Di dalam Istana Kegelapan, energi spiritual berputar liar, menciptakan tekanan yang hampir mencekik. Mo Xuan, sang penguasa Istana Kegelapan, duduk di atas takhta hitamnya, matanya yang bersinar merah menatap Shen Wei dan murid-muridnya dengan penuh rasa puas.
"Menarik... Kalian bisa mengalahkan Jiang Kui dan Luo Yan. Tapi apakah kalian berpikir bisa menang melawanku?"
Suara Mo Xuan bergema di seluruh aula. Aura hitamnya menyelimuti seluruh ruangan, membuat suhu turun drastis. Mei Er dan yang lainnya merasakan hawa dingin yang menusuk tulang, seolah-olah jiwa mereka mulai membeku.
Shen Wei berdiri di depan murid-muridnya, tatapannya tetap tajam. Dia mengangkat Pedang Surgawi dan mengarahkan ujungnya ke Mo Xuan.
"Mo Xuan, kegelapanmu sudah terlalu lama menguasai tempat ini. Aku akan mengakhirinya di sini."
Mo Xuan hanya tertawa pelan, lalu bangkit dari takhtanya. Saat dia melangkah ke depan, tanah di bawahnya retak, seolah tidak sanggup menahan kekuatan yang dia pancarkan.
"Baiklah, kalau begitu... Mari kita lihat seberapa kuat seorang 'Dewa' sepertimu!"
Dalam sekejap, Mo Xuan menghilang dan muncul di depan Shen Wei, melepaskan pukulan penuh energi kegelapan ke arahnya. Shen Wei mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan itu. Benturan keduanya menciptakan gelombang kejut yang membuat seluruh istana berguncang.
Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang terdorong ke belakang oleh kekuatan luar biasa itu.
"Senior...!" seru Mei Er, khawatir.
Namun, Shen Wei tetap berdiri tegak. Dia mendorong pedangnya ke depan, menciptakan kilatan cahaya keemasan yang menembus energi kegelapan Mo Xuan.
Mo Xuan mundur selangkah, matanya sedikit menyipit. "Cahaya ilahi, ya? Sayang sekali, itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku!"
Mo Xuan mengangkat kedua tangannya, menciptakan pusaran energi hitam yang semakin membesar di atas kepalanya. Aura kegelapan itu menyelimuti seluruh istana, membuat udara semakin berat.
"Kegelapan tidak bisa dikalahkan dengan cahaya biasa!"
Dia melemparkan pusaran itu ke arah Shen Wei. Namun, sebelum energi itu bisa mengenainya, Shen Wei melompat ke udara, menghindar dengan kecepatan luar biasa.
"Aku tidak akan membiarkanmu menang begitu saja!"
Dia mengangkat Pedang Surgawi, lalu menebaskannya ke bawah. Gelombang energi suci meledak dari pedang itu, menghantam pusaran energi hitam milik Mo Xuan.
BOOM!
Benturan kekuatan mereka menciptakan ledakan dahsyat. Dinding-dinding istana mulai retak, pilar-pilar runtuh, dan lantai berguncang hebat.
Mo Xuan terdorong ke belakang, darah hitam menetes dari sudut bibirnya. "Hah... Jadi kau memang sehebat yang dikatakan legenda. Tapi ini baru permulaan!"
Dia mengangkat tangannya lagi, kali ini menciptakan puluhan bayangan hitam yang menyerupai dirinya. Bayangan-bayangan itu bergerak cepat, menyerang Shen Wei dan murid-muridnya dari segala arah.
Mei Er segera membentuk penghalang es, melindungi dirinya dan teman-temannya. "Kita harus membantu Senior!"
Lin Xia mengangkat tangannya, menciptakan bilah es yang tajam dan melemparkannya ke arah bayangan-bayangan itu. Yu Lan bergerak cepat, mengayunkan pedangnya dengan lincah, sementara Chen Guang menggunakan kekuatan tanahnya untuk menciptakan perisai bagi mereka.
Namun, jumlah bayangan itu terlalu banyak. Shen Wei tahu bahwa jika ini terus berlanjut, murid-muridnya bisa terluka.
"Aku harus mengakhirinya sekarang!"
Shen Wei menarik napas dalam, lalu mengaktifkan kekuatan penuhnya. Aura emas bersinar dari tubuhnya, membuat seluruh ruangan diterangi cahaya suci.
"Pedang Surgawi, wujud aslimu!"
Pedang Surgawi bersinar lebih terang, berubah bentuk menjadi lebih panjang dan tajam, energinya bergetar dengan kekuatan yang luar biasa.
Mo Xuan menyipitkan matanya. "Apa—?"
Shen Wei menghilang dalam sekejap, muncul tepat di depan Mo Xuan.
"Ini adalah akhir dari kegelapanmu!"
Dia menebaskan pedangnya dengan kecepatan yang bahkan Mo Xuan tidak bisa hindari.
SWOOSH!
Dalam satu tebasan, tubuh Mo Xuan terbelah oleh cahaya suci. Dia berteriak kesakitan, energi kegelapannya mulai menghilang.
"Tidak...! Aku... Aku tidak bisa kalah...!"
Namun, tubuhnya perlahan memudar, berubah menjadi debu yang tersapu angin.
Saat Mo Xuan benar-benar lenyap, aura gelap yang menyelimuti istana pun menghilang.
Shen Wei menurunkan pedangnya, menghela napas panjang.
"Akhirnya... Selesai."
Mei Er dan murid-murid lainnya berlari menghampirinya. Mei Er menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Senior... Kau berhasil."
Shen Wei menoleh padanya dan tersenyum. "Ya. Tapi ini bukan akhir. Masih banyak yang harus kita lakukan."
Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang tersenyum lega. Mereka tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan mereka yang lebih besar.
Di luar istana, langit yang sebelumnya gelap mulai cerah. Cahaya matahari menyinari reruntuhan, menandakan akhir dari kegelapan yang telah lama berkuasa.
Namun, jauh di suatu tempat... Sebuah suara berbisik dalam kegelapan.
"Ini belum berakhir... Aku akan kembali..."