" Ba, Bagaimana ini?? "
Aku melihat tubuh asliku duduk sambil menutup mata. Sudah kulakukan berbagai cara seperti menampar dan menggoyangkan tubuh itu, namun tetap saja tidak membuahkan hasil. Tidak mungkin aku pulang dengan keadaan seperti ini.
" Mungkin, jika aku melakukannya lagi, Aku akan kembali seperti semula " pikirku.
Aku mulai menutup mata dan berkonsentrasi. Aku membayangkan diriku sendiri.
" Ayoooo, ini pasti berhasil " pikirku.
Dengan perlahan, aku membuka mataku kembali sedikit demi sedikit. Sebuah pekarangan dan koridor sekolah pun terlihat. Sambil menoleh kesamping, Aku melihat diriku duduk disebelahku dan sedangkan Aku masih terperangkap di tubuh Mia.
" Oh tidak, bagaimana ini. Kenapa sebelumnya bisa? " Aku mulai mengingat-ingat bagaimana aku bisa melakukannya tadi.
" Oh iya ! "
Aku mulai terpikirkan sesuatu.
" Bagaimana jika aku bertanya pada pria kucing itu, dia pasti tahu hal ini "
Masih tersisa 7 menit waktu izinku. Aku berlarian melewati kelas-kelas. Mencari toilet.
Aku masuk lalu mengunci toilet. "Toilet ini sangat bersih sekali " pikirku. Tidak peduli dengan hal itu, aku langsung duduk di closet.
Menurut di novel-novel fantasi yang sering ku baca, sang karakter utama selalu bersembunyi di toilet jika ingin bertemu dengan makhluk anehnya, kupikir begitu.
" Leo!!, Catleora!!, Leo!!, Pria kucing tunjukkan dirimu " , Dengan suara cukup kencang, Aku berusaha memanggilnya.
Hening dan diam. Sepertinya yang kulakukan ini sia-sia. Mana mungkin dia tiba-tiba muncul disini.
" Huuh, Aku bodoh sekali !!"
Segala cara sudah kulakukan, dari fokus sampai melakukan gerakan aneh pun sudah dilakukan namun hasilnya sama saja. Tidak terjadi apa-apa.
Aku mulai berpikir yang aneh-aneh. Jika aku tetap seperti ini, bagaimana aku harus menjelaskannya?. Ibuku maupun orang tua Mia pasti tidak akan percaya.
" Lihat dada ini, terlalu besar! membuat iri saja "
Aku masih tidak menyangka aku sedang berada di tubuh temanku sendiri. Tubuh maupun suaraku sama sepertinya.
8 menit waktu izinku telah berlalu, Aku keluar dari toilet lalu berlarian melewati kelas-kelas menuju kelasku.
Didepan kelas masih terlihat tubuh asliku sedang duduk manis disana. Setelah kuperiksa kembali , tubuh ini hanya seperti tertidur. Bahkan setelah ku cek nadinya masih berdetak. Sedikit rasa lega muncul dari hatiku, setidaknya masih ada kemungkinan aku dapat kembali seperti semula.
Aku kembali masuk ke kelas. Aku yakin bahwa tidak ada yang mengganggu tubuh asliku, kuharap begitu. Pak guru matematika yang masih mengajar dikelas mengizinkanku masuk kembali ke kelas.
Kelas berjalan seperti biasanya. Aku mencatat dua catatan sekaligus agar tidak tertinggal. Aku ingin sekali cepat pulang sekarang.
.....
Riiiiiiiiingggg...
Sebuah lonceng pertanda waktu istirahat berbunyi.
" Apa!!, Oh iya waktunya istirahat!. Aku bahkan tidak memperkirakan bahwa akan terjadi waktu istirahat yang dimana semua siswa akan keluar dan melihat diriku tertidur didepan kelas!!! " pikirku. Tampang terkejut dan cemas mewarnai wajahku.
Guru matematika yang mulai berjalan keluar kelas diikuti dengan beberapa murid tidak kupedulikan. Aku langsung berlarian duluan keluar kelas dan duduk disamping "Arina" agar tidak mencurigakan.
Aku menyenderkan kepala tubuh asliku ke bahuku, sambil berpura-pura membaca novel yang tadi sempatku ambil. Sekarang aku tidak akan terlihat mencurigakan. Malah lebih terlihat seperti Mia membacakan novel untukku dan membuatku tertidur.
Para murid mulai berkeliaran. Ada yang kekantin, mengisi waktu dengan olahraga, dan ada yang hanya diam dikelas. Beberapa murid yang melewati kami sepertinya tidak terlalu memperhatikan kami.
Semua murid yang berada di kelas ku sudah keluar kecuali satu orang, dia terlihat membaca sesuatu.
Aku mulai memikirkan langkah selanjutnya.
Arina hanya tidak diizinkan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika hari ini, berarti tidak untuk pelajaran selanjutnya. Sepertinya Aku akan meminta izin untuk menitipkan tubuh asliku ini di UKS pada guru di pelajaran selanjutnya.
