Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 22 - Bab 21: Kembalinya Sang Dewa: Volume 2 Akhir

Chapter 22 - Bab 21: Kembalinya Sang Dewa: Volume 2 Akhir

Aula utama Istana Hitam bergetar hebat saat dua energi yang luar biasa bertabrakan. Shen Wei dan Mo Tian saling bertukar serangan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa.

Mo Tian mengeluarkan energi kegelapan yang menutupi seluruh ruangan, menciptakan dunia bayangan tempat ia memiliki kendali penuh.

"Di tempat ini, aku adalah penguasa! Kau tidak akan bisa menang, Shen Wei!" Mo Tian berteriak, matanya bersinar merah.

Shen Wei berdiri tegap di tengah kegelapan, tubuhnya memancarkan cahaya keemasan yang perlahan mengusir bayangan itu.

"Kegelapanmu tak berarti di hadapanku."

Dengan satu gerakan tangan, Pedang Surgawi melayang di udara, memancarkan energi ilahi yang menyilaukan.

Mo Tian meluncurkan serangan terakhirnya—Lima Rantai Neraka, teknik terlarang yang mengikat lawannya dan menyerap energi mereka sampai habis. Rantai hitam berkilauan dengan aura mematikan melesat menuju Shen Wei, mencoba mengikatnya dalam kegelapan abadi.

Namun, sebelum rantai itu mencapai tubuhnya, Shen Wei mengangkat tangannya.

"Hancur."

Dalam sekejap, cahaya ilahi meledak dari tubuhnya, menghancurkan rantai-rantai itu menjadi debu.

Mo Tian terbelalak. "Tidak mungkin…!"

Shen Wei melangkah maju, pedangnya bergetar dengan kekuatan tak terbayangkan.

"Waktumu sudah habis, Mo Tian."

Dengan satu tebasan, cahaya ilahi membelah langit dan tanah. Serangan itu menembus tubuh Mo Tian, menghapusnya dari dunia ini selamanya.

Istana Hitam mulai runtuh, fondasinya hancur bersama pemiliknya. Shen Wei tidak menoleh ke belakang. Dengan langkah ringan, ia meninggalkan reruntuhan itu dan menghilang ke dalam kegelapan malam.

Setelah menghancurkan seluruh sekte kegelapan, Shen Wei memilih untuk beristirahat sejenak di gua tempatnya bermeditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya tenang.

Namun, di dalam pikirannya, ada satu sosok yang terus muncul—Mei Er.

Hatinya bergetar. Selama ini, ia selalu menghindari perasaan itu. Ia adalah seorang kultivator yang telah melampaui batas dunia fana, tetapi kenapa hatinya terus mengingat Mei Er?

Shen Wei membuka matanya perlahan.

"Sudah waktunya aku kembali."

Dengan satu tarikan napas, ia berdiri dan melepas topeng yang selama ini menutupi wajahnya. Cahaya lembut menyelimuti wajahnya yang tampan, seperti dewa yang turun dari langit.

Tanpa ragu, ia melangkah menuju tempat murid-muridnya berada.

Di lembah tempat murid-muridnya berlatih, Klon Shen Wei masih mengawasi latihan mereka. Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang terus mengasah keterampilan mereka dengan penuh semangat.

Mei Er, yang berada di sisi lapangan, tiba-tiba merasakan sesuatu. Jantungnya berdegup kencang, seolah ada kehadiran yang sangat familiar.

"Senior…" Mei Er berbisik pelan.

Tiba-tiba, langit di atas mereka bersinar terang. Cahaya keemasan turun perlahan, menyelimuti seluruh area latihan dengan kehangatan yang lembut.

Semua murid menghentikan latihan mereka dan menoleh ke arah cahaya itu.

Dari dalam cahaya tersebut, Shen Wei muncul, berjalan perlahan dengan wajah tanpa topeng.

Mata Mei Er membesar. Napasnya tercekat.

"Senior…"

Dalam sekejap, Mei Er berlari ke arahnya, air mata mengalir di pipinya.

"Senior!!"

Shen Wei tersenyum lembut. Saat Mei Er tiba di depannya, ia langsung memeluknya erat.

"Aku kembali, Mei Er."

Mei Er menangis dalam pelukannya, merasakan kehangatan yang telah lama ia rindukan.

Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang juga menatap Shen Wei dengan penuh haru dan kekaguman.

"Guru!" Mereka semua bersujud, menunjukkan rasa hormat yang mendalam.

Shen Wei mengangguk dan menatap mereka dengan penuh kebanggaan.

"Mulai hari ini, kita akan membangun sekte yang lebih kuat. Tidak ada lagi ketakutan. Tidak ada lagi kelemahan. Kita akan menjadi cahaya yang melindungi dunia ini."

Murid-muridnya bersorak gembira, menyambut kembalinya guru mereka yang tak terkalahkan.

Di antara sorakan itu, Mei Er masih dalam pelukan Shen Wei, menolak untuk melepaskannya.

Shen Wei menatap langit.

Perjalanannya masih panjang.

Namun untuk saat ini…

Ia hanya ingin menikmati momen ini bersama murid-muridnya.