Chereads / Gadis Ketu Mafia / Chapter 11 - Bab 11

Chapter 11 - Bab 11

"Hoaamm.. Kau ini ajak kakek sarapan atau ajak kakek santap sahur?. Ini masih jam 05.00 pagi kau sudah teriak-teriak di meja makan."

"Sudahlah kek. Tak usah acting.. Aku tahu kakek bahkan sama sekali belum tidur." Ucap zi yang cuek sambil menyentong nasi ke piring kakek.

"Kau kenapa, judes begitu sama kakek. Apa kau marah dengan kakek? Baiklah. Kakek akan kirim kau uang lagi di rekening mu, kau beli sendiri stelan yang kamu mau. Tak usah warna hitam tak apa." Bujuk kakek sambil tersenyum mencondongkan sedikit kepalanya ke arah zi yang duduk bersebrangan dengan kursi kakek.

"Bukan itu. Ada 2 hal yang ingin ku bicarakan pada kakek. Namun tak sekarang. Aku harus jemput teman-temanku. Dan sepertinya aku akan membawa mobil Jeep kakek. aku akan menjadikan mobil itu mobil kami. Jadi kemungkinan besar aku tak membawanya kembali. Tak apa kan kek? Dari mobil lain sepertinya itu paling murah.." Ketus zi sambil menatap makanannya.

"Hahaha.. Kau tau? Itu bukan milik kakek"

"Apa..? Tapi Jajang bilang semua mobil yang ada di garasi itu milik kakek."

"Itu juga salah. Mobil kakek hanya yang mercy. Yang lain milik anak kakek dan istrinya. Dan sekarang pun tetap bukan milik kakek. Semua milikmu. Termasuk Mercy milik kakek. Mobil Jeep yang kau bilang itu adalah Rubicon. Harganya lebih tinggi di banding mobil yang lain. Itu kakek belikan untuk almarhum cucu kakek. Sama sekali belum pernah di pakai. Karena kakek ingin ia memakainya ketika lulus SMA. Naas nya itu tak akan pernah terjadi." Ujar kakek yang kali ini membuang muka.

"Ah maafkan aku kek, kalau begitu.. Tidak jadi saja.. Aku jemput pakai van lagi saja. "

"Hahaha.. Bukan begitu maksud kakek, pakailah.. Itu pun kini juga jadi milikmu. Hanya saja kakek tidak rela jika di jadikan mobil tongkrongan mu. Kakek mencintai mobil itu yang mengingatkan kakek pada cucu kakek. " Ujar kakek sambil sedikit termenung. "Oiia sebutkan salah satu saja yang ingin kau bicarakan pada kakek.. Agar kakek tidak penasaran. " Lanjut kakek kembali.

"Baiklah kek.. Aku akan tetap memakai mobil itu. Untuk Sedikit pamer pada temanku saja. Besoknya biar aku pakai mobilku sendiri. Tak perlu pakai supir. Seperti tuan putri saja." Lanjut zi sambil mendengus kesal.

"Hahaha, kau ini memang layaknya tuan putri disini".

"Tidak kek, aku bukan tuan putri disini. Tapi aku ratunya". Zi menjawab dengan tatapan tajam kali ini.

" Ah,,, "

30 tahun lalu.. 

"Kau harus jaga sikap mu.. Kau tak bisa sembarangan gegabah mengambil tindakan keji seperti itu!!! " Ucap ayah tuan zacky sambil membanting salah satu guci di rumahnya. 

"Ingat kau ini siapa. Kau ini penerus satu-satunya KARTEL KENZI. bersikaplah wajar layaknya pangeran. Jika tidak BISNIS AYAH AKAN KALAH DENGAN ANGGOTA YOKOMURA!!!"

"Tenanglah ayah, bisnis mereka akan jatuh di tanganku. Dan satu lagi ayah sayang,, aku bukan pangeran Kartel KENZI lagi. Tapi aku lah RAJA NYA hahaha..."

Dooorr... 

"Beristirahat dalam Damai ayahku.. Sudah saatnya ayah pensiun. Usiaku sudah cukup untuk tak mendengarkan celoteh mu." Bisik tuan zacky muda ke arah telinga ayahnya yang sudah sekarat itu. 

"I.. INGATLAH U..UCAPANKU.. SEMUA INI ADA KARMANYA."

*

"Kek... Kakek.. KAKEEEEKKK!!!!"

"Ah, iya nak..?"

"Iiiih jadi gimana menurut kakek?" Tanya zi dengan kesal.

"Gimana apanya?" Tanya kakek yang benar-benar tidak mendengarkan apa-apa.

