Chereads / TOMORROWLANDS / Chapter 9 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter 9 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter 9

Leena-sensei meletakkan cangkir kopi di meja dengan perlahan, aroma harum mengepul di udara. Ia tersenyum lembut ke arah Tensura, lalu memulai pembicaraan.

"Mulai dari mana, ya?" katanya, terdengar seolah sedang berpikir keras. "Jadi, Tensura, sensei hanya ingin menanyakan sedikit hal tentang yang terjadi di sekolah. Apa kamu tahu tentang rumor dan gosip yang beredar belakangan ini?"

Tensura mengangguk ringan. "Ya, aku tahu. Aku dengar dari teman-temanku tentang rumor itu," jawabnya singkat.

Leena-sensei menyipitkan mata, menatap penuh perhatian. "Hmm... apa kamu merasa ada yang aneh akhir-akhir ini?" tanyanya lagi, nada suaranya terasa serius.

Tensura mengerutkan kening, tapi akhirnya menggeleng. "Tidak, aku baik-baik saja. Semuanya berjalan normal seperti biasa. E-eh, tunggu dulu," katanya tiba-tiba, menatap gurunya dengan curiga. "Untuk apa sensei menanyakan hal seperti ini? Kurasa ini tidak ada hubungannya dengan pelajaran atau materi, kan?"

Mendengar komentar itu, Leena-sensei hanya tersenyum lebar, penuh arti. "Aku ini guru baru, loh. Tentu saja aku harus tahu sedikit tentang sekolah ini dan kejadian-kejadian yang pernah terjadi," balasnya santai.

Pernyataannya membuat Tensura sedikit tidak nyaman. Ia menatap gurunya dengan curiga, tapi memilih untuk diam.

Seakan menyadari keraguannya, Leena-sensei menambahkan, "Kamu tidak perlu menaruh curiga padaku. Aku ini orang baik-baik, kok. Hanya seorang guru baru yang ingin mengenal murid dan sekolahnya. Aku harap kita bisa akrab."

Tensura menghela napas, merasa enggan melanjutkan pembicaraan ini. Namun, ia akhirnya berkata, "Huh... tidak ada yang aneh akhir-akhir ini. Semuanya normal seperti biasa. Tahun lalu juga seperti itu. Tentang siswa yang hilang... aku tidak tahu banyak. Yang berbeda hanya sedikit, paling-paling siswa jadi sering bertengkar karena kasus orang hilang itu. Jalanan di daerah ini juga lumayan sepi. Itu saja yang aku tahu. Jangan berharap aku tahu banyak tentang rumor itu."

Leena-sensei mengangguk, tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Informasi darimu sudah lebih dari cukup. Terima kasih," ujarnya.

Tensura melirik jam tangannya. "Yah, kalau begitu aku mau pulang. Sudah terlambat," katanya seraya berdiri.

"Tunggu," potong Leena tiba-tiba. "Ini sudah hampir jam delapan malam. Biar aku antar kamu. Guru yang baik tidak boleh membiarkan muridnya jalan sendirian di gelapnya malam, apalagi angin dingin seperti ini." Ia mengeluarkan kunci mobil dari sakunya dan menggoyangkannya perlahan.

Tensura terdiam sejenak, tapi akhirnya mengangguk setuju. Tidak ada pilihan lain selain menerima tawaran itu.

---

Di dalam mobil, perjalanan terasa sunyi. Tensura duduk diam, menatap jalan yang remang-remang dan mobil-mobil yang lewat. Pikirannya melayang entah ke mana, seolah sedang merenungkan sesuatu.

Ketika mereka sampai di depan rumahnya, Tensura segera membuka pintu mobil. Namun sebelum ia keluar, Leena-sensei tiba-tiba berkata dengan nada yang aneh, "Ingat baik-baik, tetap sadar dan fokus. Jangan sampai serangga menggigitmu... Kita di bidak yang sama." Kalimat itu diiringi kedipan mata singkat.

Tensura mengerutkan kening, tapi memilih untuk tidak memikirkan maksudnya terlalu jauh. "Ya, ya, aku paham. Terima kasih atas tumpangannya," balasnya datar.

Leena-sensei tersenyum, lalu melaju pergi, meninggalkan Tensura yang hanya bisa menatap mobilnya menghilang di kejauhan. Dengan langkah berat, ia masuk ke rumahnya, masih mencoba memahami kata-kata aneh dari gurunya itu.