Chapter 3
Setelah tiba di kantin, Futaro segera memesan makanan dan titipan Kato. "Bibi, aku mau roti isi, jus apel, dan kue mangkuk," katanya, sambil menambahkan beberapa makanan lain ke daftar pesanannya.
Bibi kantin tersenyum sambil menatap Futaro. "Eh, tidak biasanya kamu beli dengan jujur. Biasanya kan suka nguntil gorengan," candanya.
"Hehehe, hari ini nggak, Bi. Soalnya ini titipan teman juga," jawab Futaro sambil cengengesan.
"Oh, begitu. Nah, kalau Dek Tensura mau pesan apa?"
"Aku pesan roti daging, mi ramen, sama minuman ini," jawab Tensura sambil menunjuk.
"Baiklah, sebentar, ya. Bibi ambilkan dulu," ucap si Bibi sambil beranjak.
Saat menunggu, Tensura menyadari ada keributan di tengah kantin. "Hmm, kayaknya ada yang ribut di tengah kantin!"
Futaro langsung memasang ekspresi bersemangat. "Eh, iya? Asyik! Aku lihat, ah!"
"Ya sudah, sana, aku di sini aja nunggu makanan," balas Tensura sambil menggeleng.
"Oke, deh!" Futaro langsung melesat menuju kerumunan.
Sementara itu, Tensura bertanya pada Bibi kantin, "Emang sering ya, Bi, ada yang ribut kayak gini?"
"Iya, akhir-akhir ini cukup sering, setelah ada rumor soal siswa-siswa yang menghilang itu. Anak-anak jadi berprasangka, mereka berpikir mungkin ada siswa lain yang menculik atau membuli mereka," jelas Bibi kantin sambil menghela napas.
"Oh, jadi para siswa yang hilang itu belum ditemukan?"
"Belum. Semoga saja mereka cepat ditemukan dan nggak ada lagi yang hilang. Nah, ini belanjaannya."
"Amin, deh. Makasih ya, Bi. Saya duluan, ya."
"Iya, Dek. Hati-hati."
Setelah menerima makanan, Tensura berjalan mendekati Futaro yang berada di kerumunan. Namun, sebelum ia bisa memanggil, suara pertengkaran menggelegar dari tengah kerumunan.
"Hei, bajingan! Aku tahu kau yang menyembunyikan dia, kan?" teriak seorang siswa dengan nada marah, menunjuk siswa lain di hadapannya.
"Anjing! Bukan aku yang menyembunyikannya!" balas siswa itu tak kalah sengit.
"Hah, kau yang terakhir kali bersamanya! Pasti kau tahu di mana dia sekarang!"
Tanpa banyak bicara, mereka berdua langsung terlibat perkelahian di tengah kantin. Di sisi lain, ternyata Futaro dengan semangat malah memanfaatkan situasi, "Ayo, ayo! Taruhan, siapa yang menang! Siswa A atau siswa B? Silakan pasang taruhan kalian, ayo!"
Melihat tingkah konyol Futaro, Tensura segera mendatanginya dengan wajah kesal. "Punya teman kok kayak gini amat," gumamnya. Ia langsung menarik kerah baju Futaro dan menyeretnya keluar dari kantin.
"Hei! Apa-apaan, Tensu! Aku lagi cari uang nih!" protes Futaro sambil mengeluh.