Matahari pagi menyinari pegunungan yang megah, angin sejuk membawa aroma dedaunan dan embun pagi. Di atas sebuah dataran tinggi yang dikelilingi kabut tipis, Shen Wei berdiri di depan murid-murid barunya. Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri dengan raut serius, siap mendengarkan setiap instruksi dari guru baru mereka.
Shen Wei, dengan pedang Surgawi terselip di punggungnya dan topeng yang selalu ia kenakan, memandang mereka. Meski wajahnya tersembunyi, aura ketulusan dan wibawa yang ia pancarkan terasa begitu nyata. Ia tidak hanya melihat mereka sebagai murid, tetapi juga sebagai harapan baru untuk dunia yang kian kacau.
"Mulai hari ini, kalian adalah muridku. Namun, menjadi muridku berarti kalian harus siap menjalani pelatihan yang berat, bahkan lebih sulit dari apa yang pernah kalian bayangkan," ujar Shen Wei dengan suara tenang namun penuh kekuatan.
Chen Guang, yang berdiri paling depan, mengangguk penuh semangat. "Tuan, kami siap! Tidak peduli seberapa berat pelatihannya, kami akan melaluinya."
Mei Er tersenyum kecil mendengar keberanian Chen Guang. "Kami tidak akan mengecewakanmu, Senior," katanya dengan nada penuh keyakinan.
Shen Wei memulai pelatihan dengan dasar-dasar kultivasi spiritual. Ia menempatkan mereka di tengah lingkaran formasi spiritual yang ia buat menggunakan Pedang Surgawi. Lingkaran itu memancarkan cahaya emas yang lembut, memberikan energi spiritual murni kepada siapa pun yang berada di dalamnya.
"Pertama-tama, kalian harus memahami inti dari kultivasi. Bukan hanya soal memperkuat tubuh atau menambah energi, tetapi juga tentang mengendalikan pikiran dan hati kalian. Hanya dengan keseimbangan itulah kalian bisa mencapai potensi penuh," jelas Shen Wei.
Ia kemudian membimbing mereka satu per satu. Pada Mei Er, ia memberikan petunjuk untuk memperkuat inti spiritualnya, karena ia melihat bahwa Mei Er memiliki bakat alami untuk menyerap energi spiritual dengan cepat.
"Mei Er, fokuskan energimu pada napas dan detak jantungmu. Jangan biarkan pikiranmu teralihkan," kata Shen Wei sambil menempatkan tangannya di punggung Mei Er, membantu aliran energinya menjadi lebih stabil.
Pada Lin Xia dan Yu Lan, ia memberikan pelatihan khusus untuk sinkronisasi energi mereka. "Kalian berdua memiliki koneksi alami sebagai rekan. Manfaatkan itu. Saat satu orang bergerak, yang lain harus mengikuti dengan harmonis. Ini akan membuat serangan kalian jauh lebih mematikan."
Terakhir, pada Chen Guang, Shen Wei memberikan pelatihan yang lebih keras. "Kekuatan fisikmu luar biasa, tetapi kekuatan tanpa kendali hanya akan menjadi beban. Fokuslah pada stabilitas dan ketenangan. Jangan terburu-buru dalam bertindak."
Hari-hari mereka diisi dengan latihan yang melelahkan. Shen Wei membawa mereka ke hutan lebat di sekitar pegunungan untuk melatih kelincahan dan kemampuan bertahan hidup. Ia menugaskan mereka untuk mencari bahan makanan di alam liar, menghadapi binatang buas, dan melintasi medan berbahaya tanpa menggunakan kekuatan spiritual mereka.
"Sebelum kalian menguasai dunia spiritual, kalian harus belajar menguasai tubuh dan insting kalian," tegas Shen Wei.
Selain itu, ia juga melatih ketahanan mental mereka. Setiap malam, Shen Wei memerintahkan mereka untuk bermeditasi di bawah air terjun yang deras, menguji konsentrasi dan ketenangan mereka di tengah gangguan fisik.
