Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gadis Ketu Mafia

Moytha
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
28
Views

Table of contents

Latest Update1
Bab 11 days ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Seorang gadis dari keluarga broken home dan selalu di banding kan dengan adik perempuan nya sendiri. Aku adalah zivania yang akrab di panggil zi.

Sepulang dari sekolah , aku melajukan sepeda motor matic putih ku dengan sangat kencang karena teringat dengan ucapan mamah "kalo mamah pulang dan rumah masih berantakan awas kamu ya" Aku benar-benar takut saat kepalan tangan mamah mendarat lagi di kepalaku. Apalagi hari ini hari sabtu . Mamah pulang setengah hari.

Ketika melewati lampu merah, aku tak kunjung berhenti mengingat di kawasan itu memang tak ketat polisi. Namun ketika melewati pertigaan setelah lampu merah,,,

BRAAKKK..

BUUUGG...

Motorku yg melaju sangat kencang itu menabrak seorang kakek tua yg sedang menyebrang jalan menggunakan tongkatnya. Darah mengucur pelan di pelipis mata kanan si kakek itu. Aku langsung sigap berdiri memeriksa tubuhku dulu. Di rasa tak ada yg terluka lalu aku menghampiri si kakek.

Aku kaget dan takut melihat keadaan si kakek. Aku menengok ke arah motorku yg sudah di aman kan oleh warga disana. "Kek, ga apa-apa? Kek maaf kek.. " Ucap ku sedikit berteriak kepada si kakek karena ketakutan dan sampai air mataku tak terbendung lagi. Yang kupikirkan justru bagaimana jika mamahku tau aku menabrak orang di jalan begini.. Pasti aku akan habis di siksa olehnya.

Tiba-tiba si kakek hanya mengangkat tangan kanannya tegak lurus ke arah langit, dia tersenyum padaku lalu pingsan. Ya.. Mudah-mudahan hanya pingsan. Tapi tunggu.. Aku melihat sekeliling, mengapa mereka hanya menonton tanpa ikut menolong? Tak ada satupun orang yang mendekat. Malah mereka hanya menyelamatkan sepeda motor matic ku dan tas sekolahku. Ada beberapa di antara mereka hanya merekam video kearah kami. Tapi ada juga yang menelfon ambulan. Mereka seolah takut untuk mendekat.

"Ah pasti mereka takut kesalahan jika ikut membantu" Fikir ku dalam hati. "Namun apa maksud dari senyuman dan tangan si kakek yang tadi dia angkat? Apa jangan-jangan dia melihat malaikat? Berarti si kakek.. " Seketika mataku terbelalak, Kembali batinku bersuara menambahi ketakutanku.

Aku kembali melihat sekeliling ku. Ada beberapa pria berkaos hitam dan celana PDL hitam di balut dengan sepatu bot hitam berbadan tegap seperti security. Mereka hanya diam ikut mengawasi. Mungkin ada 6 atau 7 orang di tempat berbeda. Jika ia Intel atau security, mengapa tidak ikut membantu? Mata mereka hanya tertuju pada si kakek yang berambut panjang sebahu yang sudah beruban dan berjenggot putih,Badan kakek yang gagah dan kekar tidak seperti kakek pada umumnya. Ia Menggunakan jas abu di balut dengan kemeja putih bergaris di dalamnya. Melihat jam tangannya aku tau kakek bukan dari kalangan menengah kebawah.

"Mampus aku jika benar kakek ini orang kaya trus mati .." Batinku dalam hati membuatku semakin menangis. Tak lama ambulan datang. Kakekpun di bawa masuk menggunakan tandu ke ambulan. tapi,, kenapa para security pun ikut masuk semua dan hanya satu security yang tinggal?

Siapa dia...

Siapa kakek itu...

" Woi teh teu nanaon? " Teriakan salah seorang warga menyadarkan lamunanku. Aku menggelengkan kepalaku sambil menatap ke arah warga yang bertanya tersebut sambil mengusap sisa air mataku . Aku berjalan menuju motorku yang berada di samping trotoar. sebagian warga sudah meninggalkan tempatnya. Malah aku melihat ada seorang pria berkaos hitam yang sedikit lusuh dan dower di bagian kerah lehernya mengambil Dompetku.

Aku hanya diam ketika tau aku di copet. berharap aku yang jadi korban di kecelakaan ini kwkwkw. Padhal HP , identitas, uang semua ada di bagasi motor di dompet yang satunya. Yang di curi itu hanya recehan saja. 

" Motor aku rusak ya a? " Tanyaku kembali ke warga yang meneriaki ku tadi.

