Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 9 - Bab 8: Konfrontasi dengan Klan Naga Hitam

Chapter 9 - Bab 8: Konfrontasi dengan Klan Naga Hitam

Langit senja memantulkan warna keemasan di permukaan sebuah danau yang tenang. Di tepi danau itu, Shen Wei duduk bersila di atas batu besar, bermeditasi dalam diam. Aura spiritualnya mengalir dengan lembut, menyatu dengan alam di sekitarnya. Meski tubuhnya tampak tenang, pikirannya menjelajahi kedalaman dunia spiritual, mencari makna dari kekuatannya yang baru diperoleh.

Namun, kedamaian itu terganggu. Dalam keheningan meditasinya, Shen Wei tiba-tiba melihat sebuah gambaran yang jelas, seperti potongan ingatan yang bukan miliknya. Sebuah klan besar yang disebut Klan Naga Hitam muncul dalam visinya.

Klan itu penuh dengan kegelapan. Di tengah area latihan mereka yang luas, para anggota klan sedang mempelajari teknik-teknik berbahaya yang dipenuhi aura jahat. Di puncak kekuatan klan itu berdiri seorang pria dengan tubuh besar dan mata yang menyala merah darah. Aura kegelapan dari pria itu sangat kuat, seperti kutukan yang melingkupi seluruh tubuhnya.

Shen Wei membuka matanya perlahan. Tatapan dingin keluar dari balik topengnya, dan sudut bibirnya melengkung tipis. "Menarik," katanya. "Klan Naga Hitam... Jadi, mereka ingin menguasai dunia? Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Shen Wei bangkit dari meditasinya. Dengan satu gerakan tangan, ia menciptakan jalan cahaya yang melayang di atas danau, membawanya ke daratan. Di atas punggungnya, Pedang Surgawi memancarkan kilau lembut, seolah-olah merasakan pertempuran yang akan datang.

Tanpa membuang waktu, Shen Wei menggunakan kemampuan teleportasinya untuk menuju lokasi yang ia lihat dalam visinya. Dalam sekejap, ia muncul di puncak sebuah bukit yang menghadap lembah luas tempat Klan Naga Hitam bermarkas.

Dari atas bukit, Shen Wei mengamati klan itu. Para anggota klan terlihat sedang berlatih di bawah bimbingan ketua mereka. Aura kegelapan yang pekat meliputi tempat itu, membuatnya terasa seperti wilayah yang terkutuk.

Di tengah lapangan latihan, berdiri seorang pria besar dengan rambut panjang hitam yang berkibar di udara. Matanya yang merah menyala memancarkan kekejaman, dan setiap gerakannya memancarkan kekuatan yang mengintimidasi. Shen Wei bisa merasakan bahwa pria itu adalah ketua dari Klan Naga Hitam.

"Mereka bukan sekadar ancaman biasa," gumam Shen Wei. "Tetapi, meskipun begitu, mereka masih jauh di bawahku."

Shen Wei melangkah perlahan menuruni bukit, tubuhnya diselimuti oleh aura yang menenangkan namun penuh kewibawaan. Ia tidak berniat langsung menyerang. Sebaliknya, ia ingin mengamati lebih dekat, memahami sejauh mana kekuatan klan ini sebelum menghadapinya.

Ketika Shen Wei mendekati area latihan, beberapa anggota klan menyadari keberadaannya. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan bekas luka di wajahnya, mendekati Shen Wei dengan tatapan curiga.

"Siapa kau? Berani-beraninya masuk ke wilayah Klan Naga Hitam tanpa izin?" tanyanya dengan suara keras.

Shen Wei tidak menjawab. Ia hanya memandang pria itu dari balik topengnya, membuatnya merasakan tekanan luar biasa.

"Berani diam?!" Pria itu mengayunkan pedangnya ke arah Shen Wei. Namun, sebelum pedang itu sempat menyentuhnya, Shen Wei mengangkat jarinya dan menghentikan serangan itu di udara. Pedang itu terhenti seolah-olah menabrak dinding tak terlihat, lalu hancur menjadi serpihan kecil.

Pria itu terkejut dan melangkah mundur dengan wajah pucat. "Apa… apa kau seorang dewa?"

