Chereads / Gadis Ketu Mafia / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

"Bos kenapa dia tidak tak berontak kembali, apa jangan-jangan dia pingsan"

"Coba kau periksa dia. Lepaskan penutup matanya"

Para penculik itu yang menutup mata dan mulut zi seketika begitu khawatir dengan zi, namun ketika salah satu dari ke empat penculik itu ingin membuka penutup mata zi untuk memeriksa keadaan zi,,,

"Hihi hahahaha"

Zi yang tiba-tiba terkekeh di lanjut dengan tawa yang terbahak-bahak itu membuat para penculik justru merinding di buatnya.

"Bangsa*t mengagetkan saja. Kau gila ? Ha!! "

Mendengar pertanyaan dari salah satu penculik itu, seketika zi terdiam kembali. Namun penculik yang duduk di kursi paling belakang tepat di belakang kursi zi tiba-tiba menjambak rambut zi. " Kenapa kau kembali diam, bocah tengik?"

"Lanjutkan saja apa yang di tugaskan pada kalian. Aku pun akan ikut bermain. Namun aku akan buat perhitungan pada mu yang udah jambak aku. Aku sangat hafal dengan suaramu"

Seketika penculik di belakang zi yang masih menjambak rambut zi kemudian melonggarkan genggamannya. Ia seolah ketakutan dengan perkataan zi.

Akhirnya mereka sampai di sebuah rumah kosong, ruangan sepetak besar seperti bekas gudang Garment. Hanya saja lantainya yang masih terhampar tanah. Mereka mengikatkan zi pada kursi besi lipat yang biasa di gunakan guru kalian di SD dulu.dengan masih menutup matanya, namun penutup mulut zy sengaja di buka.

Zi pun terdiam menunggu pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan di lontarkan pada nya. Namun hampir 1 jam berlalu dengan sangat hening. Bahkan suara nafas dari mereka pun tak terdengar sama sekali.

"Ck, apalagi permainan mu kali ini kakek, memang benar kata orang, manusia makin tua itu makin kembali seperti bocah kelakuannya. Mana belum balik rumah pula lagi nih " Gerutu zi sambil menyandarkan punggungnya pada kursi itu dengan sangat santai.

"Sudah terikat ketat kau sekarang"

"Huh, sudah kuduga ini ulahmu kakek, aku sangat hapal suaramu. sudahlah permainan apa kali ini yang ingin kakek mainkan, aku belum pulang rumah nih. Mamah ku bisa membunuh ku jika aku dua hari tak pulang begini"

"Permainan kali ini akan sangat nikmat, manis,,, "

"Maksud mu?? Kek, jangan macam-macam atau.. "

"Atau apa manis, kau terlihat seksi jika terikat begitu, mari kakek bantu melepaskan semua kancing itu"

"Stop jangan mendekat kakek!! Jangan sentuh aku" Teriak zi sambil menghentak-hentakkan kakinya hingga kursi yang terikat padanya terguling ke samping dan terjatuh.

"Sedikit saja gadis manis.. "

"Tidak.. Tidaaaak.. "

Byuuuurr... 

"Bangke hanya mimpi, ini gara-gara ucapan aris yang bilang kakek pedopil" Gumam zi dalam hati.

Byuuurrr.. 

"Siraman kedua pun tak membuat mu bangun gadis gila..!! Kau sedang di culik namun kau malah tertidur pulas?!!"

"Tunggu kenapa kali ini seorang wanita? Apa benar ini ulah kakek? Tapi setauku hidupku baik-baik saja sebelum bertemu dengan kakek gila itu. Mau apa wanita ini?" Masih dengan Gumam zi dalam hati.

Plaaakkkk... 

Wanita itu menampar pipi zi dengan sangat keras karena di rasa zi belum juga bangun dan tak memberi jawaban apapun.