" Ga ta... " Belum selesai mas mas itu menjawab, salah satu orang yang mirip security tadi menghampiri ku membuat orang-orang yang masih tersisa menjauh pergi seperti ketakutan. " Motor mu masalah kecil. Masalah besar itu jika ayah kami yang kau tabrak itu mati, kau pun harus mati, bocah!!!"

Mulutku sedikit menganga , jantungku berdegup sangat kencang, bukan ancaman itu yang ku takutkan. Karena aku sudah terbiasa di ancam oleh mamahku sendiri. Namun saat dia bilang ayahnya, membuat ku merinding di buatnya. Jadi dia adalah anak kakek yang ku tabrak tadi? Lantas kenapa ia hanya menonton dan tak ikut menolong? Bukan zivania namanya jika tidak bisa menjadikan senjata agar tidak di salahkan.

"Ooh.. Jadi itu tadi ayahmu!!! Aku saja orang lain tidak tega melihat keadaan ayah mu!!. Kau tidak lihat aku sampe menangis melihatnya..?Tapi kau anaknya hanya diam menonton dari jauh!! Dasar biadap.. Anak durhaka kau!! " Ucapku sambil berteriak agar orang-orang sengaja melihat kami.. "Malu kau ya haha" Ucapku dalam hati sembari meneriakan kemenangan dengan senyuman ku karna membuat nya tak berkutik.

"Aku tau kau melihat orang yang merampas dompetmu. Namun kau hanya diam dan menganalisa. Ku rasa ada jiwa iblis dalam dirimu. Sepertinya kau bisa jadi salah satu dari kami" Ucapnya lirih sambil menaikan sudut bibirnya seolah mengejek ku.

"A.. Apa maks..."

" Sudah jangan banyak bicara ikut aku ke rumah sakit dan ingat jika ayah kami mati.. Kau juga akan mati " Ucapnya kembali dengan lantang.

Aku benar-benar tak berkutik kali ini. Disisi lain aku benar-benar harus pulang dan membereskan pekerjaan rumah. Namun jika aku tidak ikut,ntah kenapa aku merasa bukan nyawaku saja yang terancam tapi juga keluarga ku. Apa aku ikut saja dan menceritakan apa adanya pada mamah?

" Lalu motorku? " Tanyaku sambil menunjuk arah motor matic putih kesayangan ku itu.

" Bodyguard yang lain akan mengurus nya ke bengkel. Jangan takut. Setelah selesai akan ku bawa motor mu ke rumahmu " .

"BOHONG!! kau saja tidak tau dimana rumahku. Kamu mau begal motorku? Ha!! " Tanya ku was-was. Karna itu motor mamah. Apa jadinya jika hilang.

Namun dengan pertanyaan ku itu ia malah mendekat dan sedikit membungkukkan badannya sambil tersenyum menunjuk ke arah bordir nama sekolah di lengan baju seragam ku . "Tak sulit mencari tau siapa kamu, bocah.. " Ucapnya masih dengan senyum menakutkan itu.

"Sekarang kamu sudah berurusan dengan kami. Ikut dan selesaikan, atau lari dan tinggal menghitung hari kamu melihat matahari" Ucapnya kali ini sambil membuang muka melihat kemana saja.

Ok, kali ini aku kalah. Dan memang benar aku yang salah. Aku sangat sadar aku yang salah. Aku yang mengebut, menerobos lampu merah , ahh.. Aku menghirup nafasku dalam-dalam menatap ke arah bawah kaki ku sambil mengangguk perlahan dan menggendong kan tasku menandakan aku setuju ikut ke rumah sakit. "Baik, ayo.. " Pintanya agar aku mengikutinya dari belakang.

Beberapa langkah berjalan aku menoleh ke belakang ke arah motorku, dan benar saja motorku di angkut ke mobil pick up oleh 4 orang berbadan tegap berbaju hitam . "Apa itu yang di maksud bodyguard kata orang ini? Apa jangan-jangan mereka rampok dan aku mau di bawa buat di ambil ginjal ku atau parahnya aku malah di jual ntar". Tak terasa lamunanku membuatku berhenti berjalan.

" Jangan takut, semua aman. Takutlah jika ayah kami mati" Ucapnya membuyarkan lamunanku.

Dia menuntunku ke arah mobil SUV sport besar berwarna hitam. Dan didalamnya sudah ada supir yang menunggu, mungkin sedari kecelakaan tadi. Melihat mobilnya saja membuat ku merinding, "jangan-jangan mobil hasil jual organ manusia nih" Batinku dalam hati yang udah benar-benar was-was. "MASUK..!! "