"Ini serius. Guys,, kalian gak bisa lagi bareng-bareng sama aku. Karena... Aku sekarang kriminal Asia.. "
"Buuaahahahaha.. Ini nih kebanyakan nonton film action kelewatan parah ngayal nya" Ucap gege yang di iringi gelak tawa ke empat pria disana. Zi hanya membuang nafas kasar sambil berdiri menghampiri kulkas untuk mengambil buah semangka yang sudah tersajikan rapi di sebuah wadah plastik.
Dok..
Dok..
Dok..
"Siapa itu ka? Pintu depan kan di buka perasaan" Ucap dendi yang terheran mendengar suara ketukan pintu yang begitu keras dan kasar.
"Bilang gw ga ada.. " Ujar ka eko sambil secepat mungkin melangkah ke kamarnya. Namun belum sampai ia ke arah pintu kamar, 2 orang pria berbadan tegap menarik tangan ka eko hingga ia hampir terjatuh.
"Mau kabur kemana kau.. Dimana uang setoran minggu kemarin? Jangan bilang bahwa kau memakai nya" Bentak salah satu pria berbadan tegap tersebut.
"Santai bos,, duit segitu doang kepake bentar gpp kali."
"B*jingan kau"
Buug...
Satu pukulan keras mendarat di wajah ka eko ia hingga ia tersungkur ke lantai. Darah segar pun menetes dari hidungnya.
Buug...
Pria itu lanjut memukul dan menendang ka eko tanpa ampun.
"Ingat peraturan yang di berikan bos kami. Jangan pernah memakai uang hasil penjualan barang itu!! " Pria itu kini mencengkram kuat leher ka eko lalu di hempaskannya kembali ke lantai.
"Cuuh.. Besok malam akan ku transfer uangnya" Jawab ka eko sambil meludahkan darah ke lantai.
Melihat kejadian itu Aris, Gege dan Dendi melongo dan berjalan cepat ke arah dapur. Namun tidak dengan zi yang masih duduk santai menikmati rokoknya di sofa tepat di samping kejadian itu.
"Ku beri kau waktu sampai jam 20.00wib , bocah tengik!! Jangan sampai meleset. Ingat pada siapa kau bekerja!!" Pria itu pun perlahan membalikkan badannya dan beranjak pergi keluar pintu. Namun belum sempat mereka keluar...
"TUNGGU..!!! "
Zi menghentikan langkah kedua pria itu. Zi merasa ingin membantu ka eko karena ia memiliki nominal di ATM yang mengembung pemberian dari kakek atau Tuan Zacky. Kedua pria itu lalu menoleh ke arah zi tanpa membalikkan badannya.
"Biar aku yang bayar..!! "
"Haha.. Cuuih.. Gadis ingusan sepertimu tak perlu ikut campur. Atau nyawamu juga akan terancam."
Saat pria itu kembali menolehkan pandangannya dan akan beranjak pergi, zi melempar pria yang menghajar ka eko tadi menggunakan potongan kulit semangka yang ia makan tadi.
"Dede..!!"
"Kaka..!!"
Ucap teman-temannya nya yang kaget dengan tingkah zi yang cukup arogan itu.
"Sebutkan berapa nominalnya. Asal kalian tau, pria yang kau hajar itu adalah sahabat ku. Orang yang sudah ku anggap sebagai kakakku. Urusannya adalah urusanku." Masih dengan posisi duduknya. Namun kali ini ia menaikkan kakinya ke atas meja dan menyilangkan kakinya Hingga bau kaos kaki zi menjalar ke seluruh ruangan.
"Ciih, besar juga nyali mu gadis tengik.. Jika kau belum tau, orang yang kau anggap sahabat itu adalah pengedar s*bu. 13jt uang yang belum di setor kan. Kenapa diam?? Kaget??. Jika kau punya uang, simpan dan belilah kaos kaki baru. Baunya begitu busuk!!! . "
"Hmmmm begitu.. Kartel KENZI..!! ha? ". Ucap zi sambil kembali menyalakan rokoknya.
