Setelah berhasil keluar dari ilusi yang menjebak mereka, Shen Wei dan Mei Er segera mencari murid-murid lainnya. Kabut di Lembah Seribu Bayangan mulai menipis, tetapi aura kegelapan yang menyelimuti tempat ini masih terasa kuat.
"Kita harus menemukan yang lain sebelum kabut kembali menguat," kata Shen Wei dengan nada serius.
Mei Er mengangguk. "Aku juga khawatir pada Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang. Semoga mereka tidak terjebak dalam ilusi yang lebih buruk."
Shen Wei menutup matanya sejenak, menggunakan kesadaran spiritualnya untuk mencari keberadaan murid-muridnya. Setelah beberapa saat, dia membuka matanya kembali.
"Aku menemukannya. Mereka tidak jauh dari sini, tetapi mereka berada dalam bahaya."
Mei Er terkejut. "Apa yang terjadi?"
"Ada makhluk bayangan yang mencoba menyerang mereka. Kita harus bergerak cepat."
Tanpa membuang waktu, mereka segera melesat ke arah murid-murid mereka.
Di sebuah area berbatu di dalam lembah, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri dalam formasi bertahan. Di depan mereka, beberapa makhluk bayangan berbentuk humanoid dengan mata merah menyala berusaha menyerang.
Lin Xia menghunus pedangnya dan menebas salah satu makhluk itu, tetapi serangannya hanya menembus udara kosong.
"Serangan fisik tidak mempan terhadap mereka!" katanya dengan frustrasi.
Chen Guang menggertakkan giginya. "Lalu bagaimana kita mengalahkan mereka?"
Yu Lan mencoba mengeluarkan teknik api spiritualnya, tetapi api itu hanya menembus tubuh bayangan tanpa memberikan dampak berarti.
"Tidak mungkin… mereka kebal terhadap serangan kita?"
Makhluk-makhluk bayangan itu semakin mendekat, mata merah mereka memancarkan niat membunuh yang kuat.
Saat mereka hampir menyerang, tiba-tiba sebuah cahaya keemasan menyelimuti seluruh area.
"Kalian semua mundur!"
Sebuah suara tegas menggema, dan dalam sekejap, bayangan-bayangan itu meleleh seperti lilin yang terbakar.
Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang menoleh dan melihat Shen Wei berdiri dengan tenang, pedang Surgawi di tangannya bersinar terang.
"Senior!" mereka berseru bersamaan.
Mei Er berlari ke arah mereka, memastikan bahwa mereka tidak terluka. "Apakah kalian baik-baik saja?"
Chen Guang mengangguk. "Kami selamat, tapi makhluk-makhluk ini terlalu aneh."
Shen Wei mendekati mereka dan berkata, "Makhluk bayangan ini adalah sisa-sisa dari energi jahat yang menguasai lembah ini. Mereka bukan makhluk fisik, jadi serangan biasa tidak akan berpengaruh."
Lin Xia menghela napas lega. "Untunglah Senior datang tepat waktu. Jika tidak, kami mungkin sudah terjebak dalam ilusi mereka selamanya."
Shen Wei mengangguk. "Kita harus segera keluar dari tempat ini. Kabut ini belum sepenuhnya hilang, dan masih banyak ancaman lain yang mengintai."
Mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, menghindari jebakan ilusi lainnya. Berkat bimbingan Shen Wei, mereka berhasil menembus lembah dengan selamat.
Saat mereka akhirnya keluar dari kabut, mereka melihat pemandangan baru di depan mereka—Pegunungan Hitam, tempat di mana Istana Kegelapan berada.
"Kita akhirnya sampai di perbatasan Pegunungan Hitam," kata Mei Er sambil menghela napas lega.
Namun, Shen Wei tidak terlihat lega sama sekali. Dia masih menatap Pegunungan Hitam dengan ekspresi serius.
"Ancaman yang lebih besar menunggu kita di sana. Mo Ling pasti sudah mengetahui bahwa kita akan datang."
Lin Xia mengepalkan tangannya. "Aku tidak peduli seberapa kuat dia! Kami tidak akan mundur!"
Shen Wei tersenyum tipis. "Itulah yang aku harapkan dari murid-muridku."
Yu Lan melihat ke langit. "Tapi sebelum kita masuk ke Pegunungan Hitam, kita harus beristirahat dulu, kan?"
Chen Guang tertawa. "Benar juga. Kita hampir mati di lembah tadi."
Shen Wei mengangguk. "Baiklah. Kita akan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan."
Mereka semua setuju dan mulai mendirikan kemah kecil di dekat hutan di pinggiran pegunungan.
Saat malam tiba, mereka duduk mengelilingi api unggun, menikmati momen tenang setelah melewati begitu banyak rintangan.
Mei Er duduk di dekat Shen Wei, diam-diam mencuri pandang ke arahnya. Dia ingin berbicara, tetapi hatinya berdebar terlalu kencang.
Shen Wei menyadari tatapan itu dan tersenyum. "Mei Er, ada yang ingin kau katakan?"
Mei Er terkejut, lalu menggeleng cepat. "T-tidak, Senior. Hanya saja… aku merasa lega bisa bersama semua orang lagi."
Shen Wei menatap langit malam. "Aku juga merasa begitu. Tetapi perjalanan kita masih panjang."
Lin Xia menambahkan, "Tidak peduli seberapa sulitnya, kita akan terus maju, kan?"
Yu Lan dan Chen Guang mengangguk bersamaan.
Shen Wei tersenyum bangga. "Benar. Kita akan menghadapi semuanya bersama-sama."
Malam itu, mereka semua beristirahat dengan damai, bersiap menghadapi tantangan yang menunggu mereka di Pegunungan Hitam.