Arunnisa

"Maafkan aku. Aku mohon jangan terima cinta dari dia."

"Aku janji, aku akan belajar lebih giat lagi agar menjadi juara kelas dan Ayah percaya kalau aku bisa menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan kamu suatu saat nanti."

"Jangan pergi dengannya! Tunggu aku. Aku akan ke rumahmu sekarang."

Semua perkataan darinya terus terngiang di telingaku. Dan ... semua itu membuatku semakin merasa bersalah. 

Aku menggenggam erat jemarinya. Berharap dia akan segera membuka matanya lalu melihatku di sini. Di sampingnya.

"Bangunlah ... aku di sini."

Sekali lagi. Aku mencium punggung tangannya dengan perasaan yang begitu dalam. Namun, itu malah membuatku semakin terisak dalam kesedihan yang begitu melesak.

Seharusnya aku menunggunya.

Tidak! Bukan! Bukan menunggunya!

Seharusnya aku yang datang ke rumahnya dan mengatakan kalau aku mencintainya. Dengan begitu, dia tidak akan mungkin melajukan motornya dengan kecepatan penuh hanya untuk mencegahku pergi bersama kakaknya.

Berkali-kali aku menghapus air mata yang terus mengalir di pipi. Meski aku tahu kalau itu hal yang percuma. 

"Abimanyu ... Bangunlah. Bukankah kamu harus membuktikan sesuatu kepada ayahmu."

Untuk pertama kalinya, aku menyesali pertengkaran di antara kami berdua. Pertengkaran yang membuat aku tersulut emosi. Sehingga menerima ajakan Kak Arjuna untuk pergi makan malam. Dan bodohnya aku mengatakan hal itu dengan santai kepada Abimanyu.

***

Tak selamanya cinta mendatangkan kebaikan, pun keburukan.

Lalu bagaimanakah kisah cinta antara Nayara Putri dengan Rakha Abimanyu? 

Akankah Abimanyu kembali tersadar dari komanya dan membuktikan kepada ayahnya kalau dirinya mampu menjadi murid yang berprestasi sehingga layak untuk Naya? 

Ataukan sebaliknya?

Lalu, bagaimana dengan Arjuna? Apakah dia benar-benar menyukai Naya ataukah ada maksud tertentu dari semua perhatiannya kepada Naya?

Table of Not Ordinary Love

Table of contents

Volume 1