Sebuah suara tapakan sepatu datang dari dalam kelas, sepertinya anak tadi telah selesai membaca sesuatu. Aku kembali berpura-pura serius membaca novel.
Dia berjalan melewatiku. Mataku yang dari tadi mengawasinya, memperhatikan ia berjalan.
" Hei, gapapa kan gua duduk disini "
Sebuah suara yang datang dari sampingku ini membuatku gugup setengah mati. Ya, dia adalah anak yang dari tadi kuperhatikan dan yang tidak kusangka lagi dia adalah orang yang tidak meminta maaf secara serius denganku waktu itu. Dia adalah Aldo!.
Aku tetap menjaga imageku didekatnya, sambil sesekali melihat kearahnya. Dia terlihat membaca sebuah buku merah yang terlihat cukup kusam itu. Sepertinya dia serius sekali membacanya. Aku merasa cukup tenang sekarang, dia tidak mungkin mencurigai kami.
" Lu ga ke kantin? " Dia tiba-tiba menanyaiku.
" Ehmmm, mnnggak , ngga. Aku lagi puasa"
Jantungku berdegup kencang.
" Oh iya, maaf ya kita belum kenalan!. Nama gua Aldo Flareo, biasa dipanggil Al atau Aldo. Salam kenal ya! " Dia tiba-tiba menjabat tanganku.
" Eh, he yaaa... " Tanganku terpaksa menjabat balik.
Tingkahnya yang sok kenal itu membuatku jijik. Sedikit refleks menjauh dariku membuat senderan kepala "Arina" bergeser, membuat Arina tidur di pahaku.
" Ohh, yaaaa, gua Mia dan ini temen gua namanya Arina "
Aku gugup setengah mati. Aku kembali menaruh kepala Arina bahuku. Dan kembali menjaga image.
" Haha itu temenlu tidur dari tadi ya. " Aldo tertawa kecil melihatku meletakkan kembali kepala temannya ketempat semula.
Dia berdiri, lalu jongkok didepan tubuh asliku.
" Hei!!, siapa tadi namanya?. Oh ya Rin!, bangun! bentar lagi masuk loh! "
Dia menggoyang-goyangkan bahu tubuh asliku untuk membangunkannya.
" Arina lagi demam, jangan diganggu dulu ya.. " Aku menjauhkan tangannya dari tubuh asliku.
" Dia ga demam kok " Aldo menjawab santai.
" Ka, Kamu tau dari mana!? " Aku menjawab dengan heran.
" Eeh, ohhh, Ohh iya tau gitu aja hehe " Dia menjawab seperti orang yang menutupi rahasianya yang hampir terbongkar.
" Mmm, Mending sekarang kita ke UKS aja ya, lu ga bisa bawa Rina sendirian kan? "
Dia menyarankan sesuatu yang kuinginkan dari tadi. Tapi aku merasa bimbang jika tubuhku harus dibopong oleh dia.
Aku mulai memikirkan hal lain. Jika Aku dan Aldo membopong tubuhku. Aku pasti akan terkenal, bukan karna hal yang baik pastinya. Semua mata pasti akan tertuju pada kami.
" Me, Mending ga usah dulu deh, nanti aja.... ", Aku menolak dengan halus.
" Itu temen lu lagi sakit, mending bawa ke UKS aja ya. " Aldo terlihat memaksa.
Aku berpikir keras. Walaupun aku ingin menitipkan tubuh asliku di UKS nanti ketika pelajaran dimulai tetap saja tubuh ini akan dibopong oleh orang-orang dan pastinya tetap dilihat oleh siswa lain dikelas. Arghh, sial sekali hariku ini.
.....
Diantara suasana kebingunganku yang terjadi saat itu. Tiba-tiba terlihat dari depan tempat dudukku, seekor kucing hitam berbulu lebat yang muncul entah dari mana.
" Hah!?! " Aldo terkejut. Dia juga melihat kucing itu.
Kaget dengan reaksi Aldo, aku juga ikut merasa kaget. Walaupun sudah merasakannya sebelumnya.
" Bagaimana nona?, Apakah sekarang kau sudah siap untuk menerima takdirmu!? "
Sang kucing hitam berbicara dengan lantang padaku. Aku mengenali suara ini, ini adalah si Pria Kucing!.
" Ku,ku, ku kkkk kucing bisa bicara !?!!! ", Aldo terjerembab ke lantai dan menunjuk-nunjuk kucing itu.
" Haaah?, kau bisa melihatku!?! "
Pria kucing yang sedari tadi tidak mengindahkan Aldo sekarang ikut terkejut melihat reaksinya.
" No, Nona! Ayo pergi dari sini!!. Disini tidak aman! "
Pria kucing tiba-tiba mendekatiku, tubuhnya perlahan berubah menjadi kain hitam lalu membungkusku. Kain tersebut kemudian mengecil dan mengecil, lalu menghilang
Aldo yang melihat seluruh kejadian itu hanya diam dan membisu.