Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 10 - Bab 9: Pertempuran di Desa Mei Er

Chapter 10 - Bab 9: Pertempuran di Desa Mei Er

Desa kecil tempat Sekte Naga Putih bermarkas tampak damai di bawah sinar matahari pagi. Di puncak bukit yang menghadap desa, sebuah bangunan besar berdiri kokoh dengan bendera putih bergambar naga berkibar tertiup angin. Di dalam sekte itu, seorang perempuan muda yang anggun namun penuh kewibawaan, Mei Er, sedang memberikan arahan kepada murid-muridnya.

Di antara murid-muridnya, ada tiga yang paling menonjol: Lin Xia dan Yu Lan, dua perempuan muda yang bersemangat, serta Chen Guang, seorang pemuda dengan semangat besar namun masih kurang pengalaman. Ketiganya memiliki potensi besar, dan Mei Er telah melatih mereka dengan penuh perhatian.

Hari itu, suasana desa berubah ketika seorang penjaga sekte berlari ke aula utama dengan napas terengah-engah. "Ketua Mei! Sekte Bunga Beracun… mereka datang!"

Mei Er segera memanggil seluruh anggota sekte. Di aula utama, semua murid berkumpul dengan wajah penuh kecemasan. Sekte Bunga Beracun dikenal karena kekuatan mereka yang mematikan. Teknik mereka mampu menembus tubuh dan jiwa, meninggalkan luka yang sulit disembuhkan.

"Dengar semua!" seru Mei Er. "Sekte Bunga Beracun telah datang untuk menghancurkan kita. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Ini tanah kita, sekte kita, dan rumah kita! Kita akan bertarung, bersama-sama!"

Sorakan semangat menggema di aula, meski bayangan ketakutan tetap membayangi.

Ketika Sekte Naga Putih bersiap, musuh mereka telah tiba di gerbang desa. Para anggota Sekte Bunga Beracun mengenakan jubah hitam dengan simbol bunga merah menyala di dada mereka. Aura beracun menyelimuti tubuh mereka, menciptakan suasana mencekam di sekitar mereka.

Di depan barisan musuh, berdiri ketua mereka, seorang perempuan paruh baya bernama Mu Rong, yang dikenal karena kekejamannya. Matanya yang tajam menatap gerbang desa dengan senyum dingin.

"Mei Er, keluar dan hadapi aku!" teriak Mu Rong.

Mei Er melangkah keluar dengan tenang, ditemani Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang. "Sekte Bunga Beracun, aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh satu pun dari muridku!"

"Berani sekali," kata Mu Rong sambil tertawa kecil. "Hari ini, Sekte Naga Putih akan menjadi kenangan."

Pertarungan pun dimulai. Para anggota kedua sekte saling bertarung dengan sengit. Racun dari Sekte Bunga Beracun menyebar di udara, melukai beberapa anggota Sekte Naga Putih.

Lin Xia dan Yu Lan berusaha melindungi Mei Er, sementara Chen Guang berjuang menghadapi dua lawan sekaligus. Meskipun mereka bertarung dengan gagah berani, mereka perlahan kewalahan.

Mei Er sendiri berhadapan langsung dengan Mu Rong. Serangan-serangan mereka menciptakan ledakan besar yang mengguncang desa. Tapi Mei Er mulai kehilangan energi, sementara Mu Rong tampak semakin kuat.

Di puncak sebuah pegunungan jauh dari desa itu, Shen Wei sedang duduk bersila, bermeditasi dalam keheningan. Namun, di tengah meditasi itu, ia tiba-tiba merasakan sesuatu. Energi Mei Er yang ia kenal sedang melemah.

Shen Wei membuka matanya, dan cahaya emas memancar dari irisnya. "Mei Er…" gumamnya. Ia kemudian merasakan aura beracun yang menyelimuti daerah itu.

"Sekte Bunga Beracun," katanya dengan suara rendah namun penuh amarah. "Kalian telah menyentuh orang yang seharusnya tidak kalian sentuh. Aku akan menghancurkan kalian."

Tanpa membuang waktu, Shen Wei menghunus Pedang Surgawi dan menggunakan kekuatan ilahinya untuk melesat menuju desa Mei Er.

Di tengah pertarungan, Mu Rong melancarkan serangan terakhir ke arah Mei Er. Ia mengumpulkan energi beracun yang sangat besar di tangannya dan melepaskannya seperti gelombang mematikan. Mei Er, yang sudah terluka parah, hanya bisa mengangkat pedangnya untuk mencoba menahan serangan itu.

Namun, sebelum serangan itu menyentuhnya, sebuah cahaya ilahi melintas, menghentikan gelombang beracun itu di udara. Semua orang berhenti bertarung, memandang ke arah cahaya itu dengan heran.

Dari balik cahaya, Shen Wei muncul dengan jubah hitam dan topeng peraknya. Ia melangkah perlahan menuju Mei Er, mengabaikan semua orang di sekitarnya.

Shen Wei memeluk Mei Er yang sedang terluka. Dengan satu sentuhan tangannya, luka-luka di tubuh Mei Er sembuh dalam sekejap. "Mei Er, aku di sini. Jangan khawatir," katanya dengan suara lembut.

Mei Er membuka matanya dan menatap Shen Wei dengan terkejut. "Senior…" gumamnya.

Shen Wei mengangkatnya dengan hati-hati dan meletakkannya di tanah. "Mei Er, istirahatlah. Biarkan aku yang menangani mereka."

Shen Wei berdiri di depan Mu Rong, memandangnya dengan dingin dari balik topengnya. "Kau berani menyentuh orang yang kuanggap penting. Kau akan membayar untuk itu."

Mu Rong merasa tekanan luar biasa dari aura Shen Wei. Ia mencoba melawan dengan mengerahkan seluruh energi beracunnya, tetapi Shen Wei mengayunkan Pedang Surgawi, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan semua serangan Mu Rong.

"Tidak mungkin!" teriak Mu Rong. "Siapa kau sebenarnya?"

Shen Wei tidak menjawab. Dengan satu serangan cepat, ia menghapus semua racun di area itu, menghancurkan kemampuan para anggota Sekte Bunga Beracun. Para anggota sekte mulai berlari ketakutan, tetapi Shen Wei menciptakan penghalang energi yang membuat mereka tidak bisa melarikan diri.

Dalam beberapa menit, Shen Wei menghancurkan Sekte Bunga Beracun, menyisakan hanya reruntuhan. Mu Rong sendiri tergeletak di tanah, terluka parah.

"Ini adalah akhir dari sektemu," kata Shen Wei sebelum menghilangkan jejak terakhir kekuatan Mu Rong.

Setelah semuanya selesai, Shen Wei kembali ke Mei Er yang kini telah pulih. Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri di belakang Mei Er, menatap Shen Wei dengan rasa kagum dan hormat.

"Senior, terima kasih…" kata Mei Er dengan suara lembut.

Shen Wei menatapnya dan berkata, "Mei Er, kau harus lebih berhati-hati. Dunia ini penuh dengan bahaya."

Mei Er mengangguk pelan. Di sisi lain, Chen Guang melangkah maju. "Tuan, tolong ajari kami. Aku ingin sekuat dirimu."

Shen Wei menatap Chen Guang sejenak sebelum menjawab, "Kita akan lihat apakah kau memiliki potensi."

Dengan kata-kata itu, Shen Wei meninggalkan mereka untuk melanjutkan perjalanan berikutnya, meninggalkan jejak kekaguman yang mendalam di hati semua orang di desa itu.