Chereads / TOMORROWLANDS / Chapter 12 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter 12 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter:12

Saat hampir tiba di sekolah, Tensura melihat Kato yang tengah berjalan menuju gerbang. Dengan langkah cepat, ia menghampirinya sambil melambaikan tangan. "Kato!" panggil Tensura.

Kato menghentikan langkahnya dan menoleh. "Tumben datang lebih awal. Biasanya kamu selalu mepet jam masuk," ujarnya dengan nada menggoda.

"Hehe, Milia membangunkanku lebih pagi hari ini," jawab Tensura sambil terkekeh.

"Oh, begitu," sahut Kato ringan. "Ya sudah, ayo ke kelas."

Mereka pun berjalan bersama menuju ruang kelas. Di tengah perjalanan, Tensura melirik Kato dan bertanya, "Oh iya, kamu lihat Futaro, nggak? Biasanya pagi-pagi dia sudah bikin keributan. Tapi ini, sepi banget."

Kato menggeleng. "Nggak. Aku coba chat di aplikasi dia kemarin, tapi nggak ada balasan."

"Agak aneh, ya. Tukang onar itu nggak muncul. Jadi penasaran," gumam Tensura sambil mengernyitkan dahi.

Sesampainya di kelas, Tensura membuka pintu dan seketika berhenti di ambang pintu. Pandangannya langsung tertuju pada Futaro, yang duduk di bangkunya dengan wajah penuh perban. Pemandangan itu membuat Tensura dan Kato membeku sejenak sebelum akhirnya meledak dalam tawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHA! Ada apa dengan wajahmu, Futaro? Jangan-jangan ketabrak spion truk, ya? HAHAHAHA!" ujar Tensura, suaranya menggema di ruangan.

Futaro hanya mendengus dengan ekspresi datar, meski jelas terlihat ia menahan nyeri di pipinya yang lebam.

Tensura dan Kato mendekati meja Futaro sambil masih berusaha menahan tawa. "Serius, apa yang sebenarnya terjadi? Wajahmu bengkak begitu, mirip alien," tanya Tensura penasaran.

Futaro melirik mereka dengan tatapan tajam. "Kalau penasaran, coba tanya si pelaku," ujarnya sembari mengarahkan pandangannya ke seorang gadis berambut ponytail berwarna ungu yang sedang menutup wajahnya dengan buku. Gadis itu tak lain adalah Sasami.

"Hei, itu bukan sepenuhnya salahku!" sahut Sasami, buru-buru menyela. "Kau yang tiba-tiba mengagetkanku! Aku cuma reflek, kok."

Kato langsung tergelak. "Pfft... Sasami? Jadi kau ditinju kerabat Sadako? Hahaha!"

Namun, tawa Kato tidak bertahan lama. Sebuah buku melayang dengan akurasi sempurna, menghantam kepalanya dengan keras. Kato pun langsung tumbang, pingsan di lantai.

Melihat kejadian itu, Tensura menelan ludah. Ia merasa ngeri, tapi juga penasaran. "Oke, aku ingin tahu. Apa sebenarnya yang terjadi?" tanyanya kepada Futaro.

Futaro menghela napas panjang, lalu mulai bercerita. "Jadi begini. Kemarin sore, aku sedang pulang sambil mengecek saku. Di jalan, aku melihat Sasami. Aku memutuskan untuk memanggilnya. Tapi tiba-tiba, uangku jatuh ke gang. Saat aku membungkuk untuk mengambilnya, Sasami menoleh ke belakang, mungkin mencari tahu siapa yang memanggilnya. Tapi karena nggak ada siapa-siapa, dia malah mempercepat langkahnya."

Futaro mengusap pelipisnya yang masih terasa nyeri. "Aku berniat menyusulnya setelah mengambil uangku. Tapi begitu aku meraih pundaknya dan memanggil, 'Sasa...,' tiba-tiba... PLAKK! Dia menabokku dengan keras! Dan ya, beginilah hasilnya."

Tensura hanya bisa menahan tawa kecil, meski raut khawatir terlihat di wajahnya. "Oh... begitu ceritanya, ya," gumamnya, mencoba menahan diri agar tidak tertawa lebih keras.