Chen Guang, yang terkenal dengan sikap cerobohnya, sering kali kesulitan menjaga konsentrasinya. Namun, Shen Wei selalu memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.
"Chen Guang, jangan biarkan emosimu menguasaimu. Ketika kau merasa dirimu lemah, ingatlah alasanmu berlatih. Ingat orang-orang yang ingin kau lindungi," kata Shen Wei suatu malam saat Chen Guang hampir menyerah.
Kata-kata itu menjadi pengingat penting bagi Chen Guang, yang mulai menunjukkan perkembangan pesat setelah itu.
Setelah berminggu-minggu pelatihan, perubahan mulai terlihat pada murid-murid Shen Wei. Mei Er menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menyerap energi spiritual, membuatnya menjadi kultivator dengan potensi besar. Lin Xia dan Yu Lan menjadi pasangan yang tak terpisahkan, mampu meluncurkan serangan yang terkoordinasi dengan sempurna.
Sementara itu, Chen Guang, meskipun sering menghadapi kesulitan, mulai menunjukkan bakat alami dalam mengendalikan energi fisiknya. Ia bahkan berhasil mengalahkan seekor binatang buas sendirian, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin baginya.
Namun, pelatihan ini juga penuh dengan pengorbanan. Mereka harus melewati rasa sakit, kelelahan, dan keraguan diri. Shen Wei sering mengingatkan mereka bahwa menjadi kuat bukanlah perjalanan yang mudah.
"Jalan seorang kultivator adalah jalan yang penuh duri," kata Shen Wei suatu malam saat mereka berkumpul di sekitar api unggun. "Tapi jika kalian tetap teguh, kalian akan menemukan kekuatan yang tak tergoyahkan di dalam diri kalian."
Di balik pelatihan yang keras, Shen Wei menunjukkan sisi lain dari dirinya. Ia bukan hanya seorang guru yang tegas, tetapi juga seseorang yang peduli pada murid-muridnya. Ketika salah satu dari mereka terluka, ia selalu memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik. Ketika mereka merasa putus asa, ia selalu memberikan kata-kata yang menguatkan.
Bagi Mei Er, perhatian Shen Wei membuatnya semakin yakin bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat. Ia sering memandangi Shen Wei dari kejauhan, kagum pada kekuatan dan kebijaksanaannya.
"Senior, kau adalah seseorang yang luar biasa," kata Mei Er suatu malam ketika mereka berbicara berdua.
Shen Wei hanya tersenyum tipis di balik topengnya. "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Kalian adalah harapan baru dunia ini. Aku hanya memastikan kalian tidak kehilangan jalan."
Setelah berminggu-minggu pelatihan, Shen Wei memutuskan untuk menguji kemampuan murid-muridnya. Ia membawa mereka ke sebuah lembah yang dihuni oleh sekelompok binatang buas. Tanpa memberikan bantuan, ia menyuruh mereka untuk menghadapi binatang-binatang itu sendiri.
Hasilnya mengejutkan. Dengan kerja sama yang baik dan kemampuan yang telah mereka pelajari, Mei Er dan murid-muridnya berhasil mengalahkan semua binatang buas.
Shen Wei memandang mereka dengan rasa bangga yang tersembunyi. "Kalian telah membuat kemajuan besar. Tapi ingat, perjalanan kalian baru saja dimulai."
Mei Er, Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang saling menatap dengan senyuman penuh semangat. Mereka tahu bahwa jalan mereka masih panjang, tetapi dengan bimbingan Shen Wei, mereka yakin bisa mencapai puncak kekuatan.
Di bawah langit malam yang bertabur bintang, Shen Wei berdiri di atas bukit, memandang murid-muridnya yang mulai tertidur lelah di sekitar api unggun. Dalam hatinya, ia merasa damai untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun.
"Ini baru awal," gumamnya pelan. "Kita akan melangkah lebih jauh, bersama."