Setelah insiden dengan Ling Tian, Shen Wei memutuskan untuk meningkatkan pelatihan murid-muridnya. Ia tahu bahwa ancaman dari Sekte Bayangan Malam bukan sesuatu yang bisa diabaikan. Jika satu orang saja sudah cukup berani menyerangnya, maka kemungkinan besar ada lebih banyak musuh yang sedang mengincarnya.
Pagi itu, Shen Wei berdiri di atas batu besar, memandang murid-muridnya yang berbaris di depannya. Wajah mereka serius, penuh tekad untuk menjadi lebih kuat.
"Kalian sudah melihat sendiri," kata Shen Wei dengan suara tenang tetapi penuh tekanan. "Musuh tidak akan menunggu sampai kalian siap. Karena itu, kita harus lebih cepat, lebih kuat, dan lebih cerdas dari mereka."
Murid-muridnya mengangguk serempak.
Shen Wei mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, energi spiritual menyelimuti mereka semua. Dunia di sekitar mereka berubah, langit menjadi gelap, dan tanah di bawah kaki mereka berguncang. Mereka sekarang berada dalam dunia ilusi yang diciptakan Shen Wei, tempat di mana mereka bisa berlatih tanpa batasan.
"Di dunia ini, musuh bisa muncul kapan saja. Ini adalah ujian bagi kalian semua."
Tiba-tiba, dari balik kabut hitam, muncul siluet bayangan yang menyerupai para kultivator dari Sekte Bayangan Malam. Mereka menyerang tanpa peringatan, dan murid-murid Shen Wei segera bereaksi.
Chen Guang mengayunkan pedangnya, menangkis serangan dari dua musuh sekaligus. Lin Xia dan Yu Lan bekerja sama, menggunakan kombinasi teknik elemen mereka untuk menghalau serangan dari segala arah. Sementara itu, Mei Er berdiri di tengah lapangan pertempuran, menggunakan energi spiritualnya untuk menciptakan ilusi yang membingungkan musuh.
Shen Wei mengamati mereka dari kejauhan. Ia ingin melihat bagaimana mereka beradaptasi dalam situasi yang sulit.
Setelah beberapa waktu, ilusi menghilang, dan mereka kembali ke dunia nyata. Semua murid terengah-engah, tetapi mereka merasa lebih kuat dari sebelumnya.
Shen Wei tersenyum kecil. "Bagus. Kalian mulai memahami pentingnya strategi dan kerja sama."
Mei Er mendekati Shen Wei, wajahnya masih sedikit merah setelah latihan. "Senior, latihan ini sangat berat, tetapi aku merasa lebih berkembang."
Shen Wei menatapnya dengan lembut. "Kau berbakat, Mei Er. Teruslah berlatih, dan kau akan menjadi jauh lebih kuat."
Mei Er menundukkan kepala, tersenyum malu.
Saat malam tiba, Shen Wei duduk di bawah pohon besar, menatap langit berbintang. Namun, tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.
"Sudah lama kita tidak bertemu, Shen Wei," kata suara itu.
Shen Wei berbalik dan melihat seorang pria berambut putih dengan jubah hitam berdiri di depan bayangan. Matanya penuh kebijaksanaan tetapi juga memiliki sedikit aura kegelapan.
"Siapa kau?" tanya Shen Wei dengan waspada.
Pria itu tersenyum tipis. "Aku seorang pengamat… dan seseorang yang tahu banyak tentang masa lalumu."
Shen Wei menyipitkan mata. "Apa maksudmu?"
Pria itu mendekat, mengulurkan gulungan kuno. "Di dalamnya ada informasi tentang mereka yang dulu membuangmu. Kau mungkin berpikir kau telah membalas dendam, tetapi sebenarnya, mereka masih ada, lebih kuat dari yang kau bayangkan."
Shen Wei menerima gulungan itu dan membukanya. Matanya membesar saat membaca isinya.
"Aku akan pergi untuk saat ini," kata pria itu sebelum menghilang dalam bayangan.
Shen Wei menggenggam gulungan itu erat-erat. Jika yang dikatakan pria itu benar, maka perjalanannya belum berakhir. Ia harus bersiap menghadapi musuh yang lebih besar di masa depan.
Dan ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar.