"Romi, 2 jam lagi aku akan berangkat ke Bangkok menyelesaikan semua kekacauan disana. Jika aku tak kembali, sudah sepatutnya kau mempertegas ketua muda mu dan mengajari banyak hal" Ujar kakek yang sudah siap dengan stelan rapihnya.
"Tapi tuan, saya merasa tidak pantas. Dan yang kedua, anak itu.. "
"Yang sopan romi!! Walaupun dia muda, dia ketua baru mu!!! Dia lebih berharga dari mu!!" Bentak kakek menyela pembicaraan romi.
"Ma..maaf tuan, maksud saya ketua muda itu sulit di nasehati.." Ujar romi yang kemudian menundukkan matanya.
"Hahaha.. Dia itu ketua. Bukan seperti mu. Dia punya asumsi sendiri. Tapi romi. Adakalanya kita harus mulai hati-hati dengannya. Aku takut jika ia terlalu pintar.. Aku sendiri yang akan menghentikannya sebelum ia mulai membahayakan ku. " Ujar kakek yang di balas oleh kerutan dahi romi karena tidak mengerti maksud tuan zacky.
Lalu terlihat tuan zacky mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang.
"Halo.. Bisa kah kau datang malam ini ke rumahku?.. Ya... Aku akan turun tangan sendiri di Bangkok. Tugas mu hanya mengajari hal-hal yang harus cucu angkat ku ketahui. Dan ingat. Jangan bongkar apapun. Kau mengerti?.. Ya.. Aku sangat merasakan bahwa ia mulai berbahaya, untuk itu aku lebih percaya kau untuk membimbingnya. Baik lah.. Bye"
Setelah menutup telepon, tuan zacky meminta romi untuk mengantarnya ke bandara. Namun sedari tadi pembicaraan romi dan tuan zacky, di balik dinding arah dapur terdapat Dewi yang menguping. Ia menaikan ujung bibirnya seolah menemukan sesuatu celah. Namun apa yang di rencanakannya? Bukankah ia hanya sekedar anak dari pembantu disana?
.
.
.
Aaaaarrggh....
"Bu guru ada yang pingsan di tangga bu..." Teriak salah satu siswi sekolah zi yang hendak berjalan ke toilet.
"Siapa? Cepat bawa ke UKS"
***
"Aman..?"
"Aman... Ah ta* lu!!! Kita semua kaget bangke!!!" Ujar aris yang bergegas menghampiri UKS dan meninggalkan pelajaran setelah tau yang pingsan adalah zi.
"Ssst!!! Pelan-pelan. Nanti ada yang tau kalau aku pura-pura."
"Emang kenapa sih ka?kalo emang mau bolos tinggal chat di grup aja kali gak usah lebay!!." Lanjut dendi yang duduk di samping ranjang tempat zi di baringkan.
"Enak aja, aku tuh gak pernah bolos kambeenkk.. Itu ada mamah di ruang BK nyariin aku. Kayaknya gara-gara aku gak pulang-pulang nih. "
"Wah bahaya itu..!!" Ucap aris sambil saling tatap ke arah dendi.
"Ya makannya.. Udah kalian balik ke kelas deh. Aku gak apa-apa kok. Chat gege deh. Kelasnya kan deket sama ruang BK, kalo ruang BK udah kosong, suruh kabarin aku ok??" Pinta zi yang hanya di anggukan oleh mereka.
.
.
.
"Dek kalau mau susul ke ruang UKS saja." Ucap salah satu guru BP disana.
"Gak usah pak, kakak memang begitu kalau telat makan. Saya kesini cuma mau bayarkan uang SPP kakak. Sama ini saya titip untuk kaka beli makan. Saya cuma rindu kakak saya pak." Ucap Vani sambil memberikan uang seratus ribu rupiah pada bapak guru BP itu.
