Shen Wei duduk bersila di dalam gua yang tersembunyi di puncak gunung berkabut. Di sekelilingnya, aliran energi spiritual mengalir seperti pusaran air, meresap ke dalam tubuhnya yang kini telah mencapai tingkat keilahian absolut. Ia memejamkan matanya, mengatur napas dalam-dalam.
Dalam keheningan itu, pikirannya melayang kepada murid-muridnya. Sudah sekian lama ia pergi, meninggalkan mereka tanpa kabar. Ia tahu bahwa Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang pasti menunggunya dengan penuh harap.
Namun, perjalanan ini belum berakhir. Mo Tian masih hidup, dan sekte kegelapan itu belum sepenuhnya musnah. Jika ia kembali sekarang, itu berarti ia membiarkan ancaman ini tetap ada.
"Aku tidak bisa kembali… tapi mereka juga tidak bisa menunggu terlalu lama."
Shen Wei membuka matanya, cahaya emas berkilauan di dalam irisnya. Ia mengangkat satu tangannya, menciptakan segel rumit di udara.
"Teknik Klon Ilahi."
Udara di sekitar gua bergetar. Cahaya spiritual berkumpul, membentuk sosok yang semakin lama semakin menyerupai dirinya. Wajahnya sama, tubuhnya identik, bahkan auranya pun sangat mirip. Namun, ada satu perbedaan—klon ini hanya memiliki sebagian kecil dari kekuatan aslinya.
"Mungkin mereka tidak akan mengenali klonku, tetapi aku yakin mereka akan percaya bahwa dia adalah utusanku."
Shen Wei menatap klonnya dengan mata tajam. "Kau tahu apa yang harus kau lakukan?"
Klon itu mengangguk. "Aku akan menemui murid-muridmu dan memastikan mereka tetap berada di jalur kultivasi. Aku tidak akan membuat mereka curiga."
Shen Wei mengangguk puas. "Pergilah."
Dalam sekejap, klon itu menghilang seperti angin.
Di lembah tempat Sekte Naga Putih berada, Mei Er berdiri di luar, menatap langit dengan tatapan kosong.
Sejak kepergian Shen Wei, ia sering keluar sendirian, berharap melihat sosok yang selama ini mengisi pikirannya.
Lin Xia dan Yu Lan sudah beberapa kali menegurnya, mengatakan bahwa ia terlalu memikirkan Senior mereka. Tapi bagaimana mungkin ia tidak?
Shen Wei adalah orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Ia adalah cahaya yang membuatnya ingin menjadi lebih kuat.
Namun, di tengah lamunannya, ia tiba-tiba merasakan kehadiran yang kuat.
Seorang pria muncul di kejauhan, berjalan mendekat dengan langkah tenang. Mei Er membelalakkan matanya. Sosok itu… wajahnya begitu familiar.
"Senior…?"
Namun, ada sesuatu yang berbeda. Meski aura pria itu sangat mirip dengan Shen Wei, ada sesuatu yang terasa lebih lemah, kurang mendalam.
Saat pria itu berbicara, Mei Er semakin terkejut.
"Aku datang untuk menemui kalian."
Suara itu begitu mirip dengan Shen Wei. Namun, ada sesuatu yang aneh…
Mei Er menggigit bibirnya. "Siapa kau?"
Klon Shen Wei tersenyum tipis. "Aku adalah utusan Shen Wei. Dia tidak bisa kembali sekarang, tetapi dia mengirimku untuk memastikan kalian semua baik-baik saja."
Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang yang berada di dekat sana langsung datang begitu mereka mendengar suara itu.
Lin Xia menatap klon itu penuh rasa ingin tahu. "Senior… kau benar-benar Senior Shen Wei?"
Yu Lan berbisik, "Auranya terasa seperti Senior, tapi… lebih lemah?"
Chen Guang menggenggam pedangnya dengan hati-hati. "Jika kau benar-benar utusan Senior, buktikan."
Klon Shen Wei menghela napas pelan. Ia mengangkat satu tangan, dan seketika tekanan energi ilahi menyelimuti mereka semua.
Mei Er terdiam. Itu memang aura Shen Wei. Meskipun tidak sekuat aslinya, tapi ia mengenalinya dengan sangat baik.
"Aku tidak punya banyak waktu," kata klon itu. "Shen Wei masih memiliki urusan yang harus diselesaikan. Tapi dia ingin kalian tetap fokus pada kultivasi. Jangan lengah."
Mereka semua saling bertukar pandang.
Mei Er akhirnya mengangguk. "Baiklah… Aku percaya padamu."
Lin Xia dan Yu Lan juga mengangguk. Hanya Chen Guang yang masih sedikit ragu, tetapi akhirnya ia menghela napas dan berkata, "Kalau Mei Er percaya, aku juga percaya."
Klon Shen Wei tersenyum. "Bagus."
Mei Er menatapnya dengan mata penuh keraguan. "Tapi… kapan Senior akan kembali?"
Klon itu terdiam sejenak sebelum menjawab. "Tidak lama lagi. Bersabarlah."
Mei Er menggigit bibirnya. Hatinya berkata bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh klon ini. Tapi ia tidak ingin menekan lebih jauh.
"Aku mengerti," katanya akhirnya.
Sementara itu, di dalam gua, Shen Wei membuka matanya.
Klon telah sampai dan berhasil menemui murid-muridnya. Itu berarti ia punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugasnya.
Mo Tian tidak bisa dibiarkan hidup lebih lama.
Shen Wei berdiri, menggenggam Pedang Surgawi yang kini bersinar lebih terang daripada sebelumnya.
"Sudah waktunya mengakhiri ini."
Ia menghilang dalam sekejap, menuju istana hitam yang kini menunggu kehancurannya.