Chereads / The Dark Witch / Chapter 6 - Masa Lalu

Chapter 6 - Masa Lalu

" I, Ibu!? ibu kenapa ada disini? "

Suasana yang sangat hening sekali. Aku bahkan tidak bisa merubah raut wajahku yang cemas.

" Ka, Kamu dari mana sayang??? "

Ibu mendekatiku secara perlahan. Seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Anak perempuannya tiba-tiba muncul didalam kamar begitu saja.

" Emmm.. anuu... " , Aku mulai bertingkah aneh seperti menutupi sesuatu.

Ibuku mulai meraba-raba tubuhku. Seperti takut ada yang hilang atau janggal.

" Hah! lagipula kenapa aku harus seperti ini!?, kan ujung-ujungnya aku mau jujur juga kan... " pikirku.

" Sudah ibu,, tidak apa-apa... ", Aku melepaskan tangan ibu yang masih merabaku.

Ibuku lalu melepas tangannya. Raut wajahnya berubah dan bertekuk lutut dihadapanku seraya memegang tanganku.

" Sepertinya sudah saatnya yaa... "

Ibuku langsung menangis dan memelukku. Aku tidak tau harus berbuat apa, yang kulakukan hanya kembali membalas pelukannya.

Suasana hening kemudian pecah dengan hujan lebat tiba-tiba membasahi rumahku. Ibuku memelukku lama sekali tanpa berbicara sepatah katapun

.....

Di hari Selasa sore sebuah kenangan yang belum pernah kurasakan terjadi. Ibuku menangis dihadapanku. Selama ini ibu tidak pernah menunjukkan wajah sedihnya kepadaku. Bagiku dia hanya pernah terlihat bahagia atau marah saja.

" Ibu... sudah.... ", Aku lalu mendorong bahu ibuku secara perlahan menjauhiku. Aku lalu menyeka pipinya dengan tanganku. Rasanya aku yang jadi ibu disini.

" Ibu tidak menyangka kamu mewarisi ayahmu nak. Ayahmu ternyata benar. Kamu hebat sekali ", Ibu lalu tersenyum dihadapanku.

" Ibu tau soal ini dan ayah!? "

" Tentu saja ibu tau nak, Ayahmu yang ceroboh itu tidak bisa selamanya menyembunyikannya dari ibu. Haha! . Mari kita duduk, ibu mau menceritakan sesuatu kepadamu."

Ibu lalu menyeka sendiri sisa air matanya. Ia mengajakku duduk di kasurku. Aku lalu mengikutinya sambil mengutip beberapa buku dilantai yang mungkin dapat membuatnya terpeleset.

" Arina.... . Mungkin kamu sudah tau soal ayahmu bukan? "

" Ya... aku belum benar-benar tau tapi ibu tau darimana "

" Karena tadi ibu mendengar kamu berbicara dengan seseorang dari tangga tadi. Mungkin dia memberitahumu sesuatu... "

" Ibu juga tau soal Leo?? ",

" Jadi itu namanya!?. Dia tidak terlalu mengacuhkan ibu jadi ibu baru tau namanya. Ibu hanya manusia biasa jadi dia tidak tertarik. "

" Jadi!, jadi!, ibu tau apa aja soal ayah? ", Mataku berbinar-binar.

" Kamu semangat sekali kalo cerita soal ayah yaa. "

Aku hanya mengangguk-angguk pertanda setuju.

" Kamu tau Rin?. Ibu baru tau ayahmu adalah seorang penyihir setelah 1 minggu menikah karena dia tidak sengaja mengeluarkan sihir untuk memperbaiki mobil. Setelah itu baru dia langsung jujur. Haha! ibu masih ingat soal itu", Ibu lalu tersenyum sendiri melihat langit-langit karena mengingat masa lalunya.

" Terus gimana lagi bu?? " Aku masih terlihat bersemangat.

" Dan juga setelah 1 bulan melihat ayahmu berbicara sendiri. Ibu mulai bisa melihat sosok lawan bicaranya. Karena ibu mengetahuinya lagi, dia kembali jujur kepada ibu "

" Jadi manusia biasa tidak bisa melihat Leo?. "

" Kata ayahmu sih begitu nak. Dia bilang hanya penyihir yang bisa melihatnya. Tapi karena dia membenci manusia biasa dia tidak pernah berbicara dengan ibu, menatap saja tidak mau. Walaupun ayahmu sudah sering menegurnya sih hihi.. . Lagian ibu juga tidak cemburu karena ayahmu sering diikutinya, soalnya dia laki-laki juga sih. Haha ! . Eh maaf ibu kebanyakan bicara.. "

" Gapapa bu lanjutin! ", melihat ibu yang baru seperti ini membuatku senang.

" Jadi pas ayahmu bla.... bla... bla...., terus bla.... blaa... bla.... "

Ibu lalu menceritakan kisah cinta dan kisah lucu lainnya tentang ayahku. Aku hanya menyimak dengan semangat.

" Ibu..... ", Aku bertanya dan tertunduk.

" Apa nak.... ", Ibu lalu membelai rambut hitam panjangku.

" Kenapa ayah... pergi....? "

" Dia ingin menyelesaikan sesuatu didunianya nak... " Ibu kembali menatap langit-langit kamar.

