Setelah istirahat semalam di pinggiran Pegunungan Hitam, Shen Wei dan murid-muridnya bersiap melanjutkan perjalanan. Mereka tahu bahwa bahaya yang lebih besar menanti, tetapi tidak ada yang mundur.
Shen Wei berdiri di depan kelompoknya, menatap tajam ke arah puncak gunung yang diselimuti kabut hitam pekat. "Istana Kegelapan berada di dalam sana. Begitu kita masuk, tidak akan ada jalan kembali."
Mei Er menggenggam pedangnya erat. "Aku siap, Senior."
Lin Xia dan Yu Lan saling berpandangan lalu mengangguk mantap. "Kami juga siap!"
Chen Guang tersenyum percaya diri. "Kami sudah melewati begitu banyak rintangan. Tak ada alasan untuk mundur sekarang."
Shen Wei tersenyum tipis. "Bagus. Tapi sebelum kita masuk, ada sesuatu yang harus kita lakukan."
Mei Er menatapnya penasaran. "Apa itu, Senior?"
"Aku akan meningkatkan kekuatan kalian."
Murid-muridnya terkejut. Lin Xia bertanya, "Maksud Senior… kita akan berkultivasi di sini?"
Shen Wei mengangguk. "Pegunungan Hitam dipenuhi dengan energi spiritual gelap. Jika kita tidak cukup kuat, kita akan terpengaruh olehnya. Jadi, kita harus meningkatkan kekuatan kita sebelum masuk."
Semua muridnya menyadari betapa pentingnya ini. Mereka segera duduk bersila dan mulai berkultivasi, mengikuti petunjuk Shen Wei.
Shen Wei berdiri di tengah, mengangkat tangannya, lalu melepaskan energi spiritualnya ke udara. Cahaya emas bercampur dengan aura hitam dari pegunungan, menciptakan medan energi yang membantu murid-muridnya menyerap kekuatan lebih cepat.
Mei Er merasakan energi mengalir dalam tubuhnya. "Luar biasa… energi ini begitu murni!"
Lin Xia juga merasakan peningkatan pesat dalam kultivasinya. "Aku bisa merasakan tubuhku menjadi lebih ringan… seolah-olah aku bisa menembus batas kekuatanku sebelumnya!"
Chen Guang dan Yu Lan juga tidak ketinggalan. Mereka semua menyerap energi dengan kecepatan luar biasa, seolah-olah kekuatan mereka melonjak ke tingkat yang lebih tinggi hanya dalam waktu singkat.
Shen Wei tersenyum puas melihat kemajuan murid-muridnya. Namun, dia tahu bahwa ini belum cukup.
Dia mengambil gulungan yang diberikan oleh pria misterius sebelumnya dan membukanya. Simbol-simbol kuno bersinar di udara, menuliskan teknik rahasia yang bisa meningkatkan kekuatan mereka lebih jauh.
Shen Wei membaca teknik itu dengan seksama. "Teknik Pemurnian Jiwa… ini adalah teknik tingkat dewa yang bisa melindungi jiwa dari serangan energi gelap."
Tanpa ragu, Shen Wei menggunakan teknik itu untuk menciptakan perisai pelindung di sekitar murid-muridnya. Cahaya keemasan menyelimuti mereka semua, melindungi mereka dari aura hitam Pegunungan Hitam yang berusaha menguasai jiwa mereka.
Setelah beberapa jam berkultivasi, semua muridnya membuka mata. Mata mereka bersinar dengan energi baru, menandakan bahwa kekuatan mereka telah meningkat drastis.
Mei Er berdiri dan menatap tangannya. "Aku merasa jauh lebih kuat… lebih dari sebelumnya."
Lin Xia tersenyum. "Ini luar biasa, Senior!"
Chen Guang mengepalkan tinjunya. "Sekarang kita bisa menghadapi apa pun yang ada di dalam Pegunungan Hitam!"
Shen Wei mengangguk puas. "Bagus. Kalian semua sudah siap. Sekarang, kita masuk ke dalam."
Begitu mereka melangkah ke dalam wilayah Pegunungan Hitam, suasana langsung berubah drastis. Kabut hitam yang menyelimuti daerah ini terasa berat dan menekan, seolah-olah mencoba menelan mereka dalam kegelapan abadi.
