"Kita sampai di rumah anda, ketua.." Ucap beni sambil menunjuk ke arah pagar besi yang menjuntai tinggi dan bertuliskan huruf KK di tengah pagar tersebut. Kudapati Bimo mengeluarkan remot kecil dari dasbor mobil "buka" Sambil mendekatkan bibir nya pada remot kecil tersebut.
Pagar besi yang tak tembus pandang dari luar itu pun terbuka dengan sendirinya. Mulut zi menganga setelah melewati pagar besi tersebut. Didapatinya taman di kiri dan kanan di sertai gazebo di masing-masing taman tersebut. Di tengahnya ada air mancur berpatung cupid disana. Carpot yang sangat luas berjejerkan mungkin 7 atau 8 mobil mewah disana. Dan ada 4 van putih yang tak asing bagi zi.
Mobil berhenti di depan pintu rumah tersebut yang memiliki 4 tiang di depannya, serta lampu gantung yang terbuat dari pernik kaca. "Silahkan turun ketua. Mbok siti akan mengantar ketua dan membawa barang ketua".ucap beni yang masih menggenggam setir mobil itu, dan Bimo yang keluar untuk membukakan pintu mobil zi.
"Selamat datang ketua muda"
"Ibu siapa?" Tanya zi yang terlihat masih kebingungan.
"Saya mbok siti. Dan ini dewi anak saya yang juga bekerja disini" Jawab mbok siti sambil merangkul gadis muda yang mungkin usianya di atas zi 2 tahun itu.
Zi hanya menganggukan kepalanya dan masuk bersama mbok siti. Ketika masuk di ruang tamu saja zi sudah hampir pingsan melihat kemewahan di dalamnya, atap yang menjulang sangat tinggi dan keramik yang mugkin terbuat dari marmer. Dia celingukan mencari kakek yang ternyata mafia kejam di Jepang itu. Namun tak ada Tanda-tanda. Mungkin sudah tidur.
Mbok siti dan dewi menuntun zi menuju anak tangga ber karpet merah yang melengkung seperti huruf C dikiri dan kanan ruangan itu. Dia membawa zi ke ruang di tengah-tengah antara tangga kiri dan kanan. Hingga jika zi bangun pagi dan membuka pintu, ia dapat melihat pintu masuk dan ruang tamu dari atas kamar itu.
Ketika masuk, zi sungguh di buat kebingungan. Pasalnya kakek tidak pernah mengatakan jika masih punya anak atau cucu. Namun kamar ini berdisign seperti milik seorang anak laki-laki sebelumnya. Di mulai dari bed cover yang berwarna biru tua bergambarkan astronot dan bulan. Di tengah-tengah ruang kamar itu pun terdapat teleskop besar yang mengarah ke jendela kamar . Dinding nya yang sepertinya menggunakan stiker dinding berwarna biru tua seperti di angkasa dan ada gambar beberapa planet dan bintang.
"Maaf ketua muda, belum ada perintah dari tuan Zack untuk mengganti design kamar ini. Untuk itu saya memperkerjakan anak saya sendiri untung membantu dan menemani ketua muda. Jika saya boleh tau apa warna favorit ketua?" Tanya mbok siti yang melihat zi menatap seluruh ruangan kamar tersebut.
"Hijau.. But, no..!! Don't do anything.. Saya sangat suka ini. Design nya, teleskop nya buku-bukunya, semua nya saya suka.. Lebih bagus lagi jika di tambahkan globe besar di meja itu, semua akan sempurna" Jawab zi sambil mengangkat ibu jarinya seraya mengerlingkan matanya pada mbok siti.
"Ah.. " Kaget tuan zacky yang menguping dari balik pintu membuat dada nya sedikit sakit.
***
" Bagaimana zivent, kau suka? "
"Kakek Terima kasih banyak, ini sangat keren. Akan ku bawa semua teman-temanku untuk bermain di kamarku.Terima kasih kakek, kau lebih hebat dari ayah"
"Hahaha.."
"Tapi kek, ini masih belum sempurna, itu.. Pindahkan saja pot bunga itu kek lalu ganti dengan globe besar di meja itu. Itu baru keren"
"Hahaha.. Baik.. Tahun depan jika zivent juara 1 lagi di sekolah, kakek akan belikan globe besar untukmu"
"Yeay.. Janji ya kek"
Ingatan kakek pada cucunya itu benar-benar membuat dada kakek sakit. Iya kembali menuju kamarnya sambil sesekali mengusap air matanya yang sedikit menetes.
***
"Mbok dan dewi bisa kah kalian keluar, aku lelah, aku ngantuk." Ucap zi yang sedari tadi menguap sambil mengagumi kamar tersebut.
"Ah, maafkan saya ketua muda.. Maaf saya lancang.. Silahkan beristirahat ketua"
"Tunggu" Perintah zi yang membuat langkah kaki mbok siti dan dewi berhenti dengan cepatnya.