" Dunianya??, maksudnya bukan... du.. "

" Iya nak, bukan dunia kita. Ayahmu pernah bercerita kepada ibu bahwa dulu manusia dan penyihir masih tinggal di dunia yang sama yaitu dunia ini. Semenjak perburuan penyihir, penyihir kegelapan dizaman itu kemudian membuat dimensi baru dan mengungsi disana lalu membuat peradaban baru. Melahirkan anak-anak penyihir dan hidup damai tanpa gangguan manusia biasa. Walaupun ibu masih belum paham maksudnya tapi ibu percaya padanya nak. "

" Ap.... apa!!. Lalu sekarang dia kesana dan belum kembali....!?. Kenapa ibu membiarkannya begitu saja!??. " , Aku tersentak mendengarnya.

" Ada 3 hal yang diinginkannya sebelum kami menikah. Pertama yaitu tidak membocorkan rahasia kekuatannya, yang kedua yaitu tidak bertanya apapun soal kekuatannya kecuali dia mengizinkannya dan ketiga yaitu jika dia pergi lalu tidak kembali dalam waktu yang lama maka percayalah padanya karena ini menyangkut keselamatan keluarga kita . Ibu menuruti semua itu dan kita tetap hidup damai selama 11 tahun itu nak. "

" Tidak masuk akal bu!. Kenapa ibu mempercayainya begitu saja!! . Apa jangan-ja-", Air mata yang tidak bisa kubendung lagi akhirnya lepas dan membasahi pipiku.

" Ibu tidak dalam kendali pikirannya nak!, dan tidak pernah sekalipun dia melakukannya kepada ibu!. " Ibu langsung membantah perkataanku dan menutup mulutku dengan jari telunjuknya.

" Ta, tapiii.... huaaaa huaaaaaa ", Tangisanku langsung menggelegar mengalahkan bunyi hujan lebat saat ini.

" Pertama kali ibu bertemu ayahmu itu waktu saat ibu pulang kuliah nak. Dia memakai jubah ungu kehitaman dan tergeletak di gang nan sepi. Saat ibu mendekat dan memeriksa kondisinya dia pingsan dan bersimbah darah. "

" Hah? " Tangisanku berhenti seketika.

" Ibu lalu menyelamatkannya dan membawanya kerumah sakit. Dia seperti berbicara dengan bahasa inggris namun aneh dan berbeda sekali. Setelah kejadian itu dia dekat dengan ibu dan ibupun mulai menyukainya. Kami menjalin hubungan saling percaya lebih hebat dari pasangan apapun didunia ini nak... . Bahkan setelah menikah pun kami tidak pernah bertengkar dengan hal-hal sepele. Jika ada masalah yang cukup serius pun kami pasti langsung berebut untuk mengakui kesalahan masing-masing. Dia seperti itu karena ingin membalas budi, dan karena itu ibu juga tidak mau kalah dong!!. Dia tidak pernah menceritakan asal kenapa bisa ada disana dan ibu juga tidak berhak mencari-cari tau masa lalu orang lain nak. Ibu hanya ingin dia yang menyampaikannya sendiri.... "

" Jadi karena itu...?? " , Aku lalu menyeka pipiku yang masih basah

" Iya nak... . Saat pertama bertemu itu dia seperti dalam keadaan dikejar oleh sesuatu nak. Dia mungkin ingin melindungi kita dari orang yang mengejarnya, mungkin itu alasan kepergiannya... "

" Jika ayah sudah pergi selama itu...Ayah sekarang dalam bahaya dong!!. Ibu!!, Aku pasti akan menyelamatkan ayah!!! ".

" Tentu saja nak!. Oh ya sudah mulai gelap ibu mau menyiapkan makan malam dulu. "

Ibu beranjak berdiri dari kasur ku. Ia berjalan berhati-hati menghindari buku novel fantasi yang bertebaran di lantai.

Hujan lebat kemudian berhenti. Para awan gelap kemudian menyingkir, menyisakan matahari sore oranye yang menerobos jendela kamarku.

" Ibu..... . Apa yang yang ayah katakan sebelum pergi? "

Ibu lalu terhenti di pintu kamarku

" Inilah caraku membalas budi sayang.... . Aku pasti akan kembali. Jaga anak-anak kita. Jika Arina ingin mencariku, Pria kucing pasti akan membantunya! "

Ibu menatap ku lama dengan penuh senyuman. Setelah itu dia kembali berjalan keluar kamarku menuju lantai bawah.

Aku kembali merenungi segala hal yang terjadi kemarin dan hari ini. Bermula dari hal aneh yang terjadi padaku maupun yang ada disekitarku. Aku tidak menyangka kehidupan bagaikan novel fantasi ternyata terjadi secara nyata didalam hidupku. Hanya saja terlalu banyak hal yang tidak bisa kuperkirakan seperti yang ada di buku itu.

Aku melayangkan tubuhku diatas kasur dan menatap langit-langit kamar. Aku lalu mengambil smartphone, menekan aplikasi kamera dan menggunakan kamera depan untuk bercermin. Aku melihat wajah diriku yang tidak seperti biasanya. Sebuah wajah penuh tanda tanya namun juga penuh semangat.