Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 28 - Bab 27: Gerbang Istana Kegelapan

Chapter 28 - Bab 27: Gerbang Istana Kegelapan

Setelah mengalahkan Hei Feng, suasana di Pegunungan Hitam terasa sedikit lebih ringan. Namun, Shen Wei tahu bahwa pertarungan sesungguhnya belum dimulai. Dua penjaga lainnya masih menunggu di dalam Istana Kegelapan, bersama dengan ancaman yang lebih besar.

Shen Wei menatap murid-muridnya. "Kita tidak boleh lengah. Pertarungan tadi hanya pemanasan. Musuh yang lebih kuat masih ada di depan."

Mei Er mengangguk. "Kami mengerti, Senior. Kami akan tetap waspada."

Chen Guang mengepalkan tinjunya. "Kalau satu penjaga saja sekuat itu, aku tak bisa membayangkan seperti apa kekuatan pemimpin mereka."

Lin Xia dan Yu Lan juga memasang ekspresi serius. Mereka semua menyadari bahwa perjalanan ini semakin berbahaya.

Shen Wei menarik napas dalam. "Ayo, kita lanjutkan."

Mereka berjalan melewati lembah berbatu yang dipenuhi dengan reruntuhan kuno. Di sepanjang perjalanan, mereka menemukan banyak jejak pertarungan lama—tanda bahwa banyak yang telah mencoba menantang Istana Kegelapan sebelumnya, namun gagal.

Angin dingin bertiup, membawa bisikan samar yang terdengar seperti jeritan makhluk yang terperangkap di dalam bayangan.

Mei Er menggigil. "Tempat ini benar-benar menyeramkan."

Shen Wei menatapnya dengan lembut. "Jangan biarkan rasa takut menguasai hatimu. Aura kegelapan di sini mencoba menggoyahkan mental kita."

Mei Er mengangguk, mencoba menenangkan dirinya.

Saat mereka berjalan lebih jauh, tiba-tiba tanah di depan mereka bergetar. Dari dalam kabut hitam, muncul sekelompok makhluk berbentuk bayangan dengan mata merah menyala.

"Mereka datang lagi!" teriak Lin Xia sambil mencabut pedangnya.

Makhluk-makhluk itu melompat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa. Namun, sebelum mereka bisa mendekat, Shen Wei mengayunkan tangannya, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan sebagian besar dari mereka dalam sekejap.

Chen Guang dan Yu Lan segera bergabung dalam pertempuran, menyerang makhluk-makhluk yang tersisa.

Mei Er melepaskan teknik esnya, membekukan beberapa bayangan sebelum menghancurkannya dengan pedangnya.

Dalam waktu singkat, semua makhluk itu lenyap.

Shen Wei menghela napas. "Mereka hanya pion-pion kecil. Istana Kegelapan pasti menyadari kedatangan kita."

Mei Er menatap ke depan. "Lihat! Itu gerbangnya!"

Di hadapan mereka, berdiri gerbang raksasa berwarna hitam pekat dengan ukiran naga berlapis emas. Aura gelap menyelimuti gerbang itu, dan dua sosok berdiri di depannya.

Mereka adalah dua penjaga terakhir Istana Kegelapan.

Salah satunya adalah pria bertubuh tinggi dengan rambut putih panjang, mengenakan jubah hitam berhiaskan lambang tengkorak.

Yang satunya lagi adalah wanita dengan pakaian merah darah, mata tajam seperti elang, dan pedang panjang di tangannya.

"Kalian telah datang lebih jauh dari yang kami duga," kata pria berambut putih itu. "Namun, perjalanan kalian berakhir di sini."

Wanita di sampingnya tersenyum sinis. "Kami adalah Xie Lan dan Bai Rong, penjaga gerbang Istana Kegelapan. Jika kalian ingin masuk, kalian harus melewati kami."

Shen Wei tersenyum dingin. "Aku tidak berniat membuang waktu. Jika kalian menghalangi jalanku, maka aku akan menghabisi kalian berdua."