" HAh,.. " salah satu pria itu yang terbelalak kaget mendengar penuturan zi.
"Heh sialan.. Jangan berani kau ucap nama itu atau nyawamu yang akan membungkamnya." Kali ini ia mengahadap zi sambil mengepalkan tangannya.
"Baiklah jika kalian tidak menjawab. Berikan saja nomor rekeningnya. "
Dilihat zi yang sudah memngeluarkan HP dan membuka M-banking miliknya, kedua pria tersebut saling bertatapan dan memberikan kartu nama yang tertera juga nomor rekening ABC disana.. Yaaa ABC.. Di kata kecap apa kwkwkw.. Maap.. Lanjut..
"Romi.. Haha.." Gumamnya perlahan sambil menaikkan sudut bibirnya.
" Aku akan transfer 15jt . Kalian bisa ambil lebihnya. Tapi dengan satu sarat.. Kalian duduk dan tunggu temanmu datang. Bagaimana? "
Tak ada jawaban dari mereka. Mereka hanya saling melirik satu sama lain. "Tak perlu takut. Kartel Kenzi bukanlah sudah terlindung dari hukum. Tak perlu takut jika aku akan memanggil polisi kemari. Lagi pula bukan polisi yang akan datang. TAPI TEMANMU" Lanjut zi sambil menaikkan sudut bibirnya .
"Baiklah!! Cepat lakukan. Kita tak banyak waktu"
Zi kemudian berdiri dan menghampiri mereka sambil menyodorkan handphone nya memberikan bukti transfer kedepan muka pria yang menghajar ka eko itu.
"Sudah puas?? Duduklah denganku. Salah satu temanku akan membuat kan kopi untuk kalian. Kerja kalian cukup bagus. Aku cukup puas.." Ucap zi yang terlihat sopan kali ini sambil mengarahkan tangannya ke arah sofa yang zi duduki tadi. Mereka pun menurut dan gege dengan peka langsung membuat kopi hitam di dapur. Sedangkan yang lain menuntun ka eko ke meja makan sambil mengompres lukanya. Zi kemudian membuka handphone dan mengirim sharelock kepada seseorang.
Hampir 1 jam lebih kedua pria itu menunggu sambil menikmati kopi mereka masing-masing, datanglah seorang pria menggunakan kemeja putih, celana kain dan menggenggam handphone di tangan kanannya juga tas kulit kecil hitam di tangan kirinya.
"Ah,Boss..??" Ucap kedua pria tersebut.
"Boss.. " Ucap ka eko terkaget .
"Teman saya telah mengirim uang itu bos. Maaf kan saya. Ayah saya sakit. Jadi saya memakainya. Maafkan kelalaian saya. Kedepannya saya tak akan mengulang lagi. "
Namun pria tersebut tak menghiraukan ucapan ka eko. Ia tetap melangkah maju hingga ke arah ruang tengah.
"Ketua.. " Ia membungkukkan badannya menyapa zi.
"Apa? Ketua..?" Kali ini semua yang ada di rumah itu termasuk 2 pria berbadan tegap itu terkaget melihat sikap pria tersebut.
"Kemarilah Romi, mengapa kau memperkerjakan orang sakit ?.. Mereka berdua buta. Tak mengenali ku sama sekali. Mereka menghinaku, mengatakan aku bocah tengik. Bilang kalau kaos kakiku bau.. Aku benci romi.. Aku tak suka mereka.. " Kali ini tingkah zi seperti rengekan anak kecil.
Tanpa berkata, romi lalu melangkahkan kakinya keluar pintu rumah. Dan terlihat ia menganggukan kepalanya pada van putih yang mengikuti zi dan teman-temannya sedari disekolah tadi. Dan benar saja bukan hanya 3 orang. Di dalam van tersebut masih ada 4 pria tegap lagi. Mereka semua masuk kedalam rumah ka eko.
