Malam semakin larut, tetapi Shen Wei masih berdiri di puncak bukit, menatap langit berbintang dengan penuh kebingungan. Angin malam berhembus lembut, membawa ketenangan yang seharusnya bisa menenangkan hatinya. Namun, di dalam dirinya, ada pergolakan besar yang sulit untuk dia redakan.
Mo Ling, Kaisar Kegelapan, telah bangkit. Itu berarti ancaman kali ini bukan hanya sekadar sekte jahat atau kultivator gelap biasa. Ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar, sesuatu yang bisa mengguncang keseimbangan dunia spiritual.
Shen Wei tahu bahwa dia harus bertindak cepat. Tetapi ada satu pertanyaan besar yang terus menghantuinya: Haruskah dia membawa murid-muridnya atau pergi sendirian?
Jika dia membawa mereka, mereka bisa menjadi lebih kuat melalui pertempuran, tetapi risikonya sangat besar. Terutama Mei Er—Shen Wei tidak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi padanya.
"Aku tidak bisa membiarkan dia terluka…" gumamnya pelan.
Namun, jika dia pergi sendirian, murid-muridnya pasti akan mencarinya lagi, sama seperti sebelumnya. Mei Er pasti akan menangis seperti saat dia meninggalkan mereka dulu.
"Aku harus mengambil keputusan…"
Keesokan paginya, Shen Wei kembali ke tempat murid-muridnya berlatih. Mereka semua masih bersemangat setelah sesi latihan kemarin.
Mei Er berdiri di dekat Lin Xia dan Yu Lan, tetapi matanya sesekali melirik ke arah Shen Wei, seperti bisa merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Chen Guang, yang melihat seniornya tampak serius, bertanya, "Senior, ada sesuatu yang terjadi?"
Shen Wei menatap mereka satu per satu sebelum menghela napas.
"Aku punya misi penting. Mungkin… aku harus pergi lagi."
Mereka semua terdiam.
Mei Er menggenggam tangannya erat. "Senior, kau akan meninggalkan kami lagi?" suaranya bergetar.
Shen Wei ingin mengatakan bahwa dia tidak akan pergi lama, tetapi dia tidak ingin berbohong.
"Aku belum memutuskan. Tetapi ini adalah sesuatu yang berbahaya, sesuatu yang bisa mengancam dunia. Aku tidak bisa membiarkan kalian terluka."
Lin Xia dan Yu Lan saling berpandangan, lalu Yu Lan berbicara, "Kami murid-muridmu, Senior. Bukankah sudah menjadi tugas kami untuk ikut melindungi dunia ini?"
Chen Guang mengangguk setuju. "Jika kau pergi sendiri, kami tidak akan hanya diam dan menunggu."
Shen Wei terdiam. Dia tahu ini akan terjadi. Murid-muridnya tidak akan tinggal diam jika dia pergi begitu saja.
Mei Er berjalan mendekat dan menggenggam lengan Shen Wei dengan erat. "Senior… aku tidak ingin kehilanganmu lagi."
Shen Wei menatapnya dalam diam. Hatinya semakin goyah.
"Aku…"
Sebelum dia bisa menjawab, tiba-tiba langit menjadi gelap. Awan hitam berkumpul, dan energi kegelapan mulai menyelimuti lembah tempat mereka berada.
"Apa ini…?" Lin Xia mundur selangkah, merasakan tekanan besar dari langit.
"Kegelapan yang sangat kuat…" Yu Lan bergumam dengan wajah pucat.
Shen Wei segera bergerak. Dia mengangkat tangannya dan menciptakan penghalang cahaya yang melindungi mereka semua.
Dari dalam kegelapan, suara tawa dingin terdengar.
"Hahaha… Jadi inilah tempat persembunyian Dewa Reinkarnasi?"
Sebuah sosok muncul di udara. Seorang pria dengan jubah hitam pekat, wajahnya tertutup topeng iblis, dan aura kegelapan mengalir dari tubuhnya seperti kabut beracun.
"Siapa kau?" Shen Wei bertanya dengan nada tajam.
Pria itu tertawa. "Aku hanyalah utusan. Kaisar Mo Ling ingin menyampaikan salamnya kepadamu, Dewa Reinkarnasi."
Mei Er menatap sosok itu dengan ketakutan. "Mo Ling…"
Shen Wei mempersempit matanya. "Katakan pada Mo Ling, aku akan datang kepadanya. Aku tidak membutuhkan peringatan seperti ini."
Pria itu terkekeh. "Oh, aku tahu kau akan datang. Tetapi sebelum itu, dia ingin melihat… apakah murid-muridmu cukup kuat untuk bertahan hidup."
Tiba-tiba, ratusan bayangan hitam muncul dari dalam kabut, menyerang mereka dengan kecepatan tinggi!
"Jaga diri kalian!" Shen Wei berteriak, melompat ke depan untuk melindungi murid-muridnya.
Lin Xia dan Yu Lan segera menghunus pedang mereka, menyerang bayangan-bayangan itu dengan energi spiritual mereka. Chen Guang, dengan tubuhnya yang kuat, menahan beberapa serangan dan menghancurkan bayangan dengan pukulannya.
Mei Er, meskipun sedikit ragu, mulai membentuk lingkaran energi di tangannya, melepaskan gelombang spiritual yang menyapu sebagian musuh.
Namun, jumlah mereka terlalu banyak. Untuk setiap bayangan yang dihancurkan, dua lagi muncul.
Shen Wei tahu mereka tidak bisa bertahan lama dalam kondisi ini.
Dengan satu gerakan, dia menghunus Pedang Surgawi, dan dalam sekejap, cahaya ilahi membelah kegelapan!
"HILANG!"
Dengan satu tebasan, hampir setengah dari bayangan itu lenyap. Tetapi pria bertopeng hanya tertawa.
"Bagus, bagus! Murid-muridmu cukup menarik. Aku akan menyampaikan ini pada Kaisar Mo Ling."
Lalu, dalam sekejap, dia menghilang, membawa sisa bayangan bersamanya.
Langit kembali cerah.
Tetapi Shen Wei tahu… ini baru permulaan.
Setelah semua kembali tenang, Shen Wei berdiri di hadapan murid-muridnya.
"Aku telah memutuskan."
Mereka semua menatapnya dengan penuh harap.
"Aku tidak bisa melarang kalian ikut. Tetapi ini akan menjadi perjalanan yang sangat berbahaya. Jika kalian ikut, kalian harus siap menghadapi kematian kapan saja."
Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang mengangguk tanpa ragu.
Mei Er menggenggam tangan Shen Wei erat-erat. "Jika aku bisa berada di sisimu, aku tidak peduli dengan bahaya apa pun."
Shen Wei terdiam, lalu tersenyum kecil.
"Baik. Mulai hari ini, kita akan bergerak bersama."
Hari itu, Shen Wei dan murid-muridnya bersiap untuk menghadapi ancaman terbesar dalam hidup mereka.
Perjalanan menuju pertarungan terakhir… telah dimulai.