Chereads / Gadis Ketu Mafia / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

"Hahaha.. Kenapa kau begitu khawatir romi.. Harusnya kau bangga dengannya, bukankah kau yang menyarankan ku untuk memilihnya..?"

"Tapi ay.. Maksud saya tuan zack, ini sungguh keterlaluan. Dia seolah memanfaatkan kekuasaannya."

"Tidakkah kau jeli romi?. Dia seperti itu karena melindungi orang-orang yang ia sayangi. Ia akan merasa terhina jika orang yang ia sayang tertindas. Apakah kau buta romi? "

"Tapi tuan.. "

"Sudahlah selesaikan titahnya. Bawa kedua jasad anak buahmu itu ke dokter indra. Dan hasil penjualan organ dalam mereka tranfer saja ke rekening Ketua barumu itu.. Hmmm kenapa tak ku fikirkan dari dulu untuk menjual organ dalam? Begitu banyak nyawa yang ku ambil sia-sia. Dia benar-benar gadis cerdik"

Komplain romi kepada tuan Zacky yang merasa bahwa zi sangat arogan dan menyalahgunakan kekuasaannya. Disamping itu salah satu bodyguard yang akan di eksekusi itu adalah orang kepercayaan romi. Dia juga yang menjambak rambut zi ketika romi menyuruh istrinya sendiri untuk menculik zi.

"Aku pulang... " Terdengar langkah zi memasuki ruang tamu membuat romi langsung bungkam seketika. Zi menghampiri tuan Zacky dan melingkarkan lengannya ke leher tuan Zacky dan mencium pipinya seolah ia benar kakek nya sendiri.

"Aduh gadis manja ini semakin berat saja. Uugh.. Alkohol mu aromanya sungguh busuk. Uang di rekening mu begitu gendut. Mengapa masih saja beli barang murahan.?"

"Ah kakek ini tidak mengerti arti kebersamaan. Lebih seru saling patungan, dari pada saling mentraktir. Misal kakek yang sering mentraktir para tetua yang lain, nanti lama-lama akan kebiasaan. Jadinya mereka akan ada di saat kakek jaya saja. Begitu kek.." Ujar zi sambil memindahkan posisi duduknya sejajar dengan tuan Zacky.

"Romi tinggalkan kami berdua. Aku ingin meluangkan waktu ku dengan cucu manisku. " Ucap tuan zacky sambil mencubit dagu zi.

"Baik tuan, saya permisi."

"Coba bilang pada kakek, ada hal seru apa yang kau lalui seharian ini hingga membuat mu pulang selarut ini? "

"Hmmmm.. Tidak ada kek, hari ini aku hanya sekolah dan sepulangnya aku menjenguk temanku yang pura-pura sakit. Akhirnya kita minum-minum sedikit. Yang lain pada menginap di sana. Namun aku ingin pulang karena rindu masakan mbak Ratna kek.." Ucap zi sambil menunjuk arah dapur.

"Benar hanya itu? Tidak ada yang menyulitkan mu ataupun membuatmu geram?" Lanjut kakek masih dengan senyuman wibawanya.

"Benar kek, tak ada. Kakek tenang saja. Aku tau betul mana yang baik dan mana yang salah. Namun jika aku benar-benar kesulitan, kakek adalah orang pertama yang ku butuhkan.. " Lanjut zi dengan nada manjanya sambil sesekali dia memunguti camilan di ruang tamu.

"Hmmm.. Aku sangat paham. Dia benar-benar seperti aku saat muda dulu. Aku pun selalu menyembunyikan sesuatu dari ayahku. Dan tak satupun ayahku tau dari banyak nyawa yang ku renggut .ia benar-benar seperti reinkarnasi ku.bedanya dia jauh lebih pintar dariku." Gumam tuan zacky dalam hati.

"Kek.. Sedang melamunkan apa? Kok sambil senyum begitu.? "

"Hahaha.. Tidak ada, kakek hanya menahan nafas karena seperti ada bau mayat disini."

"Iya.. Iya kek.. Badanku bau, mulutku bau, kaos kakiku juga bau.. Sungguh terlihat sekali aku tak di urus oleh kakek." Gerutunya yang masih sangat jelas terdengar oleh tuan zacky.

"Jika kau tidak lelah.. Mari ke butik istri teman kakek.. Kau akan ku ubah menjadi ketua sebenarnya.."