"Maaf atas kelancangan mereka. Saya rasa mereka benar buta.karena mereka ada sewaktu penyambutan kedatangan Ketua. Saya lihat mereka juga berani duduk sejajar dengan ketua. Lantas apa yang harus saya lakukan? "
"Ah, ketua.. Maafkan kami.. Kami benar-benar tidak tau.. Kami salah Ketua.. Ampuni kami.. " Dua pria tersebut kini bersujud di depan zi sambil memohon.
"Ah, Yasudah.. Lagipula aku memang bocah tengik, kaos kaki ku memang bau.. "
"Terima kasih ketua.. Terima kasih" Ucap mereka berdua serentak.
"Tapi, pria yang kau hajar itu adalah sahabatku.. Dia adalah kakak bagiku.." Ucap zi yang tiba-tiba menaikkan ujung bibirnya sambil menoleh ke arah ka eko.
"Habisi mereka" Masih dengan tatapan nya pada ka eko, ia mengeluarkan titah pertamanya itu.
"Romi, minta saja pada kakek uang santunan untuk keluarga mereka. Namun kali ini, aku mau organ dalam mereka terjual di pasar gelap. " Lanjut zi sambil tersenyum jahat pada romi.
"Ketua.. Maafkan saya Ketua.. Ketua..!!" Suara terakhir mereka yang di bawa pergi oleh para bodyguard yang lain.
Seketika romi berdiri dan menatap zi. Namun tatapan itu seperti tatapan ketakutan. Baru kali ini zi melihat raut wajah romi seperti itu. "Jika tak ada lagi, saya pamit, Ketua" Ujar romi sambil kembali membungkukkan badannya.
Zi kini beranjak dari sofanya berdiri tepat didepan ka eko.
"Romi, sudah berapa lama ia bekerja denganmu?" Badan zi kini menghadap arah romi.
"Baru satu tahun ketua.. "
"Agak aneh buatku. Dia itu dari keluarga mapan. Untuk apa ia bekerja dengan kita? " Gumam zi yang masih mampu terdengar itu,sambil memegang dagunya dan melirik kan matanya seraya berfikir.
"Ayahku sudah pensiun karena sakit zi. Butuh biaya besar. Untuk itu aku berpacaran dengan tante kaya dan menjadi pengedar s*bu. Semua itu untuk kelanjutan hidupku, sekolahku dan untuk biaya pengobatan ayah"
Zi lalu membalikan badannya yang mendengar ka eko menjawab gumaman dari zi itu.
"Di samping itu jangkaun link nya begitu luas.Perhari dia mampu menyetor dua kali lipat dari mediator yang lain. Untuk itu saya memberanikan ambil resiko menjadikan anak SMA sebagai mediator ku" Timbal romi yang membuat zi membalikan badannya kembali ke arah romi.
"Hmmm begitu.. Baik lah romi. Ia di bawah pengawasan ku kali ini. Jika ia menguntungkan akan ku pertahankan. Namun jika merugikan, biar aku sendiri yang mengeksekusinya. " Jawab zi kali ini sambil menatap ka eko.
"Baik, permisi ketua.. "
Zi tak menjawab, hanya mengangkat telapak tangannya sejajar dengan kuping. Zi kembali ke sofa nya dan kembali menikmati semangka yang ia ambil di kulkas tadi.
"Bentar deh, kok jadi sepi banget.. Heii kalian ngapain.. Sini... Lagi cosplay jadi kulkas apa? ". Nada manja zi yang kembali seperti zi yang mereka kenal.
Mereka semua menghampiri zi dan membungkukkan badannya menirukan gerakan romi. " Ketua " Ucap mereka bertiga. Dilanjut duduk santai kembali di sebelah zi.
