Siang ini adalah siang yang sangat terik. Aku bergegas menuju rumah dengan jalan cepat. Mia yang sepanjang perjalanan kembali bertanya-tanya kepadaku. 500 meter ternyata terasa sangat jauh dicampur dengan pelajaran tadi dan ocehan Mia yang membuat otakku bertambah pusing.
Aku tidak sabar untuk kembali ke rumah dan meminta penjelasan kepada Leo. Sesampainya di rumah, Aku langsung menuju lantai atas- yaitu kamarku.
" Makan dulu sayang.. " Suara ibuku yang terdengar sayup dari bawah menyuruhku makan.
" Nanti aja bu.. "
Aku masuk kedalam kamarku yang sangat rapi ini. Seperti kamar perempuan pada umumnya, kamar ini bersih. Hanya saja tumpukan buku-buku novel dan komik fantasi membanjiri lantai. Walaupun begitu, aku sangat nyaman dengan suasana ini. Seperti berada di lautan buku.
" Leo!!, dimana kamu!?. Mari kita bicara lagi! "
Dengan suara pelan namun cukup keras, aku memanggil Leo. Aku takut jika ibuku keatas.
" Heeiii, heiii... Kamu dimanaaa "
Aku memeriksa sekitar kamar. Dibawah kolong kasur, didalam tumpukan buku maupun didalam tong sampah pun tidak ada. Jika dia memang berada disekitarku seharusnya dia langsung datang.
" Hei!! "
Leo tiba-tiba menepuk bahuku dari belakang.
" Wwaahh!!. ", Aku terkejut.
" Kangen yaaa.. " Leo kembali mengelus kepalaku.
" Apaansih! "
" Sesuai janji, aku akan menceritakan semua yang aku tau kepadamu. "
" Baiklah " Aku menjawab simple.
Sebuah suara tapakan kaki tiba-tiba datang dari tangga. Sepertinya ini ibuku dan memang pasti karena aku hanya berdua dengannya!.
" Sayaang.. kamu ngapain teriak-teriak diatas?? "
Suara ibu mulai terdengar keras pertanda mulai mendekatiku.
" Waduh gawat, jika ketahuan bisa bahaya. Kalau kita berpindah sekarang juga bakal menimbulkan kecurigaan! "
" Tidak apa nak!, kita berangkat sekarang yaa! "
" Hah apa!? "
Aku tiba-tiba kembali didalam lorong kosong, hampa, dingin dan gelap ini. 5 kali melakukannya sudah membuatku terbiasa.
Zip!!, dengan instannya aku sampai di padang rumput itu lagi. Semilir angin menerpa wajahku. Padang rumput yang sangat luas sampai kau tidak bisa melihat ujungnya membuat hatiku tentram. Sangat sunyi sekali.
" Baiklahh, sepertinya berhasil.. " Leo meregangkan tubuhnya. Aku dan Leo duduk berhadapan di padang rumput nan sunyi itu.
" Sekarang aku ingin kau yang bertanya duluan ya "
" Oke " , aku menjawab simple.
" Pertama aku ingin bertanya, kamu itu sebenarnya siapa? " , Aku memulai sesi pertanyaan
" Seperti yang kukatakan kemarin, aku adalah familiar mu nak. Hewan magis yang memiliki kontrak darah dengan mu dan pendahulumu. Bisa dibilang aku adalah pelayan mu. Jika kau mati maka aku juga akan mati. Tapi tenang saja itu tidak akan terjadi karena kau pasti akan memiliki penerus. "
" Jadi kau abadi? begitu? "
" Tidak juga nak, aku hanya akan mati jika aku saja yang dibunuh "
Dengan tampang datar dia mengatakan hal seperti itu kepadaku. Jika dia ada sejak zaman pendahuluku berarti dia sudah sangat tua sekali.
" Kedua, beritahu aku tentang asal-usul ku, ayahku dan juga kekuatan aneh ini "
" Kan sudah kuberitahuu... " Dia menjawab malas.