"Aah... Tidaklah.. Malas"

"Kau tadi bilang merasa tak di urus. "

"Alah kakek ini.. Yang pertama aku hanya butuh kaos kaki. Buat apa kita ke butik. Kedua,apakah kakek mau buat aku terlihat seperti romi pake hitam-hitam begitu? Iiiiuuwwhh.. Yang ada malah mirip orang mau tahlilan. Dan yang terakhir aku tidak ikut menginap karena aku bilang aku rindu masakan mbak Ratna. Yang artinya sekarang aku lapar kakek..!! "

"Ahahahaaa.. Bisa saja jawaban mu. Jika tak ingin menggunakan pakaian hitam, kau ingin pakai apa?. Kau harus terlihat kejam dan berwibawa."

"Aduh kakek itu kuno.. Sudah aku mau ke kamar. Mau mandi dan makan. Kakek jangan selalu bergadang. Aku tau kakek jarang tidur malam. " Ungkap zi sambil meraih kembali tasnya berjalan menuju anak tangga.

"Sesekali, makanlah dengan kakek di meja makan. Kakek hanya ingin itu."

"Ok baiklah, besok pagi kita sarapan bersama, oiia kek, aku pulang menggunakan van kakek yang hilang. Kuncinya ada di mas jajang kek. "(Jajang dan ken di percayai menjaga garasi dan gerbang) .

Sesampainya dalam kamar, ia menelpon kitchen seperti biasa. Meminta mbak Ratna membawakan makanan dan menemaninya makan malam.

Tok.. 

Tok.. 

Tok.. 

"Alah, masuk saja mbak Ratna, aku sedang merokok..!!". Teriak zi dari balkon kamarnya.

Ceklek.. 

Zi mendengar pintu terbuka namun tak seperti biasanya, mbak Ratna yang riang dan selalu menggodanya. Zi ingin di sapa duluan oleh mbak Ratna. Makanya dia tidak menoleh saat terdengar suara troli makanan yang mendekat ke arah balkon hingga makanan tersebut di suguhkan ke atas meja di balkon.

"Cieee.. Yang diem-diem aja nih.. Pasti habis di marahi ka.." Ia menghentikan ucapannya ketika ia menoleh bukan mbak Ratna yang menemaninya makan kali ini.

"Ngapain kamu disini? Siapa yang menyuruhmu kemari?"

"Mengapa Anda begitu arogan, nona muda.. Bukankah seharusnya saya yang menemani anda disini. Anda tidak bisa menolak dan menggantikan posisi saya dengan gadis kampung itu. Ingat nona, saya lebih lama disini dari nona."

Senyuman sinis wanita itu seolah tak ada rasa takut di wajahnya seperti bodyguard lain yang menghormati zi.

"Bukan kamu yang saya mau , Dewi..!! Pergi kau dari kamarku. Lebih baik aku tak makan dari pada harus semeja denganmu!!".

Dewi langsung berdiri dengan cepat hingga membuat zi terkaget di buatnya. Seketika ia mengambil satu-satu makanan yang ia bawa tadi dan memasukkannya kedalam tempat sampah yang ada di balkon zi. Lalu ia menarik kembali troli makanan nya menuju pintu kamar zi.

"Selamat berlapar ria, NONA..!!"

"KAU..!!! ARGH.. "

ucapan dewi yang terlihat mengejek membuat zi begitu sangat geram. "Awas kau akan ku laporkan pada kakek!!".

Tak butuh waktu lama zi yang emosi itu bergegas menghampiri kakek yang berada di ruang kerjanya. Sesampainya di depan pintu kakek yang sedikit tertutup itu,ia melihat kakek yang sedang menelpon seseorang. Bahkan raut wajahnya terlihat sangat cemas.

"Mengapa hanya menghabisi satu orang saja kau sangat lalai?!!.. Jika orang itu tak segera lenyap,nyawa cucu angkat ku akan terancam kau tau!!! "

"Ah,," zi tebelalak kaget mendengar perkataan tuan zacky di telepon. Ia lalu bergegas meninggalkan ruangan kakek dan menuju dapur untuk mencari makanan.

"Ada apa.. Mengapa nyawaku di pertaruhkan? " Gumam zi sambil berjalan menuju dapur.

"Hah,mbak Ratna?? Ada apa dengan wajahmu?!!". Belum lega dengan perkataan tuan zacky, ia di kagetkan dengan wajah mbak Ratna yang begitu banyak luka lebam di pipi dan matanya.

" Ada apa dengan mu? Mengapa kau tak datang saat ku telpon? "

Bukan jawaban yang di Terima zi, mbak Ratna justru melangkah mundur menjauhi zi.

