" Rin... Bangun... . Mandi sana.. "
Sebuah suara mengusik tidur nyenyakku. Seseorang telah menepuk-nepuk lenganku dengan perlahan.
" Ahhh.... " , Aku mengerang dengan perlahan. Rupanya itu adalah suara Ibu. Tumben sekali dia tidak teriak-teriak dari lantai bawah.
Aku lalu meregangkan tubuhku. Rasanya jiwaku belum terkumpul semua. Aku lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan sempoyongan.
" Ughh.. Aku benci pagi... "
.....
Hari ini adalah hari Rabu. Petualangan pertamaku akan dimulai hari ini setelah pulang sekolah. Setelah makan dan bersiap-bersiap, Aku langsung pamit dan berjalan kesekolah. Pagi ini aku tidak melihat Leo dirumah, sepertinya dia sudah kembali kesana. Diperjalanan, Aku juga tidak bertemu Mia. Aku juga tidak terlalu peduli.
Jam 7:04 tertera di jam digitalku. Aku rupanya datang cukup cepat. Beberapa siswa baru datang dan ada yang sudah datang daritadi, dia sibuk membaca buku. Sebaiknya Aku tidak mendekatinya.
Seseorang lalu tiba-tiba duduk ditempat duduk Mia yang masih kosong. Dia membawa buku, sebuah buku merah dan kusam.
" Nama lu Arina kan?, kalo ga salah. ", Dia memulai percakapan.
" Eh.. iya. Aldo kan.. "
" Kok lu udah tau nama gua?. Perasaan waktu itu gua pernah kenalan tapi lu nya tidur."
" Ehhhh... Ooohh iya gua taunya pas lu maju di pelajaran fisika. " , Aku malu sekali.
" Oh yaudah. Kita kenalan lagi aja ya. Gua Aldo Flareo. Salam kenal! ", Dia menyodorkan tangannya padaku.
" Gua Arina ". Aku melihatnya dengan tatapan sinis tanpa menerima sodoran tangannya.
Aku kesal sekali dengan sikapnya yang sok kenal itu. Apa dia tidak ingat telah melukaiku?. Tidak mau meminta maaf ulang?. Ugh!.
"Anu.. Gua mau tanya.. . Itu yang hari Senin itu apa ya?. Ada kucing bisa bicara ngomong ke lu. Gua kemaren ga sempet tanya karena masih ragu. Tapi yang gua liat waktu itu nyata!!"
Apa???. Dia bisa melihat Leo?. Aku kira waktu itu dia teriak karena Aku juga teriak. Oh tidak bagaimana ini!. Bisa saja dia penyihir atau manusia biasa yang memiliki berkat. Mungkin ini maksud Leo tentang memahami kekuatan mengendalikan pikiran. Pasti ada orang lain yang ingin ikut campur.
" Lu mimpi kali.... "
" Ga , ga mungkin lah. Soalnya waktu itu dia juga bereaksi setelah gua teriak. "
Aduh bagaimana ini. Kenapa segalanya terjadi begitu cepat. Karena aku berfikir banyak dan terlalu cepat, aku tidak sadar meraih tangan Aldo dengan cepat.
" Ayolah..... . Mungkin setidaknya Aku bisa mengubah persepsinya! " pikirku.
Aku langsung memulai berkonsentrasi. Tanpa pikir panjang, Aku langsung fokus untuk melakukan hal-hal yang berbau pengendalian pikiran ini. Aku akan merasakan diriku memasuki otaknya dan mengubah sedikit memorinya, kupikir begitu.
" Eh!!, eh!! Apa ini!? ", Aldo sedikit menjauh dariku.
Secara tidak sadar, Aku tiba disebuah ruangan serba putih yang dipenuhi dengan gelembung-gelembung bening yang terikat dengan tali merah. Setiap gelembung terikat satu sama lain dan membentuk sebuah rantai panjang. Ada juga gelembung yang berkumpul atau terjatuh dan terpisah dari yang lainnya. " Mungkin Aku sudah berada di pikirannya " pikirku. Aku lalu mendekati beberapa gelembung itu, dan melihat isi nya. Seperti sebuah rekaman video, Aku dapat melihat memori dalam sudut pandang penglihatannya secara langsung. Mungkin jika Aku memutuskan beberapa memori tentang Leo, dia akan lupa. Tanpa pikir panjang, Aku langsung mencoba untuk memutuskan tali merah yang menyambungkan memori itu.
" Aaahh!!! Panas!! " Aku langsung menarik tanganku dengan refleks yang cepat. Dan secara cepat, Aku langsung seperti ditarik keluar dari ruangan serba putih itu.
