Dalam keheningan lembah berkabut, sebuah sekte besar berdiri megah di puncak gunung yang menjulang di atas awan. Sekte Langit Abadi, tempat para kultivator muda belajar dan bermimpi menembus batas dunia fana, adalah tujuan utama bagi mereka yang ingin mengejar kekuatan sejati.
Di antara sekumpulan murid yang berlatih dengan semangat, seorang pemuda bernama Shen Wei berdiri di tengah aula latihan. Mata hitamnya memancarkan tekad, dan setiap gerakannya mencerminkan potensi yang luar biasa. Meski ia hanyalah murid baru, bakatnya segera menarik perhatian banyak orang—baik itu kekaguman, kecemburuan, maupun ketakutan.
"Shen Wei," suara seorang tetua sekte menggema di aula, "energi spiritualmu melampaui apa yang seharusnya dimiliki seorang murid tingkat rendah. Kau harus lebih berhati-hati."
Shen Wei menunduk hormat. "Saya hanya ingin memberikan yang terbaik, Tetua."
Namun, bakatnya yang luar biasa segera menjadi pisau bermata dua. Dalam beberapa bulan, Shen Wei menunjukkan kekuatan yang jauh melampaui para murid lainnya. Hal ini memicu kecemburuan dan ketakutan di antara seniornya. Bisikan-bisikan mulai terdengar di setiap sudut sekte, menyebutnya "anomali" atau bahkan "ancaman."
Hari itu tiba. Di bawah langit yang kelabu, Shen Wei dipanggil ke balai utama sekte. Para tetua duduk di atas kursi mereka dengan ekspresi serius, sementara murid-murid lain berdiri di belakang, menyaksikan dengan tatapan bingung.
"Shen Wei," suara ketua sekte menggelegar, "setelah pertimbangan panjang, kami telah memutuskan bahwa keberadaanmu terlalu berbahaya bagi keseimbangan sekte. Energi spiritualmu terlalu besar untuk dapat dikendalikan, dan kami tidak bisa mengambil risiko. Mulai hari ini, kau tidak lagi menjadi bagian dari Sekte Langit Abadi."
Shen Wei terpaku. Kata-kata itu menghantam hatinya lebih keras daripada serangan fisik apa pun.
"Apa... apa maksudnya ini, Guru? Saya hanya ingin belajar, hanya ingin menjadi kuat..."
"Kau memiliki potensi besar, tapi potensimu adalah pedang bermata dua. Jika kekuatan itu lepas kendali, seluruh sekte bisa hancur. Kami melakukan ini demi melindungi semuanya," jawab salah satu tetua, tanpa sedikit pun rasa belas kasih.
Tanpa diberi kesempatan untuk membela diri, Shen Wei dibuang dari sekte. Dengan luka di hati dan tubuhnya yang penuh lelah, ia berjalan menyusuri lembah dingin. Angin malam yang menggigit seolah menjadi saksi penderitaannya. Namun, di tengah kegelapan, Shen Wei tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam keputusasaan.
Ia menatap ke arah bulan yang menggantung tinggi di langit, matanya kini penuh dengan api semangat.
"Jika dunia ini tidak menerima kekuatanku, maka aku akan menciptakan jalanku sendiri. Aku akan menjadi lebih kuat, lebih hebat daripada siapa pun—bahkan lebih dari para dewa!"
Dan begitulah, perjalanan Shen Wei dimulai. Dari seorang murid yang dibuang, ia memulai kultivasi yang panjang, membangun kekuatannya sendiri, dan menantang takdir yang telah ditetapkan untuknya.