Langit berwarna merah keemasan saat matahari mulai terbenam di ufuk barat. Shen Wei berdiri di tepi tebing, menatap ke kejauhan di mana Pegunungan Neraka menjulang dengan aura gelap yang mencekam. Dari sana, ia bisa merasakan kekuatan kegelapan yang semakin menguat.
Di belakangnya, murid-muridnya berdiri dengan wajah serius. Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang menunggu instruksi darinya.
"Kita hampir sampai," Shen Wei berkata dengan suara tenang. "Sekte Kegelapan telah mengumpulkan kekuatan mereka di Pegunungan Neraka. Ini akan menjadi pertempuran yang sulit."
Mei Er melangkah maju, tatapannya penuh tekad. "Senior, aku dan yang lainnya akan bertarung bersamamu. Kami tidak akan mundur."
Shen Wei menatapnya sejenak sebelum mengangguk. "Baik. Tapi kalian harus tetap berhati-hati. Jika ada yang merasa tidak bisa melanjutkan, jangan memaksakan diri."
Chen Guang mengepalkan tinjunya. "Kami siap, Senior!"
Mereka bergerak cepat melewati lembah dan hutan yang sunyi. Udara semakin dingin, dan kabut hitam mulai menyelimuti jalan.
"Tempat ini terasa tidak wajar," Yu Lan berbisik.
Lin Xia mengangguk. "Aku juga merasakannya. Seperti ada sesuatu yang mengawasi kita."
Shen Wei berhenti sejenak dan memejamkan matanya, merasakan energi di sekitarnya. "Ada musuh di sekitar. Mereka mengintai dari bayangan."
Tiba-tiba, bayangan hitam muncul dari balik pepohonan. Puluhan kultivator dari Sekte Kegelapan melompat keluar, mengepung mereka dengan senjata terhunus.
Seorang pria berbaju hitam dengan mata merah berdiri di depan. "Shen Wei, kami sudah menunggumu."
Shen Wei menghunus Pedang Surgawi, cahaya ilahi memancar dari bilahnya. "Jika kalian ingin mati di sini, datanglah."
Pria itu tertawa. "Kesombonganmu akan menghancurkanmu."
Musuh menyerang lebih dulu. Beberapa dari mereka melancarkan serangan energi hitam, sementara yang lain maju dengan pedang beracun.
"Murid-muridku, bertarunglah dengan hati-hati!" Shen Wei memberi perintah.
Chen Guang menerjang ke depan, menangkis serangan dengan tombaknya. Lin Xia dan Yu Lan bekerja sama, membentuk formasi bertahan sambil menyerang balik.
Mei Er mengaktifkan kekuatan spiritualnya, menciptakan perisai energi yang melindungi mereka dari serangan jarak jauh.
Shen Wei melompat ke udara, mengayunkan Pedang Surgawi dan menciptakan gelombang cahaya yang menyapu musuh di depannya. Beberapa dari mereka terjatuh, tubuh mereka hancur oleh kekuatan suci yang dibawa pedangnya.
Namun, pria bermata merah itu tidak terpengaruh. Ia melompat ke arah Shen Wei, menyerang dengan cakar hitamnya.
Shen Wei menangkis serangan itu dengan mudah, tetapi pria itu tersenyum. "Kau pikir itu sudah cukup?"
Tiba-tiba, tanah di sekitar mereka bergetar, dan energi gelap mulai berkumpul di langit.
"Teknik Pengorbanan Bayangan!" pria itu berteriak.
Dari kegelapan, ratusan bayangan muncul, membentuk pasukan ilusi yang siap menyerang.
Shen Wei mempersempit matanya. "Jadi ini trikmu?"
Dengan satu gerakan, ia mengangkat Pedang Surgawi ke langit. Cahaya suci meledak, menghancurkan semua bayangan dalam sekejap.
Pria itu terkejut, tetapi sebelum ia bisa bereaksi, Shen Wei sudah berada di depannya. Dengan satu tebasan cepat, pria itu terlempar ke belakang, darah hitam menyembur dari dadanya.
"Tidak… mungkin…!" pria itu terjatuh, tubuhnya melebur dalam kegelapan.
Sisa musuh yang melihat pemimpin mereka dikalahkan segera melarikan diri.
Murid-murid Shen Wei berkumpul kembali.
Mei Er melihat ke sekeliling dan berkata, "Kita berhasil, Senior."
Shen Wei mengangguk. "Ini baru permulaan. Pegunungan Neraka masih menunggu."
Mereka melanjutkan perjalanan, dengan tekad yang semakin kuat.
(Bersambung ke Bab 35...)