Bab 7:
Setelah malam yang penuh dengan kejujuran di antara mereka, Alya merasakan perubahan dalam dirinya. Arka bukan lagi sekadar "bos" atau sekadar suami kontrak. Ada sesuatu dalam cara Arka menatap dan memperlakukannya, membuatnya merasa istimewa. Meski ia tak ingin terlalu jauh memupuk harapan, Alya tak bisa memungkiri bahwa ia merindukan kehadiran Arka di sisinya.
Di kantor, Arka mulai melibatkan Alya dalam beberapa proyek sederhana, sebagai alasan untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Alya sebenarnya tidak memiliki pengalaman di bidang bisnis, namun Arka bersedia mengajarinya dengan sabar. Mereka sering bekerja bersama hingga larut malam, berbagi tawa, dan sesekali bercanda untuk mencairkan suasana.
Suatu sore, ketika mereka sedang membahas proyek di kantor, tiba-tiba listrik padam. Ruangan menjadi gelap, hanya diterangi oleh cahaya redup dari jendela besar yang menghadap ke kota.
Alya tersentak kaget, dan Arka melihatnya dengan senyum yang menenangkan. "Kamu takut gelap?" tanyanya dengan nada menggoda.
Alya tersipu, merasa sedikit malu. "Sedikit… aku hanya tidak suka tiba-tiba gelap seperti ini."
Arka tertawa kecil, lalu meraih tangannya dengan lembut. Sentuhan itu terasa hangat, membuat jantung Alya berdetak lebih cepat. "Tenang saja, aku di sini. Kita bisa menunggu sambil melihat pemandangan malam kota dari sini."
Mereka berdua berdiri di dekat jendela, menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang gemerlap di bawah mereka. Dalam keheningan itu, Alya menyadari bahwa momen ini terasa begitu damai, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang.
"Alya," bisik Arka, membuatnya tersadar. "Aku merasa tenang setiap kali berada di dekatmu. Kamu membuat hidupku… lebih berarti."
Alya terkejut dengan pengakuan itu, tak menyangka Arka akan berbicara seterbuka ini. Namun, sebelum ia sempat membalas, listrik kembali menyala, mengembalikan mereka ke realitas. Arka melepas genggamannya dengan cepat, wajahnya kembali serius seperti biasa.
"Kita harus melanjutkan kerjaan ini," katanya dengan nada formal, meski Alya bisa melihat ada kehangatan yang tak bisa disembunyikan dalam tatapannya.
---
Hubungan mereka terus berlanjut dengan keintiman kecil yang sering kali muncul secara tak terduga. Setiap sentuhan atau tatapan yang diberikan Arka selalu membuat Alya merasa ada perasaan lebih di antara mereka. Namun, ia tahu ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang pria itu, termasuk alasan di balik pernikahan kontrak ini.
Suatu hari, ketika Arka sedang tidak ada di kantor, Alya menemukan sebuah kotak tua di rak buku pribadinya. Kotak itu terlihat seperti tempat penyimpanan kenangan. Penasaran, Alya membukanya dan menemukan sebuah foto lama Arka bersama seorang wanita yang mirip dengan Clara.
Hatinya mendadak terasa berat. Wanita dalam foto itu tersenyum bahagia, dan Arka terlihat lebih muda dan penuh harapan. Alya segera menutup kotak itu, merasa bersalah telah membuka kenangan masa lalu Arka tanpa izin. Namun, perasaan cemburu yang aneh menggelayuti hatinya, membuatnya bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya wanita itu bagi Arka.
Di malam yang sama, saat makan malam di rumah, Alya tak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Arka, boleh aku bertanya sesuatu?" ujarnya hati-hati.
Arka mengangguk, menatapnya penuh perhatian. "Tentu, tanyakan saja."
Alya ragu sejenak, namun akhirnya memberanikan diri. "Siapa wanita di dalam foto di kantormu? Apakah dia… bagian dari masa lalumu?"
Arka terdiam sejenak, tatapannya berubah menjadi muram. "Dia adalah Clara," jawabnya pelan. "Dia adalah seseorang yang dulu sangat berarti dalam hidupku."
Alya merasa dadanya sedikit sesak mendengar jawaban itu. "Maaf, aku tidak bermaksud mengorek masa lalumu…"
Arka menggeleng, menatap Alya dengan mata penuh pengertian. "Tidak apa-apa. Setiap orang punya masa lalu, Alya. Namun, kamu tak perlu khawatir. Dia… hanyalah bagian dari cerita lama yang sudah berlalu."
Meski Arka berkata demikian, Alya tahu bahwa kenangan itu masih membekas dalam hati pria itu. Ada luka yang belum sepenuhnya sembuh, dan Alya merasakan keinginan untuk bisa menjadi seseorang yang mampu membantu Arka melupakan kesedihan masa lalunya.
Malam itu, Alya berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi seseorang yang dapat membawa kebahagiaan bagi Arka, meskipun ia tahu bahwa pernikahan mereka hanyalah kontrak sementara. Hatinya mulai terikat pada pria itu lebih dalam, dan setiap hari bersamanya membuatnya semakin sulit untuk membedakan antara perasaan nyata dan peran yang ia mainkan dalam kontrak ini.
---