"Kalian ini apaan sih.. Ngejek aku ya.. Kan udah aku bilang, semua yang aku katakan itu benar adanya. Kalian malah ketawa meledek. Jika tidak ada kejadian barusan, kalian akan terus meledek ku. Jadi niat ku kemari ingin minta pendapat ka eko. Bagai mana jika aku drop out saja dari sekolah, menjauh dari kalian dan focus dengan apa yang kakek tua itu percayakan padaku"
"Tapi bukannya dapet solusi, aku malah di kagetin sama ka eko yang ternyata jadi moderator ku.. Bos mu itu tangan kanan ku, ish dasar bodoh" Lanjut zi sambil meniup-niupkan biji semangka kemana saja.
"Pantas saja dia santai pas van putih tadi ngikutin kita . Ternyata anak buahnya sendiri. Buangkeeekk si kakak.. " Sela gege yang kini canggung dengan zi. Bukan hanya gege, dendi dan Aris pun terlihat canggung dengan zi.
"Kok sepi sih. Kalian kenapa.. Takut aku ya sekarang?.. Aku tetep zi yang dulu, bodoh... " Ujar zi sambil mengacak-acak rambut aris yang duduk paling dekat dengan zi.
"Kalo boleh tau, maksud kakak suruh habisi 2 orang tadi apa? B*nuh? " Lanjut aris dengan tatapannya yang mengarah ke lantai seolah takut dengan zi.
"Ia .. Ya inilah aku. Aku memang kejam ris, aku tak ingin orang-orang yang ku sayangi di sakiti orang lain. Hatiku sakit saat liat kak eko di perlakuin kayak tadi." Jelas zi yang menatap ke atas ka eko.
"Tapi kak, itu terlalu berlebihan. Apa tak cukup di hajar saja? " Lanjut aris.
"Hey,, kalian ini kenapa? " Ucap zi sambil menjentik-jentikan jarinya.
"Kalian ini juga anggota miracle .. Gitu aja di permasalahin. Namun kali ini aku ingin memanfaatkan keuntungan nya dengan menjual organ dalam mereka. Jadi duit kan? ".
" Tapi miracle gak sampe bunuh orang kak, kecuali bang tower yang ribut sama gengster biru sebelah" Lanjut gege sambil mengambil sebatang rokok milik zi.
"Alahhh biarlah.. Justru ada untungnya buat kita, kita terlindungi oleh kakak sekarang. Yang macam-macam dengan kita, atau gengster sebelah nyerang kita, abis mereka. Ya kan ka.. Semakin banyak nyawa, semakin banyak duit kakak .. Dah sekarang kita beli air yu.. Gocap pertama nih.. Yuk yang laen patungan, gw yang beli" Ucap gege.
"Udah gua aja yang traktir, sekalian rokok sama camilan.. " Lanjut ka eko yang berdiri ingin mengambil dompet nya.
" Udah patungan seperti biasa saja. Lebih seru. Ka eko jangan lupa hutang sama aku 15jt.jadi jangan sok traktir-traktir deh.." Lanjut zi yang juga mengeluarkan 50rb dari dompetnya.
"Yaudah gw berangkat deh.. Ka eko, kunci motor lu mana..? Ini beli anggur putih aja seperti biasa ya 2 botol,sisanya camilan sama rokok kan? "
"Iyaaaaaaaa..... " Jawab mereka serentak.
"Btw, lu gimana ceritanya bisa jadi ketua Kartel Kenzi kak? Itu kan nama grup mafia di Jepang.. " Lanjut dendi dengan focus menghadap kan badannya pada zi.
"Ya simple aja, kakek-kakek yang ku ceritakan pada kalian itu ternyata Tuan Zacky Julio Hanamoto.. " Jawab zi dengan santai sambil berjalan kembali ke arah kulkas.
"Whatthepookk...???? . . Enak banget anjir.. Kalo gitu besok balik sekolah gua mau nabrak-nabrakin orang ah, kali aja yang gua tabrak milioner gitu.. " Lanjut dendi sambil cengengesan di sertai gelak tawa ka eko dan aris.
"Yeee.. Yang ada bapak mu bangkrut suruh bayar ganti rugi" Jawab zi sambil melemparkan sebutir kelengkeng .
