Gelap, dingin, dan hampa. Aku seperti berada di ruang yang kosong. Sedikit demi sedikit secercah cahaya menyinari wajahku.
Padang rumput nan luas tiba-tiba berada dihadapanku. Tubuh asliku juga ikut dan tergeletak diatas rumput. Pria kucing yang membawa aku dan tubuh asliku mulai menyusut, menumbuhkan bulu dan kembali menjadi wujud kucing
" Aku disini lagi? " gumamku.
" Sepertinya kau berpindah tubuh dengan gadis ini ya.. " Pria kucing melihat tubuh asliku yang tertidur.
" Bisakah kau mengembalikan aku seperti semula? ", Aku mendekat ke pria kucing.
" Hei nak, tidak semudah itu. Itu kemampuanmu sendiri, aku tidak bisa apa-apa.. "
" La, lalu... bagaimana ini, kau pasti tahu sesuatu kan! " Aku menggenggam tangan berbulunya.
Aku mengingat-ingat hal yang mungkin bisa mengubah pikirannya.
" Ka, kau mengenal ayahku bukan!?, jika katamu kekuatan ini berasal dari ayah dan nenek moyangku berarti kau tau sesuatu tentang ini bukan !? " Aku mendekat dan berusaha meyakinkannya.
" Hei, hei, tenang dulu nak, kau kasar sekali nak. Pertama yang harus kau tau ya, aku memiliki nama yaitu Leo, dan Kedua yang kau katakan itu benar tetapi aku hanya mengetahui kemampuannya saja. Bukan berarti aku mengetahui cara mengendalikan ataupun menghilangkannya nak... "
Leo melepaskan tangan berbulunya dari tanganku. Aku merasa sedih sekali. Sangat tidak mungkin jika hal ini akan berlangsung selamanya.
" Makanya waktu kemarin itu kau jangan langsung minta pulang begitu saja. Setidaknya banyak hal yang bisa kau ketahui dulu sebelum pergi. ". Leo meletakkan tangan berbulunya ke wajahnya. Ia terlihat menertawakanku.
Aku sedikit malu dengan apa yang diucapkannya. Kenapa aku tidak mengambil informasi lebih banyak darinya.
" Hmph!!, jika masih ada yang mau kau jelaskan, jelaskan sekarang!. Aku tidak mau melewatkan jam pelajaran selanjutnya. " Aku membuang mukaku yang sepertinya merah.
" Hadeh hadeh. Jika kau mau mendengarkan kali ini, berarti kau sudah kuanggap siap ya! "
" Hah!? " Aku terheran
Pria kucing tiba-tiba membesar, meninggi, bulu-bulu hitamnya menyusut dan menghilang membentuk wujud manusianya yang tinggi dan cukup tampan. Aku cukup terkejut melihatnya, karena baru kali ini melihatnya secara langsung. Dia kemudian duduk sambil menyilangkan kakinya.
" Hmmmm, mau mulai dari mana yaa?? " , Dia bertanya pada dirinya sendiri. Itu terlihat menjengkelkan. " Aku mulai dari asal dirimu saja mungkin kali ya.. "
Sejujurnya aku tidak peduli dia mau cerita dari mana saja. Asalkan masalah ini terselesaikan, aku tidak peduli dengan hal lain.
" Seperti yang kukatakan kemarin, kau adalah seorang penyihir Arina.., lebih tepatnya penyihir kegelapan. Penyihir kegelapan dapat memanipulasi kegelapan, bayangan , dimensi, pikiran dan yang lebih penting lagi yaitu jiwa.
Dan seperti yang kukatakan kemarin, kekuatanmu itu diwariskan dari ayahmu, ayahmu mendapakannya dari nenekmu sedangkan nenekmu mendapatkannya dari kakek buyutmu dan begitu seterusnya. Pergantian "sang pewaris" terjadi ketika anak dari sang penyihir berumur 16 tahun. " Ada yang ingin kamu tanyakan?
Dia berbicara cepat dan panjang lebar. Walaupun aku paham maksud dari perkataannya, Hal seperti ini tetap asing ditelingaku.
" Oookkkaayy...., jadi karena aku bisa memanipulasi jiwa, aku dapat kembali seperti semula begitu bukan? "
" Benar sekali nak, tapi aku tidak bisa memberitahumu caranya yaa. Karena aku tidak bisa melakukannya. "
" Kalau begitu sama saja dong.... ". Aku merasa sedih.
" Mungkin aku bisa mencoba membantumu Rina, pada dasarnya untuk dapat menggunakan kemampuan kamu harus dapat berkonsentrasi nak "
" Tanpa bertanya sekalipun aku sudah mencobanya dari tadi huh!! "
Aku kesal karena solusinya tidak membantuku sama sekali.
" Mungkin kau belum bersungguh-sungguh.. . Coba konsentrasi dan menutup matamu. Pikirkan tubuh aslimu sendiri dari atas sampai bawah, rasakan seperti kau berada didalamnya.., getaran.., suara.., perasaan.., dan seakan-akan kau mulai memasukinya. "
Apanya yang belum bersungguh-sungguh!!.