"Ada apa denganmu? Apa yang salah? "

"Tidak nona, jangan mendekat. Saya tidak pantas berdekatan dengan anda. Maaf selama ini saya lancang nona. Saya tidak akan melakukannya lagi. " Jawab mbak Ratna sambil menundukan kepalanya dan terlihat air mata menetes ke lantai.

"Kemarilah.. Kemari!!" Pinta zi dengan kasar sambil menarik baju mbak Ratna hingga kini mbak Ratna berada di pelukan zi.

"Apa aku menyakiti hatimu? Atau ada hal yang membuatmu tak enak? Katakanlah. Aku harus Mengintropeksi diriku." Ujar zi lembut kali ini. Sambil mengelus-elus punggung mbak Ratna. Namun mbak Ratna justru menangis sejadi-jadinya.

"Oke baiklah aku mengerti. Ikut aku".zi mengambil makanan di dapur seadanya lalu menarik paksa mbak Ratna untuk ikut ke kamarnya.

.

.

.

"Kenapa kamu belum tidur? " Ucap bu ayu yang mengecek kamar novani dan melihatnya hanya melamun di kamarnya.

"Ka zivania sedang apa ya mah, dia tinggal dimana sekarang? Apa dia sehat? " Ucap Vani sambil masih menatap ke langit-langit kamarnya.

"Jadi kamu gak nafsu makan dan gak bisa tidur cuma gara-gara memikirkan kakakmu yang durhaka itu? " Lanjut bu ayu yang mulai mengeluarkan nada kesalnya.

"Mah, bagaimanapun dia kakakku. Baik buruknya dia, ia akan tetap jadi kakakku. Jika ia dalam kesulitan, sebisaku akan tetap membantunya. Besok aku mau bolos. Aku mau kesekolah ka zi..!! " Tegas novani kali ini.

"Keras kepala sekali kamu. Kamu mau durhaka seperti dia? Sudah pasti dia gak sekolah lagi. Mamah gak akan bayar biaya sekolahnya. Liat saja. Sia-sia kamu kesana. Buang-buang waktu." Ucap bu ayu sambil pergi meninggalkan kamar novani.

"Astaga, mamah tega sekali. Kira-kira berapa ya iuran bulanan sekolah kakak? Apa aku sisihkan saja uang jajan ku untuk bayar iuran itu. Aku sangat tau kaka begitu rajin kesekolah.. Yah.. Seperti nya aku bisa. Uang jajan ku kan lumayan. Dari pada untuk HP baru, lebih baik untuk spp kakak dulu" Gumam novani dalam hati.

"Nah sekarang mbak Ratna duduk, ambil nafas, tenangkan dulu dan cerita semuanya, ok?"

Mbak Ratna hanya mengangguk sambil menahan sesenggukan dari tangisnya itu.

"Apa kakek yang memukuli mbak Ratna? Hmm?"

Mbak Ratna hanya menggelengkan kepalanya sambil sesekali mengusap air matanya.

"Apa karena mbak Ratna beberapa kali makan di kamarku?"

Kali ini mbak Ratna menganggukkan kepalanya.

"Oooh udah , fix ini ulah kakek. Banci sekali kakek memukul wanita.. Akan ku beri pelajaran agar kakek tau resikonya menyakiti temanku!!" Ujar zi yang terlihat berdiri melintingkan lengan baju seragam sekolah yang masih belum ia ganti itu.

"Tidak nona,, bukan.. Justru tuan zacky tidak tahu apa-apa nona. Jangan membuat ini semakin kacau. Saya masih butuh pekerjaan ini untuk keluarga saya di desa , nona.." Ucap mbak Ratna yang terlihat sangat ketakutan.

"Saya sudah tau inti masalahnya, bahwa mbak tidak di ijinkan dekat dengan ku. Yang membuat ku geram adalah lebam-lebam di wajahmu mba, hatiku sakit melihatnya. Katakan, apa romi yang melakukannya?"

Mbak Ratna hanya menggelengkan kepalanya.

"Tunggu, mbak Ratna punya keluarga di desa?hmmm seperti nya aku tahu yang melakukan ini pada mbak Ratna. Gumam zi. 

" Apakah Dewi? " Ucapku sambil menatap tajam ke arah mbak Ratna.

"Ah, permisi nona. Saya masih banyak pekerjaan." Seketika mbak Ratna langsung lari ke arah pintu kamar zi dan segera keluar.

"Br*ngs*k!!!!Berani sekali dia!!Bukankah ia hanya anak pembantu disini. Mengapa ia berani sekali melawan ku dan menyakiti sesama pekerja disini? Aku akan buat perhitungan denganmu dewi!! ".