"Astaga kakek, tadi kakek sendiri yang suruh aku cerita salah satu dari 2 kekesalan ku, sekarang aku sudah cerita kakek malah tidak mendengarkan. Dahlah malas .. Biar aku langsung saja yang memutuskan." Ungkap zi sambil berdiri bersiap berangkat sekolah itu.

"Tidak.. Kakek minta maaf, tapi kali ini, apapun yang ingin kau lakukan harus seizin kakek dulu. Mengerti!!" Tegas kakek yang sedikit ketakutan.

"Yasudahlah, aku berangkat. Ingat kakek harus istrahat. Kumpulkan tenaga untuk ocehan ku nanti malam di meja makan..!!" Teriak zi dari pintu utama rumah tersebut.

.

.

.

"Wanjeeeerrrr... B*ngsat sih ini parah..!!".Seru dendi yang melihat zi datang menggunakan Jeep termahal itu.

" Berangkat gaes...!!!" Ujar zi sambil menepuk kap depan Jeep nya itu.

"Bentar ka eko masih di dalem tuh.. Tapi beneran tuh aki-aki ngerelain ni mobil buat jadi nahkoda kita?? Rubicon cokk!!! Cewe mana yang bakal nolak kita-kita.. " Seru aris di barengi dengan candaan dendi.

"Ehem.. Btw mobil ini ada kenangan mendalam dari si kakek, jadi waktu aku ijin, dia gak kasih.jadi ya aku bawa buat pamer doang ini."

"Yahelahhhh... " Kecewa berjamaah.

"Yaudah sih, tar tiap hari aku biar bawa minicooper ku aja.. Tanpa supir... Jadi kita bisa kemana aja yang kita mau.. Kan sama mahal".

" Dih.. Mana maen.. Minicooper itu harganya masih 4x lipat di bawah ini harganya. " Ujar aris yang membuang muka kecewanya.

"Lagian nih kak, kita berlima mana masuk ke minicooper lu. Ditambah lagi itu minicooper kan girly banget yak, lu pengen kita di kira stylist salon apa" Lanjut gege seolah mendemo zi.

"Uuaaaanzeeennkk.... Rubicorn cok!!!" Lanjut ka eko yang baru keluar dari rumahnya..

"Sebenernya kakek izinin sih aku bawa mobil ini kemanapun aku mau. Syarat nya, cuma aku yang boleh nyetir ni mobil. Klo kalian mau, gak ada nahkoda di basecamp, jadi kalo ada yang ingin pergi, aku supirnya. "

"Boleh juga tuh.." Ucap mereka bersamaan.

"Udah yuk berangkat, oia ka eko, di kursi belakang ada ransel merah, itu jatah penjualan mu satu minggu. Inget jangan sampai kepakai lagi duitnya. Bisnis tetep bisnis. Jangan pandang kita sahabat. Ka eko tau kan apa yang bisa aku lakuin?." Ucap zi sambil menahan pundak ka eko. Dan ka eko pun dengan segera memasukkan ransel merah itu ke dalam rumahnya.

***

Ketika pelajaran sedang berlangsung, seorang guru BP memasuki kelas zi dan meminta izin kepada guru yang mengajar.

"Zivania masuk??"

"Ya saya pak.. " Jawab zi sambil mengangkat tangan kanannya.

"Ikut bapak ke ruang BP sebentar."

"Lah saya salah apa pak? Saya gak mau. Saya merasa tidak melakukan kesalahan." Ucap zi yang membuang muka kembali ke arah buku pelajarannya.

"Bukan, ada yang ingin bertemu.. Dari pihak keluarga katanya. Bisa ikut bapak sekarang zi?. "

"Mampus.. Fix ini pasti mamah nih.. Duh gimana ini.. Jika aku beneran jalan ke ruang BP udah pasti mamah bakal marahin aku dan bikin malu aku.. " Gumam zi dalam hati.

"Zi..?"

"Ah, iya Pak.. Bapak duluan saja, saya nyusul. Ini beresin satu nomor lagi pak."

"Ok, jangan lama zi.. Kasian yang nunggu." Ucap guru BP sambil pergi meninggalkan kelas.

"Duh gimana ini.. Jika aku kabur, pasti jadi pertanyaan semua guru. Jika aku keruang BP, habislah aku.. Gimana ini.. Gimana... " Gumam zi yang begitu cemas hingga membuatnya berkeringat dingin.

"Baiklah, tak ada cara lain.. Aku tau harus bagaimana.. " Celotehnya pelan.

"Bu, ijin ke ruang BP... "