Shen Wei tidak menjawab. Ia melangkah maju, melewati pria itu tanpa menghiraukannya.

Ketika Shen Wei mencapai lapangan utama, semua aktivitas di sana berhenti. Para anggota klan menatapnya dengan kebingungan dan ketakutan. Aura ilahi Shen Wei begitu kuat, membuat semua orang merasa tertekan.

Ketua Klan Naga Hitam, pria bermata merah, melangkah maju. Tatapannya tajam seperti binatang buas, penuh dengan kebencian dan rasa ingin tahu.

"Siapa kau?" tanyanya dengan suara dalam yang menggema. "Berani-beraninya kau datang ke tempat ini dan mengganggu latihan kami?"

Shen Wei menatap pria itu dengan tenang. "Aku hanyalah seseorang yang tidak menyukai ambisi kotor kalian. Klan Naga Hitam yang ingin menguasai dunia? Aku di sini untuk menghentikan kalian sebelum itu terjadi."

Ketua klan itu tertawa keras. "Kau pikir kau bisa menghentikanku? Aku adalah Lu Tian, ketua Klan Naga Hitam, penguasa kegelapan! Bahkan dewa pun tidak bisa melawanku!"

Tanpa membuang waktu, Lu Tian melancarkan serangan besar. Gelombang energi kegelapan meluncur dari tangannya, menghancurkan tanah di sekitarnya dan menciptakan kawah besar. Para anggota klan mundur, mencoba menghindari kekuatan dahsyat itu.

Namun, Shen Wei tetap berdiri di tempatnya, tidak terpengaruh sedikit pun. Ia mengangkat tangannya, dan gelombang energi itu berhenti di udara sebelum lenyap tanpa bekas.

"Apakah itu yang kau sebut kekuatan?" kata Shen Wei dengan nada mengejek.

Lu Tian menggeram marah. Ia memanggil pedang raksasa yang dipenuhi aura kegelapan dan menyerang Shen Wei dengan semua kekuatannya. Setiap ayunan pedangnya menciptakan retakan di tanah, namun Shen Wei menghindar dengan mudah, seolah-olah ia sedang menari di tengah badai.

Dengan satu gerakan cepat, Shen Wei menghunus Pedang Surgawi. Cahaya ilahi yang terpancar dari pedang itu membuat semua orang di tempat itu merasa tercekik.

"Pedang itu…" gumam Lu Tian dengan ketakutan. "Itu bukan pedang biasa!"

Shen Wei melancarkan satu serangan ringan, namun dampaknya luar biasa. Gelombang energi ilahi dari pedang itu menghancurkan pedang kegelapan Lu Tian dan melemparkannya ke belakang.

Para anggota Klan Naga Hitam, yang sebelumnya sombong dan percaya diri, kini berlutut di tanah, gemetar ketakutan. Mereka menyadari bahwa kekuatan Shen Wei berada di luar imajinasi mereka.

"Ketua!" salah satu anggota klan berteriak. "Kita tidak bisa melawan dia! Kita harus menyerah!"

Lu Tian, yang terluka parah, mencoba bangkit. Namun, Shen Wei melangkah mendekatinya dan menatapnya dengan dingin.

"Klanmu telah menyebarkan kegelapan terlalu lama," kata Shen Wei. "Aku akan memastikan bahwa tidak ada yang tersisa dari ambisi kotormu."

Dengan satu serangan terakhir, Shen Wei menghancurkan pusat kekuatan Klan Naga Hitam, menghancurkan markas mereka hingga rata dengan tanah. Para anggota klan yang tersisa berlarian dalam ketakutan, meninggalkan tempat itu yang kini menjadi puing-puing.

Setelah semuanya selesai, Shen Wei berdiri di tengah kehancuran itu, memandangi Pedang Surgawi di tangannya. Cahaya ilahi dari pedang itu perlahan meredup, menyisakan keheningan di sekitarnya.

"Masih ada banyak kejahatan di dunia ini," gumam Shen Wei. "Dan aku akan menjadi penghakim mereka."

Dengan langkah tenang, Shen Wei meninggalkan tempat itu, melanjutkan perjalanannya menuju takdir yang lebih besar.