"Ku rasa kau yang gila wanita tua!!.. Kau seperti baru pertama menculik orang. Dari tadi aku sudah bangun. Kau sangat bodoh. Jika kau masih menutup mataku dengan kain, bagaimana kau bisa tau jika aku bangun atau tidur. Dasar tol*l." Jawab zi membentak dengan nada meremehkan.

"Berani sekali kau bicara seperti itu padaku"

"Lalu apa yang kau inginkan?"

Wanita itu tidak menjawab hanya terdengar suara high hill dari sepatu nya yang terdengar berjalan memutari kursi zi. "Bagaimana jika aku meminta nyawamu?"

" Hahhaha "

Suara tawa zi yang melengking dan secara tiba-tiba tertawa sangat keras itu pun membuat wanita yang menculik zi itu mengerutkan dahinya. "Apa yang lucu hingga kau tertawa gila seperti itu? "

"Kau" Jawaban singkat dari zi yang membuat wanita itu semangkin kebingungan.

"Dasar anak sint!ing. Dimana berlian yang kau temukan kemarin"

"Ohhh.. Berlian. Baiklah.. Lepaskan aku, dan kau bisa antar aku menemukan berlianmu.namun dengan satu syarat. Setelah kau ambil kembali berlian mu biarkan aku pulang, jika tidak, nyawamu yang akan terancam." Jawab zi dengan nada mengancam.

Wanita tersebut justru terheran mendapati jawaban zi yang seperti itu. Karena semua pertanyaan dari wanita itu hanya omong kosong belaka. "Kau kira aku bodoh? Ha! Tipuan murahanmu tak akan bisa mengelabuhi ku. Setelah ku melepas mu, kau akan langsung kabur.. Hahaha tipuan bocah"

"Tidak..!! Kau tuli ha? Sudah kubilang kau ikut dengan ku. Bawa juga anak buahmu. Kita pergi bersama mengambil berlian itu" Jawab zi sambil menaikan ujung bibirnya. Tanpa ada jawaban, zi justru mendengar suara high hills yg di kenakan wanita itu pergi menjauh dari nya.

"Bagaimana ini bos. Bukannya takut anak itu justru menantang balik aku" Pesan singkat wanita itu yang di kirim pada seseorang.

" Hmmm.. Begitu rupanya. Ikuti saja apa yang dia bilang, lalu selalu laporkan segalanya padaku" Balasan pesan dari seorang pria yang wanita itu hubungi. Ia kembali ke arah zi yang masih terikat pada kursi dengan posisi yang tak berubah.

Wanita itu kemudian melepaskan ikatan zi dan membuka penutup mata zi. Didapatinya seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut sebahu dengan wajah oriental.

"Tunjukan saja jalannya padaku" Pinta gadis itu yang berdiri di depan empat bodyguard nya yang menggunakan topeng kain itu.

"Btw, dimana kamar mandi. Dari tadi aku menahan kencing, tau!! " Wanita itu memutarkan kedua bola matanya dan menunjukkan jari telunjuknya ke arah sudut gedung itu dengan malas. "Temenin gila, kalo ada hantunya gimana ih " Pinta zi memaksa.

Wanita itu mengepalkan tangannya merasa sebal dengan tingkah zi lalu dia berjalan cepat ke arah sudut gedung tersebut. Namun tidak dengan zi yang justru berjalan riang mengikutinya.

"Gila jadi semalaman aku tidur sendiri di gedung sebesar ini yang terbengkalai begini? Mudah-mudahan ada anak buah nya yang menjagaku. Gila saja jika aku sendiri disini, bisa-bisa di bawa kabur setan, huwaaaa" Gumam zi yang masih dapat terdengar jelas oleh wanita itu di luar kamar mandi.

"Untung saja aku ingat jika aku menyimpan HP di saku celanaku. Ada untungnya juga aku jomblo hingga HP ku tak berdering sama sekali. Jika mereka tau, mereka bisa mengambilnya. Ini saatnya kalian lihat pembalasan ku" Gumamnya sambil mengirimkan pesan singkat pada ka eko, kakak kelas di sekolah zi yang juga satu geng dengan zi itu.

