Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 17 - Bab 18: Bayangan di Istana Hitam

Chapter 17 - Bab 18: Bayangan di Istana Hitam

Saat Shen Wei melangkah masuk ke kota kuno yang tersembunyi di balik gerbang batu raksasa, kabut tebal mulai menggumpal di sekelilingnya. Bangunan-bangunan batu yang menjulang tinggi tampak sunyi, seperti kota mati yang telah ditinggalkan selama ribuan tahun.

Namun, Shen Wei tahu bahwa tempat ini bukan kota biasa. Di balik kesunyian ini, ada sesuatu yang mengawasi setiap langkahnya.

Dia berjalan perlahan menuju istana hitam di pusat kota, bangunan yang memancarkan aura kegelapan yang luar biasa. Energi dari istana itu begitu pekat hingga udara di sekitarnya terasa berat dan menyesakkan.

Saat ia mendekati gerbang istana, tiba-tiba suara tawa menyeramkan terdengar dari bayang-bayang.

"Hahaha… akhirnya ada yang cukup bodoh untuk datang ke tempat ini."

Dari kegelapan, muncul tiga sosok berjubah hitam dengan mata merah menyala. Mereka berdiri menghalangi jalan Shen Wei, memancarkan aura membunuh yang kuat.

"Kau siapa?" tanya salah satu dari mereka dengan suara dingin.

Shen Wei tidak menjawab. Ia hanya menatap mereka dengan tenang, lalu berkata, "Aku datang untuk menghabisi mereka yang bersembunyi di tempat ini."

Para penjaga berjubah hitam itu tertawa.

"Beraninya kau bicara seperti itu di hadapan kami? Kau pikir kau siapa?"

Tanpa membuang waktu, salah satu dari mereka melesat ke arah Shen Wei, mencabut pedang hitam yang dipenuhi energi kegelapan.

Namun, sebelum pedang itu bisa menyentuhnya, Shen Wei hanya mengangkat satu jari.

Cahaya Ilahi Pemurnian.

Dalam sekejap, cahaya emas keluar dari ujung jarinya dan menembus dada pria itu. Tubuhnya membeku, lalu mulai meleleh seperti lilin yang terkena api.

Dua penjaga lainnya mundur dengan wajah penuh ketakutan.

"Ini… ini kekuatan seorang dewa…"

Shen Wei melangkah maju, memancarkan tekanan yang membuat kedua penjaga itu berlutut tanpa sadar.

"Kalian hanya semut bagiku," katanya dengan suara dingin. "Bawa aku ke pemimpin kalian, atau aku akan menghabisi kalian di tempat."

Penjaga yang tersisa saling bertukar pandang. Salah satu dari mereka menggertakkan giginya dan mengeluarkan jimat hitam dari lengan jubahnya, lalu menghancurkannya dengan cepat.

Shen Wei merasakan energi bergetar di udara. Dia tahu, mereka baru saja mengirimkan sinyal ke seseorang di dalam istana.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari dalam.

Pintu gerbang istana terbuka perlahan, dan dari dalam keluarlah seorang pria tinggi dengan jubah hitam panjang yang disulam dengan pola naga emas. Rambutnya panjang dan perak, matanya berwarna merah darah, dan auranya jauh lebih kuat daripada para penjaga tadi.

Pria itu menatap Shen Wei dengan penuh ketertarikan.

"Sudah lama sejak seseorang cukup berani untuk datang ke tempat ini."

Shen Wei menatap pria itu dengan tajam. "Kau pemimpin sekte yang bersembunyi di sini?"

Pria itu tersenyum, lalu melangkah maju dengan tenang. "Namaku Mo Tian, pemimpin Sekte Bayangan Malam."

Nama itu terdengar familiar di telinga Shen Wei. Ia pernah mendengar nama Mo Tian disebut di dunia kultivasi—seorang kultivator kegelapan yang pernah hampir menaklukkan benua ini sebelum menghilang tanpa jejak.

"Jadi kau masih hidup," kata Shen Wei.

Mo Tian menyeringai. "Dan kau, siapa namamu, wahai dewa yang sombong?"

Shen Wei tidak menjawab. Ia hanya menatap Mo Tian dengan dingin.

Mo Tian tertawa kecil. "Baiklah, tidak masalah. Aku bisa merasakan kekuatanmu… luar biasa, bahkan melampaui banyak dewa yang pernah kutemui. Tapi kekuatan itu sia-sia jika kau tidak memahami kegelapan."

Shen Wei menghunus Pedang Surgawi.

"Aku tidak perlu memahami kegelapan," katanya. "Aku hanya perlu menghancurkannya."

Mo Tian menyipitkan mata, lalu dalam sekejap ia menghilang.

Shen Wei mengangkat pedangnya tepat pada waktunya untuk menangkis serangan Mo Tian yang muncul di belakangnya dengan kecepatan luar biasa.

Dentuman energi mengguncang tanah di bawah mereka.

Keduanya bertukar serangan dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa. Setiap tebasan Pedang Surgawi menghasilkan gelombang cahaya ilahi yang menghancurkan bayangan di sekitarnya, sementara setiap serangan Mo Tian mengeluarkan pusaran kegelapan yang mampu menghisap energi kehidupan.

Shen Wei melompat ke udara, mengayunkan pedangnya dengan teknik Tebasan Langit Ilahi. Sebuah bilah cahaya emas meluncur menuju Mo Tian.

Namun, Mo Tian mengangkat tangannya dan menciptakan perisai kegelapan yang menyerap serangan itu.

"Menarik…" gumamnya. "Tapi belum cukup."

Mo Tian menekankan kedua tangannya ke tanah, dan tiba-tiba, bayangan di bawahnya mulai membesar dan berubah menjadi puluhan rantai hitam yang melesat ke arah Shen Wei.

Shen Wei tetap tenang.

Ia menghunus Pedang Surgawi ke langit, lalu mengucapkan satu mantra.

"Sinar Ilahi Pemusnah Kegelapan."

Dalam sekejap, cahaya yang begitu terang terpancar dari pedangnya, menghancurkan semua rantai hitam itu sekaligus.

Mo Tian tersentak. "Apa…?"

Shen Wei muncul tepat di depannya, menebaskan pedangnya ke arah dada Mo Tian.

Namun, sebelum serangan itu mengenai sasarannya, Mo Tian tersenyum dan tubuhnya berubah menjadi kabut hitam, menghilang begitu saja.

Suara tawa samar terdengar di udara.

"Kau kuat, tapi aku tidak akan kalah semudah itu," kata Mo Tian. "Kita akan bertemu lagi, Dewa yang misterius…"

Shen Wei hanya berdiri diam, membiarkan Mo Tian pergi.

Ia tahu, pertarungan ini belum berakhir.

Tapi untuk saat ini, ia telah membuktikan satu hal:

Sekte Bayangan Malam tidak akan bisa bersembunyi lagi.

Dan dia akan memastikan bahwa mereka benar-benar musnah.