"Tapi zi, gimana ceritanya lu langsung di percayai jadi ketua mafia terbesar di Jepang itu? Paling bahaya pula.. " Lanjut ka eko yang masih sibuk mengompres hidungnya dengan kain dan es baru. Btw, itu salah ya gaess jika ada memar, kompres dengan handuk hangat, agak panas kalau bisa.
"Jadi intinya si kakek itu rindu almarhum cucunya, saat melihatku, dia melakukan banyak test yang menyebalkan. Hingga akhirnya aku minggat dari rumah, dan kakek itu menyuruh bodyguard nya menjemput ku dan tinggal di rumahnya.. " Cerita singkat zi sambil mengupas satu persatu kelengkeng milik ka eko itu.
"Apaaahh.. Jadi lu sekarang tinggal satu rumah dengan mafia terkenal itu? Gila lu tinggal di sarang buaya. Klo lu udah gak berguna dan mengecewakan, lu bisa di habisi zi" Mata ka eko terbelalak dan suaranya yang meninggi.
"Apaan sih ka eko ini. Kakek gak seperti itu. Dia orang baik bahkan ia sekarang ada dalam daftar orang kesayangan ku. Jadi jangan sekali lagi menghina kakek. Lagi pula, mau gak mau aku harus Terima takdir ku sekarang. Karena ada satu hal yang harus aku lakuin. Ini tentang balas dendam. Dan mungkin nyawaku taruhannya." Ungkapan zi yang kali ini sedikit membuat mata zi berkaca-kaca.
***
"Aku datang gaess.. Teko mana teko.."
"Dih apaan sih gege malah beli rokok dia sendiri.. " Rengek zi sambil melemparkan rokok yang ada di plastik alfamei.
"Dih iya.. Mana semuanya rokok dia lagi yang di beli. " Lanjut aris.
"Udahlah gaes.. Di antara kita rokok gw yang paling murah, kalian harus biasain. Supaya kita lebih hemat kedepannya. Bisa saling minta kan? "
"Halahhh eek lu.. " Timbal dendi dengan melemparkan sukro ke kepala gege.
***
Waktu menunjukkan pukul 20.00 wib. Gege, dan dendi tertidur karena memang mereka tak kuat minum banyak alkohol.
"Gua nginep deh ya.. Ga enak kalo tante lu balik, ni duo ubur-ubur nyelonong masuk ke kamar lu ntar kak. " Ucap aris pada ka eko sambil menunjuk ke arah dendi dan gege.
"Klo lu dek? " Tanya ka eko pada zi.
"Aku pulang ka, aku lapar.. "
"Astaga.. Bilang dari tadi biar gw masakin mie atau sop krim" Lanjut ka eko sambil berdiri menuju dapur..
" Eh, eh gak usah kak, enak di rumah kakek ada kokinya.. Makanannya jauh lebih nikmat. Dah sini mana kunci van nya. Bagaimanapun itu van milik Kartel Kenzi."
"No.. No.. Gak ah. Baru juga kita berjaya punya abodemen sendiri. Masa mau di ambil lagi. Selain itu ntar kita balik gimana? Kakak lupa motor kita semua ada di rumahku? " Lanjut dendi yang terbangun mendengar ucapan zi.
"Si buangke.. Pura-pura tidur dia.. Udah.. Itu aku bawa balik dulu den, besok pagi aku jemput kesini bawa nahkoda yang lebih bagus. Anak buahku masih perlu van itu"
"Aaahhh malas,, awas ya kalau besok pagi gak jemput kesini. Bisa-bisa bolos berjamaah kita ni" Lanjut dendi sambil merogoh kunci di saku seragam sekolahnya itu.
"Gak usah khawatir, dah aku balik dulu ya. Awas ntar malem ada suara desahan, jangan pada sange kalian ahahaha" Ucap zi sambil menuju pintu utama.
"Ah iya nih.. Bisa horor malem ini.. Tidur sofa depan lu sana. Bisa-bisa gw di gerayangin entar ama lu" Ucap dendi sambil mendorong aris menggunakan kakinya.
***