Yu Lan menggigil. "Tempat ini… auranya sangat menakutkan."
Lin Xia menajamkan indranya. "Aku bisa merasakan sesuatu bergerak di sekitar kita."
Shen Wei tetap tenang. "Jangan takut. Fokus pada energi spiritual kalian dan jangan biarkan kegelapan ini menguasai hati kalian."
Mereka melanjutkan perjalanan dengan waspada. Setiap langkah terasa semakin berat, seolah-olah tanah di bawah mereka mencoba menarik mereka ke dalam jurang yang tak berujung.
Tiba-tiba, suara langkah kaki bergema di sekeliling mereka. Dari balik kabut, bayangan-bayangan mulai muncul.
"Selamat datang di Pegunungan Hitam… tempat di mana cahaya tidak pernah menyentuh," suara serak menggema di udara.
Sosok bertudung hitam muncul di hadapan mereka. Matanya bersinar merah, dan aura kegelapan yang mengelilinginya begitu kuat hingga tanah di bawahnya retak.
"Kalian sudah sejauh ini… tetapi di sinilah perjalanan kalian berakhir."
Chen Guang menghunus pedangnya. "Siapa kau?!"
Pria itu tertawa pelan. "Aku adalah salah satu dari Tiga Penjaga Istana Kegelapan. Namaku Hei Feng, Penguasa Bayangan."
Shen Wei menatap pria itu dengan dingin. "Jika kau menghalangi jalan kami, maka kau akan dihancurkan."
Hei Feng tersenyum sinis. "Kalian terlalu percaya diri. Aku akan menunjukkan betapa kecilnya kalian di hadapan kegelapan sejati!"
Tanpa peringatan, Hei Feng mengangkat tangannya. Kabut hitam di sekitar mereka berputar dengan cepat, menciptakan angin badai yang mencekam.
"Bersiaplah… karena kalian tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."
Shen Wei segera bertindak. Dengan kecepatan luar biasa, dia mengayunkan Pedang Surgawi ke arah Hei Feng, tetapi serangannya dihentikan oleh dinding bayangan yang muncul di hadapan lawannya.
"Hmph, pedang biasa tidak bisa menembus pertahananku," ejek Hei Feng.
Shen Wei tersenyum tipis. "Siapa bilang ini pedang biasa?"
Tiba-tiba, Pedang Surgawi bersinar terang, memancarkan cahaya keemasan yang langsung menembus kegelapan. Dinding bayangan milik Hei Feng hancur dalam sekejap.
"Apa?!" Hei Feng terkejut.
Saat itu juga, murid-murid Shen Wei menyerang bersamaan.
Mei Er mengeluarkan teknik spiritualnya dan melepaskan serangan berbentuk burung phoenix berwarna biru yang melesat ke arah Hei Feng.
Lin Xia dan Yu Lan menggunakan kombinasi serangan pedang dan energi elemen mereka untuk mengunci pergerakan lawan.
Chen Guang menunggu saat yang tepat dan melepaskan pukulan energi yang menggetarkan tanah.
Hei Feng tidak menyangka bahwa murid-murid Shen Wei bisa bekerja sama dengan begitu baik. Dia mulai terdesak.
"Sial…! Aku tidak boleh kalah di sini!"
Namun, sebelum dia bisa melawan balik, Shen Wei sudah berada di belakangnya.
"Pertarungan ini sudah berakhir."
Dalam sekejap, Shen Wei menebaskan pedangnya ke arah Hei Feng. Cahaya keemasan meledak, menelan tubuh musuh dalam kilatan suci.
Hei Feng berteriak kesakitan sebelum akhirnya tubuhnya menghilang menjadi debu.
Shen Wei menyarungkan pedangnya. "Satu penjaga telah jatuh. Sekarang, kita lanjutkan perjalanan kita."
Murid-muridnya mengangguk, penuh semangat dan keyakinan. Mereka telah memenangkan pertarungan pertama di Pegunungan Hitam.
Namun, mereka tahu bahwa ini baru permulaan. Di dalam Istana Kegelapan, musuh yang lebih kuat sudah menunggu mereka.