Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

JEJAK AROMA DI HATI CEO

🇮🇩seiman21
--
chs / week
--
NOT RATINGS
272
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertemuan Tak Terduga

Bab 1 :

Hujan deras mengguyur kota malam itu, membasahi jalan-jalan dan menghalangi pandangan orang-orang yang sedang sibuk mencari tempat berteduh. Di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut jalan, Alya Prameswari duduk dengan tatapan kosong, menatap cangkir kopinya yang mulai mendingin. Hari itu, ia merasa lelah setelah berkeliling melamar pekerjaan. Usaha untuk mengubah nasib tak semudah yang dibayangkannya.

Tanpa disadari, seorang pria tampan dengan setelan jas hitam memasuki kafe. Langkahnya mantap, sorot matanya tajam, seolah setiap orang yang melihatnya harus tunduk. Pria itu adalah Arka Wijaya, CEO muda dari perusahaan besar yang sukses. Dengan wajah dingin dan tatapan fokus, Arka hanya menginginkan ketenangan sejenak, jauh dari sorotan dan hiruk-pikuk bisnis.

Alya mendongak ketika pria itu duduk tak jauh darinya. Ia tak pernah melihat pria seperti ini sebelumnya—begitu angkuh namun karismatik. Dia tak menyangka bisa bertemu sosok yang terlihat begitu berbeda di tempat sederhana ini. Namun, Alya buru-buru menundukkan pandangannya lagi, merasa gugup karena menyadari bahwa pria itu menoleh ke arahnya sesaat.

Tak lama kemudian, Arka yang tampak letih memesan minuman dan mulai menyesapnya perlahan. Mereka berdua duduk dalam keheningan, masing-masing terlarut dalam pikirannya. Hingga, tanpa sadar, tatapan mereka bertemu lagi.

"Apa kau juga bersembunyi dari dunia malam ini?" tanya Arka dengan suara rendah, memecah keheningan yang kaku.

Alya terkejut, namun tersenyum tipis. "Mungkin begitu. Kadang, dunia terlalu sibuk untuk dimengerti, bukan?"

Arka tersenyum tipis mendengar jawaban itu, seolah menemukan ironi dalam kata-katanya sendiri. Dalam sekejap, pembicaraan mereka mengalir dengan lancar, dua orang asing yang seakan sudah saling mengenal sejak lama. Tanpa mereka sadari, mereka mulai berbicara tentang hidup, mimpi, dan kekosongan yang kadang menyelimuti diri.

Waktu berlalu cepat. Beberapa gelas wine menemani malam mereka. Hingga akhirnya, tanpa disadari oleh Alya, ia mulai merasa kepalanya sedikit berputar. Namun, rasa nyaman yang ia rasakan malam itu lebih kuat dari rasa kantuk atau pusing yang mulai menghampirinya. Dan sebelum benar-benar sadar, ia mendapati dirinya bersandar di bahu Arka, merasakan hangatnya ketenangan yang jarang ia dapatkan.

Arka, meskipun sedikit mabuk, merasakan aroma lembut yang menguar dari rambut Alya. Aroma yang menenangkan namun sulit dilupakan. Sesaat, pikirannya kabur oleh kenyataan; ia hanya menikmati momen itu, dengan perasaan damai yang tak biasa.

---

Keesokan harinya, Arka terbangun di kamar hotelnya dengan kepala yang terasa berat. Ingatan tentang malam sebelumnya kabur, dan satu-satunya yang bisa ia ingat hanyalah aroma samar dari seseorang yang tak bisa ia lupakan. Aroma yang berbeda dari semua wanita yang pernah ia kenal, aroma yang lembut dan menenangkan. Namun, siapa wanita itu? Nama, wajah, dan peristiwa yang terjadi seolah terhalang oleh tirai tebal dalam ingatannya.

Arka meremas kepalanya, mencoba mengingat. Namun sia-sia. Ia hanya bisa mengingat satu hal—aroma lembut itu, aroma yang entah bagaimana menimbulkan perasaan rindu dalam dirinya. Perasaan yang membuatnya ingin mencari tahu lebih jauh, meski dirinya sendiri belum memahami alasannya.

Di sisi lain, Alya yang sudah kembali ke rutinitasnya masih tak menyangka kejadian tadi malam. Namun, ia berusaha mengesampingkannya, memfokuskan diri untuk wawancara pekerjaan yang akan ia lakukan di perusahaan besar hari ini.

Tanpa menyadari, jalan mereka berdua sudah ditakdirkan untuk bertemu kembali. Dan pertemuan kali ini akan jauh lebih dalam dan lebih rumit dari yang pernah mereka bayangkan.

---