Chapter 6
"Huhhh, akhirnya aku bisa pulang dan tidur di rumah. Yey!" seru Futaro dengan riang.
"Hah, dasar kau. Sudah tidur dua jam di pelajaran tadi, dan tugasmu cuma selembar," kata Kato dengan nada kesal.
"Hehehe, itu bukan tidur. Itu meditasi untuk menyerap materi yang meresahkan dunia ini," balas Futaro santai.
Dengan ekspresi datar, Kato menjawab, "Iya, iya. Cocok sekali buat anak seperti kau, anak Saiton." Lalu dia melirik Tensura yang masih sibuk di tempatnya. "Hm, kau tidak pulang, Tensu?"
"Ah, tidak. Aku ada latihan klub pedang hari ini. Paling-paling baru pulang jam delapan malam."
"Ihh, kalau aku sudah protes minta pulang," sela Futaro dengan cepat.
"Huh, ya sudah. Kami duluan, ya," kata Kato sambil merapikan tasnya.
"Sayonara," sahut Tensura, melambaikan tangan.
Setelah Futaro dan Kato pergi, Tensura menyadari Sasami masih berdiri di dekat jendela, memandang keluar dengan ekspresi serius. Ia pun menghampiri temannya itu.
"Kau belum pulang, Sasami? Ada apa? Kenapa melamun di jendela?" tanya Tensura penasaran.
"Emm, tidak, tidak apa-apa. Hanya saja... aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi," jawab Sasami pelan, tatapannya masih tertuju ke luar.
"Hm, kalau begitu, mungkin ini akan jadi awal semester yang seru. Ada kejutan," canda Tensura.
"Kau ini!" Sasami mengerutkan dahi, lalu tersenyum tipis. "Yasudah, aku pulang dulu. Semangat untuk kegiatan klubmu."
"Iya, hati-hati di jalan," balas Tensura.
Setelah membereskan barang-barangnya, Tensura bergegas menuju ruang latihan klub pedang. Namun, langkahnya melambat saat ia menyadari sesuatu yang aneh. Sekolah terasa sangat sepi. Biasanya, pada jam seperti ini, siswa-siswa masih sibuk dengan kegiatan klub mereka.
"Hmm, kenapa sepi sekali? Apa karena baru awal semester, jadi sedikit yang ikut kegiatan klub? Mungkin cuma perasaanku saja," gumamnya mencoba mengusir kegelisahan.
Saat ia melewati lorong gedung kelas lain, bulu kuduknya meremang. Ia merasa ada seseorang yang mengawasinya. Spontan, ia menoleh ke arah lorong itu dan sekilas melihat sosok seorang wanita berdiri di sana.
"Siapa dia?" bisiknya. Namun, ia segera menggelengkan kepala. "Sudahlah, aku harus cepat-cepat sampai."
Sesampainya di ruang klub, Tensura menemukan dua temannya, Mino dan Riko, sudah menunggu. Ia pun menyapa mereka.
"Kombawa. Jarang sekali sekolah sesepi ini," ujar Tensura sambil meletakkan tasnya.
"Yah, kau seharusnya sudah tahu, Ten-chan, soal rumor itu," kata Riko dengan nada serius.
"Iya, beberapa siswa sekarang takut untuk keluar. Mereka langsung pulang begitu bel berbunyi," tambah Mino.
"Wow, sampai segitunya?" Tensura mengangkat alis, terkejut.
Keduanya mengangguk bersamaan.
"Karena itu, waktu latihan kita juga dipotong jadi hanya satu jam saja," ujar Riko. "Ya sudah, ayo kita mulai. Para junior pasti sudah menunggu."
"Emmn, ayo," jawab Tensura, mengikuti langkah teman-temannya menuju ruang latihan.