" Aku tahu itu pasti belum lengkap! "
" Baiklah jika kau memaksa.. "
Leo menarik nafas nya dalam-dalam.
" Arina Darkblood, Kau adalah penyihir kegelapan generasi ke-99. Mewarisi kekuatan sang penyihir kegelapan ke-98 yaitu Ario Darkblood. Aku adalah pelayan ayahmu, nenekmu, kakek buyutmu dan seterusnya dan juga anak laki-lakimu, cucu perempuanmu, cicit laki-lakimu dan seterusnya.. Aku melayani keluarga kalian dari penyihir generasi ke-70. Bisa dibilang umurku sudah sekitar 800 tahun. "
Seperti membaca sebuah naskah proklamasi, Leo memberitahukan ini kepadaku. Hatiku tersentak, melihat kenyataan yang baru ku ketahui ini.
" Ketiga, dimana ayahku sekarang? "
" Itulah alasan ku kesini nak, Ario ingin pergi ke suatu tempat 10 tahun lalu. Meninggalkan aku dan keluargamu. Dia tidak membolehkan aku ikut. Saat itu umurmu masih 6 tahun, tapi dia sudah memberikan kontrak selanjutnya kepada anaknya- yaitu kau. Jadi karena sekarang kau sudah 16 tahun dan mendapatkan kekuatan sang pewaris, aku ingin mengajakmu mencari ayahmu "
Aku terkejut. Alasan kepergian ayahku sangat misterius sekali. Meninggalkan ku selama 10 tahun hanya untuk pergi ke suatu tempat?, bahkan dia belum kembali sampai sekarang.
Kilas balik pun bermunculan di otakku. Ayahku sering sekali bermain denganku. Dia sangat ramah dan sangat asyik dibawa bercanda. Saat umur 6 tahun pun aku sering beradu debat dengannya. Aku masih menjadi pribadi yang ceria waktu itu, tidak seperti sekarang ini.
Air mata pun berlinang mengaliri pipiku. Kenapa dia pergi begitu saja?. Ibuku juga terlihat ikhlas ketika dia pergi. Apa karena dia sudah memberitahukannya?. Lalu bagaimana denganku?. Semua pertanyaan itu terlintas diotakku.
Leo hanya diam melihatku. Dia tau hal ini pasti akan terjadi.
Aku menyeka air mataku. Aku tau bukan saatnya bersedih. Berusaha untuk menahan tangis ini, aku memberikan senyum yang kubisa saat ini.
" Sekarang aku sudah mengerti kenapa kau menanyakan kesiapanku. Ayo, kita cari ayahku bersama!. Dan aku pastikan dia akan mendapat pukulan dariku!. Hihi! "
" Seperti yang kau minta nak. Haha! "
Dia kembali mengelus kepalaku. Untuk sekarang aku membiarkannya melakukannya. Aku tahu dia bukanlah orang yang harus kuwaspadai.
" Sekarang kita harus ngapain? " Aku bertanya kembali.
" Untuk sekarang kau harus kembali dulu nak. Kita akan berangkat besok, diwaktu kosong mu saja. Tapi sebelum itu kau harus mempelajari 2 kemampuan lagi nak. "
" Kenapa harus begitu? "
" Karena bisa kau lihat. Aku sudah tidak bisa lagi melakukan sihir perpindahan. Aku hanya bisa melakukannya 4 kali sehari. Mana ku habis. "
" Baiklah, jadi apa? "
" Kau harus bisa berpindah dari sini, dan juga dapat memanipulasi pikiran... "
Aku tahu maksud mempelajari kemampuan untuk berpindah, tetapi untuk apa aku mempelajari kemampuan memanipulasi pikiran sekarang?. Leo langsung bergegas dan berdiri, berjalan meninggalkan tempat tadi. Aku pun mengikutinya.