"Mbok ini kenapa sih, tidak usah berlebihan meminta maaf begitu. Dan lagi jangan panggil aku ketua muda. Hmmm.. Khusus kalian, panggil aku nona muda saja hehe" Pinta zi sambil menepuk jari telunjuk nya ke arah dagu.
Mereka semua tersenyum dan meninggalkan kamar zi dengan perlahan.
.
Tok..
Tok..
Tok..
"Nona muda bangun.. Ini sudah pukul 06.00. Jangan sampai terlambat sekolah non.. "
"Iyaaaaa... Duh itu pasti dewi. Menyebalkan sekali. Kenapa tidak masuk saja sih. Kenapa harus ketuk-ketuk dari luar begitu. Ini juga, kamar sama kasur nya nyaman banget.. Bikin males saja.. Ijin sekali saja bisa kali ya.. Selama ini sakit pun tetap berangkat. Sekali saja bermalasan di rumah tak jadi masalah kan. Apalagi aku siswi terpintar. Ah sudah lah. Satu hari saja tak akan masalah." Gerutu zi yang masih dengan posisi nyamannya. Di tambah lagi kakinya yang masih sakit akibat berjalan jauh semalam.
"Lagian katanya aku ketua sekarang. Masa penyambutan ku tidak meriah sama sekali seperti di film-film. Kali ini permainan kakek ada untung nya. Setidaknya aku ada tempat tinggal. " Gaumam zi kembali sambil kembali terpejam dan tertidur.
.
.
.
"Tu anak kemana nyet, Tumben-tumnenan dia ga ada masuk. Tu anak kan rajin banget" Ucap Dendi sambil mendorong kasar kepala aris.
"Sakit dexmen!! ". Ketus aris sambil mengusap-usap kepalanya. Dexmen adalah gabungan nama Dendi dan nama obat yang sering Dendi konsumsi. "Tumben juga gua WA tapi ceklis satu tuh" Lanjut aris yang kali ini memperlihatkan ponselnya pada yang lain.
"Dia capek..!!" Ucap gege dan ka eko serentak yang mengetahui tentang kejadian zi di culik.
Tak selang berapa lama ka eko menjelaskan semua tentang zivania dari awal ia di culik saat pulang sekolah kemarin. Dan ka eko yang menghubungi tower ( nama panggilan untuk ketua miracle/MRC karena posturnya yang tinggi ) untuk membawa anak buahnya memberi pelajaran pada penculik zi.
"Wanjirrr brengs*k!! Harusnya gw ikut tuh. Gua matiin sekalian. Yang cewe juga gua bantai sekalian. Kaka gua di gitu-gitu." Sela aris yang memang suka membesar-besarkan masalah. "Trus di mana van nya?" Lanjut aris yang masih seru memperhatikan ka eko.
"Tuh gw bawa. Ada di parkiran sekolah" Lanjut ka eko yang sekarang menguasai van itu.
"Wowww... Yoii.. Ada abodemen kita... " Jawab mereka serentak. Kecuali ka eko yang masih focus memotong-motong baso di meja kantin tersebut.
.
.
.
Tiiiiinnn.. Tinnnnn...
Zi terbangun di kagetkan dengan suara klakson mobil dari luar jendela kamarnya. Ia menengok ke arah jam dinding di sebelah lemari tepat di depan kasur tidurnya sudah menunjukkan pukul 15.25 WIB.
"Busett sore banget ini"
Ia meraih handphone di kopernya lalu mencharger nya. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa sangat lapar. Seolah para cacing sudah pada demo di perutnya. Namun ia malu untuk keluar kamar.
"Dooohh.. Laper aing.. Mo keluar malu. Udah tidur di rumah orang, bangun kesiangan, eh sore malah nih.. Hihihi" Bisik zi sambil cekikikan sendiri. Namun matanya tertuju pada meja kecil di samping pintu nya yang terdapat telfon kabel disana. Dengan penasaran ia menghampiri telpon kabel itu dan mengangkat nya. Memastikan ini hiasan atau benar-benar berfungsi.
"Halo ketua"
"Ah, siapa ini" Zi yang kaget mendengar suara dari telpon kabel itu, padahal ia tak menekan nomer siapapun.
"Saya Ratna bagian dapur, ketua. Ada yang bisa saya bantu? Apa menu yang Anda mau ketua?"
"Hmmm.. Ratna bisa kah kamu ke kamarku saja? "
"Maaf ketua itu bukan tugas saya. Dewi atau mbok siti yang hanya boleh bertemu ketua. Saya tidak berani melanggar."
"Baik, jika kau tidak datang, berarti kau sudah melanggar. Ada hukuman untuk itu"
"Tapi ketua.. "
Kletekk..
Telepon pun langsung di tutup oleh zi.
"Hihihi.. Senangnya mengerjai orang.. Dosa gak ya hahaha.. Sudah lah.. Mereka juga nge bercandain aku. Kenapa aku enggak" Ucap zi yang tertawa terbahak-bahak sambil berjalan menuju teleskop yang ia kagumi itu.
Dok..
Dok..
Dok..