Mendengar dari saran yang mustahil bagiku itu, aku mulai mencoba apa yang dikatakannya.
Aku mulai menutup mata dan berkonsentrasi. Merasakan tubuh sendiri dan merasakan seperti benar-benar masuk ke dalam tubuh itu.
Entah kenapa aku merasa seperti tertarik dan tersedot ke dalam sebuah vakum cleaner. Seperti memakai baju, aku mengisi bagian dari tubuhku dengan jiwaku. Rasanya hampa sekali, dan tidak sakit sekalipun. Sedikit demi sedikit aku mulai dapat merasakan sesuatu. Aku melihat dunia dalam keadaan miring. Rupanya tubuhku yang terkapar diatas rumput melihat demikian.
Aku meraba-raba tubuhku. Sepertinya berhasil!, ini memang tubuhku!. Aku sangat senang sekali.
" Wah, rupanya kau bisa. Untuk seorang pewaris melakukan hal ini tanpa rasa sakit adalah hal yang mudah. " Pria kucing mengelus-elus kepalaku. Sangat menjengkelkan.
" Berhenti!!, pegang lagi kupatahkan lehermu!. " Aku marah sekali.
" Oh iya! , bagaimana dengan Mia?. Apakah dia akan baik-baik saja? "
Aku memeriksa keadaan Mia, ia terkapar.
Pria kucing mendekat dan ikut memeriksa Mia.
" Tidak apa nak, dia tertidur. Dia akan baik-baik saja.. "
Lega sekali mendengarnya. Aku senang aku dapat kembali seperti semula. Pikiran aneh tentang masa depan yang kujalani jika masih berada di tubuh Mia pun hilang.
" Sekarang kembalikan kami ke sekolah!, Aku dan Mia tidak mau meninggalkan pelajaran, dan juga jika tiba-tiba Mia terbangun disini bisa kacau nantinya. "
" Hei, hei nak. Minta tolongnya biasa aja, jangan membentak gitu dong. Aku sudah membantumu loh... . Lagipula kau bisa melakukannya tanpa aku kok nanti "
Dia kembali mengelus-elus kepalaku.
" Cepet!!, kau tau konsekuensinya kan!. Jika masih mau memiliki leher cepat lakukan. Dan juga pindahkan kami ke toilet wanita ya!, biar tidak mencurigakan. "
" Iyaaa, Udah minta banyak maunya lagi. "
Dia kembali menggodaku dengan mengelus kepalaku. Sepertinya dia tidak takut dengan ancamanku.
" Isshhh, cepeeeet!! " aku mulai marah.
" iyaaa " dia menjawab malas.
Dia menunjuk jarinya kearahku. Ia kemudian menutup mata.
" Eh, tunggu!. Kau harus cerita lagi ya setelah aku pulang sekolah. Aku tidak mau tau titikkk!!. "
" Jangan khawatir, aku selalu berada disekitarmu nak.. "
Zip!!, Seperti berada disebuah lorong hitam, yang kosong nan hampa. Aku dan Mia dengan instannya tiba di toilet wanita. Untung saja tidak ada orang disini. Aku mendudukkan Mia diatas closet. Tubuhnya berat sekali.
"Mia, mia, bangun...! "
Aku menggoyang-goyangkan badannya dan berusaha untuk membangunkannya.
Mia mulai membuka matanya.
" Rin..?, lu ngapain disini?. Eh kita dimana!? " Mia yang seharusnya lemas malah tiba-tiba terkejut dan berdiri.
" Kita lagi di toilet Mia. Hayuk masuk ke kelas, 5 menit lagi waktu istirahat selesai "
Aku menarik tangannya, membuka kunci toilet dan keluar. Mia melepaskan tanganku dan terhenti.
" Hmm, hmmm tunggu. Ssss seingat gua yaa, tadi kita kan belajar matematika. Terus entah kenapa tiba-tiba gelap dan gua ketiduran! , eh taunya tiba-tiba disini. "
Aku bingung mau bagaimana menjawabnya. Kenapa dia bisa ingat dengan begitu jelas!, aku malah berharap dia seperti orang pingsan yang baru bangun dan lupa kejadian sebelumnya. Dan berharap dia berkata " kita lagi dimana..? " , " haduh kepala gua pusing banget.. " , " Eh tadi kita ngapain ya kok gua ga inget..? " seperti itu.
Aku menoleh dan mengalihkan perhatian Mia. " Be, begini Mia... Lu tuhh tadi pas kita kekantin terus pusing, terus gua bawa ke toilet deh terus gua bangunin gitu... " . " Yuk ke kelas!, bentar lagi pelajaran bahasa indonesia"
Mia yang terlihat bingung dan memperlihatkan muka bertanya-tanyanya kembali mengikutiku.
" Eh Rin!, tapi aneh gituloh masa- "
" Udah-udah... yuk ke kelas! "
Aku memotong pembicaraan.
Aku kembali kedalam kelas. Mia yang masih bingung kembali ke tempat duduknya.
Waktu istirahat telah selesai. Aku kembali ketempat duduk, dan menyiapkan buku untuk pelajaran selanjutnya.