" Sekarang cobalah untuk berlatih berpindah disini saja. Dari sini ke ujung sana. Lalu kembalilah kesini. Cobalah untuk konsentrasi seperti tadi. Bayangkan jika tubuhmu bergerak kesana. "
Tanpa bertanya lagi, aku langsung mempraktekkannya. Aku mulai menutup mata dan berkonsentrasi. Secara tidak sadar aku sudah bisa memusatkan pikiranku, dan merasakan seperti tubuhku bergerak kearah itu dalam kecepatan cahaya. Sedikit demi sedikit kubuka mataku secara perlahan. Padang rumput itu masih disini, tapi tidak dengan Leo.
" Heeeiiii !!!! " , terdengar suara sayup dari belakang.
" Wah! . Aku bisa! " gumamku.
Suara tersebut merupakan suara Leo. Dia melambaikan tangan padaku. Aku lalu kembali melakukan hal yang sama untuk kembali.
Dan Zip!!, secara instan aku berpindah dari ujung itu ke samping Leo. Kali ini aku tidak menutup mataku. Melakukan ini seperti bergerak dengan sangat cepat sampai hal lain disekitarmu terasa lambat. Keren sekali!!
" Wah!, kau bisa melakukannya dalam sekali percobaan nak!. Tapi itu biasa saja sih bagi sang pewaris. Lagipula ini juga teknik perpindahan dasar. Haha! ", Leo tertawa kecil.
Aku jengkel sekali melihat dia memujiku lalu menjatuhkannya. Kesal sekali!.
" Ayo lanjut! "
Aku menahan amarahku untuk saat ini. Aku harus bisa pulang dengan selamat dan memahami kekuatanku ini.
Leo lalu berjalan beberapa langkah didepanku.
" Baiklah.. kau tau bukan kenapa kau harus bisa memanipulasi pikiran sekarang? "
" Tidak!, emang kenapa? "
" Karena kita akan melalui perjalanan panjang untuk ini. Sedangkan kita akan sering bertemu orang yang tidak berhubungan dengan hal ini. Seperti teman sekolahmu, orang-orang yang kita temui nanti dan juga yaitu ibumu... "
" Ja, jadi kau ingin aku untuk memanipulasi pikiran mereka??, bahkan ibuku sendiri? "
" Aku hanya ingin kau menhilangkan kecurigaan di pikiran mereka nak. Jika kau bisa melakukannya, tidak akan ada lagi gangguan dalam perjalanan kita. Bahkan jika nanti kau kembali, kau bisa membuat ibumu tidak berfikiran seperti kau menghilang dari kamarmu begitu saja. " , Leo mendekatiku seraya meyakinkanku.
" Kalau begitu sama saja aku membohongi mereka secara tidak langsung. Mungkin aku akan melakukannya pada orang lain. Tapi tidak dengan ibuku!. "
" Baiklah nak jika kau mau jujur. Aku tidak akan memaksamu, tapi jika ibumu tidak mengizinkanmu. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. "
" Oke. Aku pasti akan meyakinkannya. Itu pasti "
Aku lalu membelakanginya. Perjalanan ini mungkin akan sangat jauh. Tapi aku akan tegar. Ini juga ada hubungannya dengan keluargaku. Aku tidak akan tinggal diam.
" Aku hanya harus fokus memikirkan kamarku bukan? " Aku menoleh kearahnya.
" Jika kau mau kembali memang seperti itu... " , Leo menatapku sangat lama.
" Baiklah!! "
Aku kembali berkonsentrasi dan memikirkan bentuk kamarku, isi dan suasananya. Sedikit demi sedikit aku mulai merasakan pergerakan. Serasa seperti bergerak dalam kecepatan cahaya, aku melewati lorong gelap dan hampa.
Zip!!, dengan instannya aku kembali ke kamarku. My sweet room yang bersih namun terlihat kotor oleh tumpukan buku.
Suasana hening yang selalu ada didalam kamar ini langsung buyar seketika.
" Arina !?? " , Seseorang tiba-tiba muncul dihadapanku.
" Ibu !! "
Ibuku berdiri terdiam dan terpaku melihatku.