Chereads / JEJAK AROMA DI HATI CEO / Chapter 6 - Sisi Lain Arka

Chapter 6 - Sisi Lain Arka

Bab 6:

Beberapa hari setelah pertemuan dengan Ibu Lila, Alya semakin akrab dengan rutinitas barunya. Setiap pagi ia bangun lebih awal untuk menyiapkan diri sebelum memulai hari sebagai istri "formal" seorang CEO. Meski semua ini hanyalah kontrak, ada perasaan yang tak bisa ia abaikan setiap kali ia berinteraksi dengan Arka. Pria itu memiliki sisi lain yang membuatnya semakin tertarik.

Pada suatu malam, ketika Alya baru saja hendak beristirahat, Arka mengetuk pintu kamarnya. Ia tampak berbeda dari biasanya, dengan raut wajah yang serius namun lebih terbuka. Seolah-olah ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.

"Alya, bisakah kita bicara sebentar?" tanyanya dengan nada lembut.

"Ya, tentu saja," jawab Alya, sedikit terkejut namun tetap tenang. Ia mengikuti Arka ke ruang tamu, di mana mereka duduk berhadapan dalam keheningan yang canggung.

Arka menghela napas, tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Aku tahu pernikahan ini hanyalah kontrak, tapi… aku ingin meminta sesuatu darimu. Aku ingin kita menjalani ini dengan setulus mungkin, setidaknya untuk sementara waktu."

Alya mengerutkan kening, bingung dengan maksud Arka. "Maksudmu?"

"Aku ingin kita terlihat seperti pasangan sungguhan, bukan hanya di depan orang lain tapi juga di antara kita berdua," jelas Arka, nadanya serius namun mengandung harapan. "Meskipun hanya sementara, aku berharap kita bisa saling memahami satu sama lain."

Alya terdiam, mencoba mencerna kata-kata Arka. Ia tahu ini hanyalah pernikahan kontrak, namun permintaan Arka terdengar lebih dalam dari sekadar hubungan formal. "Baiklah, aku akan berusaha, Arka," jawabnya akhirnya, dengan senyum lembut.

Sejenak, Arka terdiam, menatap Alya dengan sorot mata yang intens. "Terima kasih, Alya. Itu berarti banyak bagiku."

Percakapan itu membuat Alya merasakan sesuatu yang lebih dalam terhadap Arka. Ada sisi lain dari pria ini yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Arka bukan hanya CEO yang tegas dan ambisius; ada ketulusan dan kelembutan yang ia sembunyikan di balik sikap dinginnya.

---

Hari-hari berikutnya, hubungan mereka mulai berubah. Arka sering menghabiskan waktu bersama Alya, baik di rumah maupun saat acara-acara sosial perusahaan. Setiap kali Arka memegang tangannya di depan publik, Alya merasakan kehangatan yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat. Sentuhan itu seakan meyakinkannya bahwa, setidaknya untuk sesaat, ia adalah bagian penting dalam hidup Arka.

Suatu malam, Arka mengajak Alya menghadiri acara amal yang diadakan oleh salah satu rekan bisnisnya. Acara itu penuh dengan tamu-tamu berkelas yang memuji keduanya sebagai pasangan yang serasi. Alya mencoba berperan dengan baik, meski ada rasa gugup yang masih membayang.

Di tengah acara, seorang wanita muda bernama Clara mendekati mereka. Clara adalah mantan kekasih Arka, dan tatapannya penuh kecemburuan saat melihat Alya di sisi Arka.

"Jadi, ini istrimu sekarang, Arka?" tanya Clara dengan nada sinis, matanya menatap Alya dengan tajam.

Arka hanya tersenyum tipis. "Iya, Alya adalah istriku," jawabnya, memegang tangan Alya dengan mantap, seolah memberikan dukungan padanya.

Alya tersenyum sopan, meski hatinya merasa tak nyaman. Ia tahu bahwa pernikahan ini hanyalah kontrak, namun kehadiran Clara mengingatkannya bahwa Arka memiliki kehidupan yang kompleks, termasuk masa lalu yang mungkin akan terus menghantui.

Saat Clara pergi, Arka menatap Alya dengan tatapan yang penuh pengertian. "Maafkan aku. Clara adalah masa lalu yang… sulit untuk dilupakan."

Alya mengangguk, mencoba menunjukkan pengertian. "Tidak apa-apa, Arka. Aku tahu semua orang punya masa lalu."

Namun, malam itu, Alya mulai merasakan pergolakan dalam hatinya. Ia tak bisa mengabaikan perasaan cemburu yang perlahan muncul setiap kali ia melihat Arka bersama wanita lain. Padahal ia tahu bahwa pernikahan mereka hanyalah kontrak. Tapi, ada sesuatu dalam dirinya yang ingin lebih dari sekadar status sebagai "istri sementara."

Setelah acara berakhir dan mereka kembali ke rumah, Arka mendekati Alya, matanya penuh perhatian. "Alya, aku ingin kamu tahu bahwa… sejak kita menjalani ini, aku mulai merasa lebih tenang. Entah bagaimana, kehadiranmu membawa kedamaian yang sulit kujelaskan."

Kata-kata Arka mengejutkan Alya, membuatnya merasakan kehangatan yang tak pernah ia duga. Pria itu, yang awalnya ia anggap dingin dan tertutup, perlahan menunjukkan sisi lain yang lembut dan tulus. Alya menyadari bahwa mungkin, hubungan ini bukan hanya tentang kontrak lagi—ada sesuatu yang lebih dalam yang mulai tumbuh di antara mereka.

Malam itu, Alya merenung di kamarnya, berpikir tentang semua yang terjadi. Ia tahu bahwa perasaan ini mungkin berbahaya, tapi hatinya tak bisa menolak. Apakah mungkin ia benar-benar jatuh cinta pada Arka? Ataukah ini hanya ilusi yang muncul karena pernikahan kontrak mereka?

Namun, satu hal yang pasti—hubungan ini telah membawa mereka ke dalam perasaan yang rumit, penuh dengan harapan, kebingungan, dan mungkin, cinta yang tak terduga.

---