"Memang kalian tidak satu rumah? "
"Ah itu, rumah sedang renovasi pak jadi saya sama mamah tinggal di rumah nenek. Sedangkan kakak tidur di rumah temannya. Karena rumah nenek sama sekolahan kakak ini jaraknya sangat jauh, pak.. " Bohong zi demi nama baik kakaknya sendiri.
"Kalau begitu saya pamit pak. Permisi.. " Lanjut Vani sambil meninggalkan ruangan itu.
"Ternyata semakin berganti zaman, ikatan saudara semakin erat ya.. " Ucap guru BP tersebut sambil tersenyum menatap kepergian novani.
.
.
.
Bel jam istrahat sudah berbunyi. Namun gege lupa akan pesan zi hingga mengharuskan zi untuk keluar sendirian menuju kantin Ketempat duduk yang siswa lain tak berani menempatinya karena mereka takut dengan ancamana ka eko.
"Zi.. Kemari sebentar. " Melihat zi yang sedang melamun, guru BP segera memanggil zi karena di pikirnya zi tidak punya uang untuk jajan.
"Oh iya Pak, maaf saya lupa. Tadi sewaktu saya mau ke ruang BP semua gelap" Bohong zi sambil menggigit sedikit lidahnya.
"Iya-iya bapak tau.. Lain kali usahakan sarapan dulu. Itu penting untuk kinerja otakmu. Kamu tak ingin kan jika peringkatmu di isi oleh siswa lain?"
"Kwkwkw ternyata si bapak percaya aja aku pingsan gara-gara belom sarapan. Padahal sarapan ku nikmat bersama kakek.. Hmmm jadi pengen cepet pulang. Seru juga sarapan bareng si kakek." Ejek zi yang di katakannya dalam hati.
"Ah iya Pak,, tadi saya buru-buru, jadi ya gitu deh,, hee" Jawab zi pada guru BP sambil mengaruk rambutnya yang tak gatal itu.
"Tadi adikmu kemari.. "
"Jadi mamah kesini sama Vani? Kan dia sekolah" Potong zi yang sedikit meninggikan suaranya.
"Eeeeeh bapak belum selesai bicara kamu ini. Adik mu datang sendiri kemari membayarkan SPP bulan ini dan kasih titipan ini. Dia sedih.. Dia kangen kamu. Besok sabtu minggu tidur di rumah. Jangan kebetahan nginep di rumah teman." Ucap guru BP sambil menyodorkan uang dua ratus ribu rupiah.
Sebenarnya novani hanya menitip kan uang seratus ribu. Namun di lihatnya zi melamun di kantin tanpa jajan, pak guru itu iba dan merogoh uang miliknya sendiri menambahkannya.
"Ya Tuhan.. Vani.." Di lihat nya salah satu uang tersebut di lipat-lipat, zi sangat tau bahwa itu uang tabungan Vani di celengan tanah liat berbentuk macan yang Vani kumpulkan untuk mengganti HP nya yang sudah penuh memori itu.
"Makasih banyak ya pak.. Maaf ngerepotin" Lanjut zi sambil kembali ke arah kursi kantin yang ternyata sudah ada ka eko, dendi dan aris disana.
"Ya ampun.. Saya baru tau kalau zivania si jenius matematika ternyata dari keluarga yang tidak mampu sampai harus saling bantu dengan adiknya" Gumam guru BP dalam hati dan kembali menuju ruangannya.
***
"Mulai.. Mulai.. Di Tekuk dah tuh muka.. Jelek banget lu zi.. Ada apa lagi lu? Bilang apa si bapak mata empat (guru BP yang menggunakan kaca mata)? " Ucap ka eko menanyakan zi.
"Adik aku ternyata yang kesini.. Dia kangen banget sama aku." Ucap zi sambil melipatkan kedua tangannya ke meja dan menundukkan kepalanya ke arah lipatan tangannya itu.
"Hah serius? Ah tau gitu gw aja tadi yang nemuin adek lo kak.. Arrrggghhh.. Kesel banget dah.. Aku juga kangen banget sama dia. " Ucap dendi yang mengagumi adik zi sejak pertama melihatnya.