"Astaga keras sekali ngetuk nya. Sekalian aja hancurin pintunya" Bisik kesal zi
"Masukk..!! "
"Sore ketua, sa.. Saya Ratna bagian kitchen" Jawab mba Ratna sambil menundukkan kepalanya.
"Hei.. Mba ngomong ama siapa. Aku di depanmu bukan di bawahmu. Kemarilah".pinta zi sambil mengayun-ayunkan telapak tangannya.
"Ajari aku cara menggunakan itu" Sambil menunjukkan telunjuknya ke arah telepon kabel di kamarnya.
Alih-alih menghampiri telepon kabel, mba Ratna justru mengeluarkan kertas dan pulpen dari kantong celemeknya. Ia hanya menulis dan setelah selesai menyerahkan nya pada zi.
002 ruang tuan Zack
005 ruang ketua
014 satpam
081 dapur
007 romi
022 kolam renang
010 gazebo 1
011 gazebo 2
Dll..
Author nya males nulis ah. Banyak banget ruangannya
"Ada lagi yang bisa saya bantu ketua?"
Krebek..
Krebeeek..
"Ah maaf ketua, sedari ketua datang, ketua belum makan dan minum. Maafkan kelalaian saya ketua." Ucap mba Ratna yang justru ketakutan mendengar demo dari perut zi.
"Apa sih mba. Lalai.. Lalai.. Tolong beliin saya dj*rum Bl*ck dong mba. Sama buatin kopi. Udah kelewat laper mana enak makan" Ucap zi sambil merogoh-rogoh kopernya.
"Baik ketua, tidak usah keluar uang lagi ketua, uang khas bulan ini masih sangat banyak. Biar saya pakai uang itu." Jawab mba Ratna sembari berjalan mundur meninggalkan ruangan.
"Mba ratna,, "
"Ya ketua..? "
"Terima kasih" Ucap zi sambil melontarkan senyuman pada mba Ratna.
"Dia baik sekali. Dia tak secantik anak mbok siti, menurutku wajahnya biasa saja. Tapi kebaikan dan attitude nya yang mempercantik dirinya. Sangat berbanding terbalik dengan tuan zivent yang arogan. Semoga ia dapat merubah segalanya". perang batin mba Ratna yang sudah bekerja hampir 15tahun di rumah itu.
Dok..
Dok..
Dok..
"Ah, si mba Ratna ini ngetuk kamar maling apa gimana si.. Kenceng bener" Dumel zi yang akhirnya sedikit kesal.
"Masuk mba Ratna... "
"Baiknya saya simpan di balkon beserta asbak dan kopinya ya ketua.. "
"Mbak... Pertama tolong beritahu semua wanita di rumah ini untuk berhenti memanggilku ketua. Cukup nona saja.. "
"Nona muda" Potong mba Ratna.
"Ya.. Nona muda, nona tua, nona noni bebas lah asal jangan ketua. Kedua, tolong jika mengetuk kamarku pelan saja. Saya memiliki sedikit temprament pada suara kencang. Mengerti?" Tegas zi
"Baik.. Maafkan saya ket.. Emm nona muda.. "
"Ratna, kau lupa menulis kan nomor jika aku ingin memanggi mbok siti dan dewi" Ucap lembut zi sambil memperlihatkan kertas yang tadi mba Ratna tulis.
"Semua pekerja termasuk tukang kebun, hubungi ke kitchen nona"
"Oh.. Baik.. Oiaa,apa kakeeeek... Ah tidak jadi. bisa kah untuk makan malam antar saja ke kamarku? Dan aku mau hanya kamu yang antar mba Ratna. Saya sedikit kurang nyaman dengan dewi. Dia tak se welcome mbok siti. Entah kenapa perasaan ku begitu." Zi memang tak sebegitu suka saat kali pertama nya melihat dewi. Dewi melihat zi dengan tatapan yang sedikit jijik. Dan sering kali membuang muka saat melihat zi.
"Baik nona, saya kembali pukul 19.00 Wib. Saya harap nona sudah mandi. Nona sedikit bau" Ucap Ratna yang memelan ketika mengucap kan kata terakhirnya.
Sontak zi yang mendengar nya lalu mengangkat tangan kanan dan mencium ketiaknya.. "Uhmm bau". Mereka pun terkekeh bersama. Setelah mba Ratna keluar, zi dengan cepat menghampiri balkon untuk merokok dan menikmati kopinya.
Namun setibanya di balkon, ia mendapati pemandangan yang tak biasa di halaman. Carpot penuh dengan orang-orang yang memakai jas hitam dan sepatu pantopel rapih di tiga baris depan. Di belakangnya orang-orang yang memakai kaos polo shirt hitam berbadan tegap, menggunakan celana PDL dan sepatu booth. Sangat banyak dan memenuhi halaman dan carpot disana.
Semua membungkuk setelah melihat zi, dan..
"Selamat datang ketua..!!"
***
We've been spending most our lives Living in the Gangsta's Paradise ..
We've been spending most our lives Living in the Gangsta's Paradise ..
Teeeet.. Teteeeet .. Teeeet.. Teeeet
Harusnya ada musiknya..