Bai Rong tertawa. "Kata-kata besar! Baiklah, mari kita lihat seberapa kuat seorang kultivator yang berani menantang Istana Kegelapan."

Shen Wei menghunus Pedang Surgawi, dan pertempuran pun dimulai.

Xie Lan bergerak lebih dulu, mengangkat tangannya dan menciptakan pusaran energi gelap yang melesat ke arah Shen Wei.

Shen Wei mengayunkan pedangnya, membelah pusaran itu menjadi dua sebelum melesat maju.

Bai Rong datang dari samping, menyerang dengan pedangnya yang bersinar merah. Namun, Lin Xia dan Yu Lan menghadangnya.

"Kami akan menangani wanita ini!" seru Lin Xia.

Yu Lan mengangguk. "Kami tak akan membiarkan dia mengganggu Senior!"

Bai Rong menyeringai. "Dua gadis kecil ingin melawanku? Menarik!"

Dia menyerang dengan cepat, tetapi Lin Xia dan Yu Lan bekerja sama dengan sempurna, menciptakan kombinasi serangan yang membuat Bai Rong terpaksa bertahan.

Sementara itu, Mei Er dan Chen Guang menghadapi gelombang bayangan yang dipanggil oleh Xie Lan.

Chen Guang melindungi Mei Er sambil menyerang bayangan-bayangan itu dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa.

Mei Er melepaskan serangan es yang membekukan sebagian besar musuh, lalu menghancurkan mereka dengan teknik pedangnya.

Di tengah pertempuran, Shen Wei dan Xie Lan bertarung dengan kecepatan tinggi. Pedang mereka saling beradu, menciptakan percikan energi di udara.

"Kau lebih kuat dari yang kuduga," kata Xie Lan sambil mundur beberapa langkah.

Shen Wei menatapnya tajam. "Dan kau lebih lemah dari yang kusangka."

Xie Lan menggeram. "Jangan sombong!"

Dia mengaktifkan teknik rahasianya, menciptakan pedang bayangan yang membelah ruang di sekelilingnya.

Shen Wei tetap tenang. Dengan satu gerakan, dia melepaskan teknik Divine Light Slash. Cahaya emas menyelimuti pedangnya, menghancurkan pedang bayangan milik Xie Lan dalam satu serangan.

"Apa?! Tidak mungkin!" Xie Lan terkejut.

Dalam sekejap, Shen Wei muncul di belakangnya dan menebaskan Pedang Surgawi.

Xie Lan berteriak saat tubuhnya dihantam energi ilahi, sebelum akhirnya hancur menjadi abu.

Bai Rong, yang masih bertarung dengan Lin Xia dan Yu Lan, melihat kejadian itu dan wajahnya berubah pucat.

"Xie Lan… dikalahkan?! Tidak… ini tidak mungkin!"

Shen Wei menatapnya dingin. "Kau selanjutnya."

Bai Rong menggertakkan giginya. "Tidak! Aku tidak akan kalah seperti dia!"

Namun, sebelum dia bisa menyerang, Lin Xia dan Yu Lan melepaskan serangan gabungan terakhir mereka.

Bai Rong mencoba bertahan, tetapi serangan itu terlalu kuat.

"ARGH!!"

Bai Rong berteriak sebelum tubuhnya terpental dan menabrak gerbang. Dalam sekejap, tubuhnya meledak menjadi serpihan energi hitam.

Shen Wei menyarungkan pedangnya. "Sekarang, tak ada lagi yang menghalangi kita."

Mei Er dan yang lainnya mendekatinya.

"Senior… kita berhasil!" kata Mei Er dengan senyum lega.

Shen Wei mengangguk. "Ya. Tapi ini baru permulaan. Istana Kegelapan masih menunggu kita di dalam."

Mereka semua menatap gerbang hitam yang kini mulai terbuka perlahan, mengungkapkan kegelapan yang tak terbayangkan di dalamnya.

Tanpa ragu, Shen Wei melangkah masuk, diikuti oleh murid-muridnya.

Pertarungan terbesar mereka baru saja dimulai.