CHAPTER 1
Suara alarm berbunyi nyaring di dalam kamar.
kringgg… kringgg…
Ketukan terdengar di pintu. "Tok… tok… tok… Kak Ten, ini sudah pagi! Cepat bangun, nanti telat lagi. Jangan nyalahin seperti kemarin!" suara seseorang dari balik pintu memecah keheningan. Suara itu cukup keras untuk membuatnya terbangun.
"Iya, iya, aku bangun," gumam Tensura sambil mengusap wajahnya yang masih lusuh. Segera ia beranjak dari tempat tidur, menggeliat sebentar, lalu bersiap-siap untuk sekolah.
Setelah mandi dan berpakaian, Tensura menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Di sana sudah ada ayah angkatnya, Reika, ibu angkatnya, Hiiromi, dan saudari tirinya, Milia.
"Akhirnya si kukang bangun juga," ejek Milia begitu melihatnya muncul.
"Siapa yang kau sebut kukang, dasar ikan lohan!" Tensura langsung membalas.
"Heiii! Apa maksudmu ikan lohan?" Milia mendengus kesal.
"Sudah, sudah! Pagi-pagi bukannya tenang malah debat kayak pilpres. Kalau kalian berantem lagi, Ibu suruh kalian makan di luar," tegur Hiiromi tegas. Seketika suasana hening.
Beberapa saat kemudian, Reika, ayah mereka, memecah keheningan dengan nada santai, "Ini hari pertama semester kedua, kan? Jangan sampai kalian telat."
"Iya," jawab Tensura dan Milia serempak.
"Oh ya, Kak," Milia tiba-tiba bersuara, "nanti pas pulang aku titip belikan komik Shizue and Makoto, ya? Pleaasee."
Tensura tersenyum sedikit jahil. "Iya, aku belikan. Tapi sebagai gantinya, setengah uang jajan seminggu milikmu jadi punyaku. Deal?"
Milia mengerucutkan bibir. "Dih… ya sudah, deh. Deal," jawabnya dengan nada pasrah.
"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat duluan." Tensura kemudian bergegas membereskan tempat makan, mengambil tasnya, dan bersiap untuk pergi.