" Ka, ada beberapa orang culik aku semalaman, aku akan pancing mereka ke rest area di tol Pas*** . Ada 4 orang berbadan tegap yang di ketuai 1 orang wanita. Hajar aja semua jangan remehkan wanita itu. Kabarkan ke semua pasukan "

"Copy" Hanya itu balasan pesan singkat dari ka eko yang sudah sangat mengerti akan tujuan zi.

Ini lah kuasa ka eko yang author nya bilang, dia tampan namun di takuti oleh semua siswa adalah karena ia salah satu anggota gengster miracle yang terkenal di bandung. Sedangkan ketua dari gengster tersebut yang tergila-gila pada zi membuat zi dan ka eko dengan mudah berkuasa.

"Woi bocah, kau tidur? Cepat!!! Jangan macam-macam denganku"

Ceklek, cyiiiiit... 

"Seharian ini orang ga kencing, ga modol,, bayangin aja rasanya kek mana" Ketus zi sambil memutarkan bola matanya dan terus berjalan meninggalkan wanita itu.

Sebelum masuk kedalam mobil van, mata zi sempat melirik ke arah plat nomor van tersebut dan mengingatnya. Bukan niat zi untuk melaporkan ke polisi. Namun ada niat lain yang ia pikiran. Karena notabenenya zi ada wanita pendendam.

Dia kemudian menunjukkan arah jalan. Hampir satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rest area yang sudah terbengkalai karena lokasinya sudah di pindah kan ke rest area baru yang di buat oleh pemerintah.

"Dimana berlian itu bocah tengik, kau membodohi kami??"

"Aku tidak membodohi kalian, hanya saja kalianlah yang memang bodoh" Ucap zi sambil menyeringai dan memundurkan beberapa langkahnya sedikit menjauhi mereka berlima seolah memberi ruang pada apa yang akan terjadi.

Ia kepalkan kedua tangannya hingga menyisakan jari telunjuk dan jari tengah. Di satukan kedua jari kiri dan kanannya hingga membentuk huruf A dan memasukkan nya kedalam mulut lalu menyiulkannya dengan kencang. (Kalian coba deh..Author nya aja bisa kok siul pake cara itu..hehe) dan hanya sekali siulan puluhan anggota miracle/MRC pun keluar dari persembunyian. Kecuali ka eko yang sedang sekolah.

Anggota MRC ini bukan gak sekolah atau putus sekolah gitu ya, mereka adalah orang-orang yang usianya 4-5 tahun di atas ka eko.

Mereka dengan senjata mereka masing-masing berjalan mengelilingi para penculik itu lalu terdiam seolah menunggu aba-aba. Zi yang berada di garis depan lalu menaikan sudut bibirnya.

"Pantas saja bos saat aku membawanya, dia terlihat tenang seperti orang gila" Bisik salah satu penculik itu namun dapat terdengar sangat jelas oleh zi.

"Aku gak mau tau kalian itu siapa, tujuan kalian itu apa atau kalian salah orang sekalipun, kalian harus Terima resikonya" Sindir zi sambil berjalan bolak-balik dengan perlahan.

"Tunggu akan aku jelaskan semuanya. Kau salah paham. Bahkan berlian itupun tidak ada. Aku hanya mencoba mengujimu" Teriak wanita itu mencoba menjelaskan.

"Maaf aku tidak ingin mendengarkan hal apapun. Yang aku tau kau dan anak buahmu sudah menyakiti aku."

Sambil berjalan meninggalkan gerombolan itu, zi berteriak "jangan lupa saudara ku van nya... ". Zi lalu meninggalkan mereka yang kemudian di eksekusi oleh para gangster. Zi di antar pulang oleh salah satu dari gengster tersebut pulang ke rumahnya. Karena mau lanjut sekolah pun sudah terlambat. Di tambah ia yang kelaparan karena semalaman ia tidak makan dan minum.