"Yaudah kak.. Nanti biar gw yang ke rumah ngabarin kalau lu baik-baik aja." Lanjut dendi yang di iya kan oleh yang lain.
"Aku sedih, Vani pasti mikir kalau aku tidur di sembarang tempat. Sampai ia bobol celengan yang disimpan untuk dia beli HP, di kasihin ke aku buat bayar SPP sama ini, dia kasih aku uang pegangan." Lanjut zi yang kembali menundukkan kepalanya menyembunyikan tangisan sedihnya.
"Lu gimana sih. Gitu aja cengeng banget. Kalo dia bisa diam-diam bantu elu, lu juga harusnya bisa dong diam-diam belikan dia HP keluaran paling terbaru. Lu lupa lu kaya sekarang?" Lanjut ka eko yang cuek sambil memainkan kembali game di handphone nya.
"Ih bener tuh.. Beliin i-melon 15 pro max ram 1 tera sekalian." Lanjut gege yang bersemangat sambil mengerlingkan matanya. Karena orang tua gege juga memiliki usaha handphone dan electronic.
"Eh iya yah.. Kok lemot banget aku. Yaudah. Nanti pulang sekolah, temenin beli i-melon dulu, terus urusan ngasihin, biar aris yang anter kerumah ku. Baru deh kalian ku anter ke rumah dendi. Motor kalian masih di rumah dendi soalnya. Aku gak bisa lama. Aku ada urusan ama kakek. Aku mau anak pembantu di rumah itu di pecat sepaket sama ibu nya sekalian. "
"Eemmm.. Ini kayaknya ada yang salah ini.. Kak kenapa gak gw aja yang anter i-melon nya ke rumah lu. Iiiiihh dia mah gak peka sumpah. " Rengek dendi yang tak kuasa ingin bertemu dengan novani.
"Gak bisa, dexmen.. Masalahnya motor anak-anak kan di rumah kamu. Masa yang punya rumah pergi. "
"Ahhh eek lah kalian.. " Ungkapan kekecewaan dendi.
"Gini deh, kalo kamu bisa berhenti ngobat, aku kasih adik aku buat kamu. Apalagi kalo kamu rajin ibadah. Uugh.. Aku bantu comblangin malah. "Lanjut zi yang menyemangati dendi agar berubah menjadi lebih baik.
"Janji ya comblangin.. "
Zi hanya tersenyum sambil menunjukkan jari tengahnya yang di lingkarkan ke jari telunjuknya.
***
Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB. Setelah membeli handphone, zi lanjut mengantarkan yang lain ke rumah dendi dan langsung pulang. Sedangkan aris yang akhirnya mengantarkan handphone i-melon itu ke rumah zi. Gege yang masih main game bareng di rumah dendi. Sedangkan ka eko yang melanjutkan tugas mediator nya mengedarkan s*bu.
***
Sesampainya di rumah zi celingukan di ruang tamu yang didapatinya rumah terlihat sepi.
"Kakek aku pulang.. Haloooouu... " Teriak zi yang masih celingukan. Ia lalu membuka sepatunya nya dan melemparkan tas ke sembarang tempat di ruang tamu. Dengan segera mbok siti datang dan merapikan kaos kaki, sepatu dan tas zi.
"Mbok, dimana kakek.." Tanya zi pada mbok siti yang masih membungkuk memunguti kaos kaki zi.
"Kurang tau saya non. Permisi.. "
"Dih, belom juga beres nannya maen pergi aja. Keeekkk.. Kakeeekk.. Iiihh kakekk katanya ngajakin makan malam bareng. " Teriak zi yang kini sudah berada di ruang makan yang telah tersajikan menu makan malam.
"Kek.. Kalo lama aku makan di kamar aja nih"
"Malam ini dan beberapa bulan kedepan saya yang akan menemani mu di meja makan."