooh, satu kelas sama kita, siapa sih, yang itutuh, Al, al, gitutuh namanya gapenting"

Mia menjelaskan sesuatu secara aneh dan tidak jelas.

Setelah melihat sikap anak cowok itu, aku juga sedikit jengkel.

Bakso yang kami pesan pun telah datang, beserta dengan es teh manisnya. Sambil mendengar ocehan Mia tentang cowok-cowok dikelas kami, aku sedikit pusing dan tidak menghiraukan percakapan Mia. Walaupun biasanya memang seperti itu.

Setelah jam istirahat selesai, kami masuk kembali ke kelas untuk belajar mata pelajaran fisika. Ugh, aku benci fisika. Rumus yang sangat banyak beserta turunannya membuatku malas belajar.

.....

Ditengah pelajaran

"Baik anak-anak siapa yang dapat menjawab soal di papan tulis? jika tidak ada ibu tunjuk saja ya??" Guru fisika tersebut terlihat mengancam murid.

Seorang anak laki-laki mengacungkan tangannya.

"Saya bisa bu"

"Huffft amannn", pikirku

"Hmmm baik , Aaaaalldo, ya Aldo kamu maju kedepan" Guru fisika itu menunjuk anak tersebut sambil melihat daftar siswa agar tidak salah menyebutnya.

"Rin! yang tadi tuh" Mia mencolek ku dari samping sambil berbisik keras

Mataku yang terpicing melihat anak tersebut yang sedang menulis dipapan tulis. Sepertinya benar, dia anak yang tadi. Kepalaku yang pusing karena hantaman bola ditambah tumbukan rumus-rumus fisika membuatku tidak peduli akan cowok itu lagi.

"Ih, Rin jangan tidur lagi ntar ketauan" Mia memperingatiku dengan suara halus.

"iyaaaaa" Aku menjawab dengan malas

Karena hari ini adalah hari pertama sekolah, kami pulang sekolah jam 12 siang karena guru akan melaksanakan rapat bulanan. Sungguh senangnya hatiku, karena ingin cepat cepat tidur hari ini.

Sambil pulang ditemani dengan ocehan Mia sepanjang jalan, Aku fokus dengan tujuan ku yaitu pulang ke rumah dan tidur. Mia yang sudah terbiasa dengan sikapku yang menghiraukannya tetap berusaha untuk membuatku tersenyum. Tetapi pusing dikepalaku ini sudah menjadi-jadi. Sakit ini membuat ku tidak sengaja mendorongnya menjauhi ku.

"Maaf ga sengaja"

"Iya, gapapa" Mia memaafkanku. "Rin kamu ga kenapa-napa kan??, kamu kalo sakit bilang ya?? "

"Iya...."

Aku senang Mia mencemaskanku tapi kali ini aku sedang tidak ingin diganggu.

Sambil berjalan cepat menuju rumah, aku langsung masuk dan meniti tangga menuju kamarku.

"Rin?, udah pulang??. Ganti baju abis itu makan dulu" , ibuku yang terlihat dari dapur menyapaku.

Aku yang sudah tidak peduli langsung masuk kamar dan menghempaskan diri kekasur.

"Semoga setelah tidur pusing ku hilang" gumamku.

Sepertinya aku tertidur cukup lama, setelah menguap dan meregangkan tubuh, Aku tidak sadar bahwa aku sedang berada di hamparan padang rumput hijau dan dihadapanku berdiri seorang pria dengan jubah ungu kehitaman.

"Apa!!, dimana aku!??, Siapa kamu!?!?"

"Selamat datang wahai Sang Putri Penyihir" ucapnya sambil hormat.

"Hah!?"

"Haaaah!?!?!? "

Aku terdiam lalu menampar pipiku.