" L-lu ngapain Rin!?. Kenapa rasanya lu menggerayangi kepala gua?. ", Aldo juga secara refleks menjauhkan tangannya dariku.
" L-lu juga, kenapa bisa tangan gua kek abis pegang panci panas setelah megang tanganlu? ", Aku memberikan pembelaan diri.
" Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan!! "
Aldo semakin mengintimidasiku. Aku menjadi pusing harus memberikan jawaban yang bisa mengalihkan pikirannya. Tidak kusangka setelah itu sebuah cahaya mendekati kami dari depan pintu masuk kelas.
" Wih! udah pada kenalan nih yee "
" Mia!! " wajah girangku tidak dapat ditutupi lagi.
Aku langsung memberikan sebuah kode tangan kepada Mia. Tanpa pikir panjang, Mia langsung mendekatiku dan langsung mengoceh panjang tanpa memikirkan keberadaan Aldo disana.
Dari belakang Mia, Aldo melihatku penuh kemarahan dan tanda tanya. Sepertinya dia masih belum puas menanyaiku. Aku lalu memberikan senyuman sinis padanya, pertanda keberuntungan ada dipihakku.
"Nanti kasih tau ya! hehe ", Mia berbisik pelan tepat disebelah ditelingaku.
" Sip.. ", Aku menjawab pelan.
.....
Jam pertama dihari ketiga sekolah pun dimulai. Para siswa bergegas kembali ketempat duduknya masing-masing, tentu juga termasuk Aldo yang meninggalkan area tempat duduk kami. Dia memberikanku muka "lihat saja nanti" dengan gerakan mata yang mempertegas hal tersebut.
Saat sedang asyik mencatat hal yang ada di papan tulis, Mia sesekali melemparku dengan bulatan kertas kecil. Lemparan pertama tidak kupedulikan, begitu juga dengan lemparan selanjutnya. Di kertas tersebut tertulis "Tadi lu ngapain sama Aldo?", dengan semua kertas berisi tulisan tersebut.
Karena cukup muak dengan gangguannya, Akupun membalas dengan membuat bulatan kertas kecil dari kertas buku halaman terakhirku. Aku menulis sesuatu agar dia cepat diam. Setelah itu dengan cepat tanpa diketahui oleh guru bahasa inggris yang sedang mengajar didepan, Aku melempar kertas tersebut tepat di dahinya.
"Haaaaaahhhhhmmmmmmpppp..!!!" Mia karena saking terkejutnya langsung menutup mulut.
"Hmph!! rasain", rasanya bangga sekali Aku menjahilinya.
Setelah kertas yang kuberikan tadi, dia tidak melemparkan kertas kepadaku lagi. Akhirnya Aku bisa belajar dengan tenang untuk saat ini.
.....
Jam istirahat kemudian datang. Sebagian anak murid bergegas keluar kelas menuju kantin, ada yang berbarengan maupun yang sendiri. Ada juga yang tetap dikelas, yaitu Aldo.
"Mia, yuk ke kantin", Aku langsung menarik tangan Mia.
"Tumben lu yang ngajak"
"Halah cepetan. Mau bahas yang tadi ngga?"
"Hehe iya" Mia langsung mengangguk dengan muka sedikit memerah.
Aldo yang sedari tadi sudah bergerak mendekati tempat duduk kami langsung terhenti seperti tidak mau mengganggu kami berdua. Sepertinya dia juga tidak ingin Mia ikut campur.
Sambil berjalan menuju kantin, Aku diikuti secara diam-diam oleh Aldo. Gerakannya yang masih amatir tentu saja tidak bisa menipuku yang sudah sering tertekan dalam kehidupan.
Mia dengan asyiknya tanpa memperhatikan sekitar dan bersenandung ria seperti anak SD disampingku. Sedangkan Aku sesekali melihat kebelakang untuk melihat pergerakannya.
Tanpa sadar kami sudah sampai dikantin dan tempat duduk favorit kami. Seperti biasa Aku memberikan kode "Biasa" pada Mia, dan dengan sigap dia langsung pergi memesan makanan. Aku langsung duduk dan melihat sekitar. Karena banyak siswa yang berkeliaran dan mengantri memesan makanan, Aku tidak bisa melihat Aldo yang sepertinya menyembunyikan keberadaannya diantara para murid.
Seseorang tiba-tiba menepuk bahuku dari belakang.
"Akhirnya ga ada yang nganggu yaa..."
"Heh!?"
Aku langsung menoleh kebelakang dan melihat sosok yang kukenal.