Chereads / Transmigrasi ll 2 Jiwa dalam 1 Raga / Chapter 17 - Chapter 17. Peringkat?

Chapter 17 - Chapter 17. Peringkat?

"Athena!"

Athena terbangun kerena suara keras yang berasal dari mejanya. Guru fisika yang terkenal killer itu baru saja memukul meja Athena menggunakan penggaris kayu yang selalu ia bawa.

"Kenapa Bu?" gumam Athena setengah sadar.

"Kenapa-kenapa! Kamu tau letak kesalahan kamu?" bentak guru perempuan itu.

Athena mengangguk malas, "Tau."

"Kalo kamu tidak ingin belajar, silahkan keluar."

Biasanya, jika Bu Lina—guru fisika itu mengatakan kalimat andalannya—seperti yang baru saja ia katakan, maka murid-murid akan meminta maaf dan memperhatikan penjelasan guru itu karena tidak ingin berurusan di ruang BK.

Namun, berbeda dengan Athena yang langsung berdiri dari duduknya.

"Kalo gitu, saya keluar."

Sekelas melongo melihat keberanian gadis itu.

Athena langsung beranjak berdiri dan sedikit membungkukkan badannya sewaktu melewati Bu Lina, "Saya permisi."

"Tu--" Bu Lina tidak jadi melanjutkan ucapannya dan menghela nafas panjang.

"Kalo begitu, kita lanjutkan pelajarannya."

Di sisi lain, Athena dengan gontai berjalan menuju rooftop. Athena masih sangat-sangat mengantuk saat ini. Ia kurang tidur karena rela bergadang semalaman demi menamatkan anime romance yang baru beberapa hari lalu ia masukkan ke dalam daftar.

Athena duduk bersandar pada pembatas rooftop dan menatap langit mendung di atasnya. Cuaca mendung begini membuatnya semakin mengantuk.

Athena menghela nafas berat. "Besok udah ulangan kenaikan kelas aja. Yah, gue juga gak peduli. Yang terpenting, rebut peringkat Nasya."

Setelah berbicara sendiri, Athena menutup matanya. Tak berapa lama, Athena tertidur dengan posisi duduk.

Bel istirahat berbunyi. Namun hal itu tidak mengganggu tidur Athena.

Pintu rooftop terbuka dan nampaklah  Ares yang sedang membawa 3 bungkus roti. Ares menghampiri Athena dan duduk di samping gadis itu. Ares tersenyum tipis dan merebahkan kepala Athena secara perlahan di pahanya.

Ares memakan satu bungkus roti yang dibawanya sembari menatap wajah tenang Athena. Sungguh, Athena saat ini terlihat sangat manis.

Sebungkus roti sudah habis. Ares ikut memejamkan mata sembari menikmati hembusan angin yang sejuk. Tanpa di inginkan, Ares perlahan terlelap dan ikut menjelajah ke alam mimpi.

Bel masuk berbunyi. Athena terbangun karena merasakan pergerakan di bawah kepalanya. Athena membuka mata dan langsung di hadapkan pada wajah Ares. Athena tersenyum dan duduk.

Gadis cantik itu menaruh kepala Ares ke pahanya secara perlahan. Kini mereka bertukar posisi. Merasa perutnya lapar, Athena mengambil dua bungkus roti di samping Ares dan melahapnya.

15 menit berlalu. Mata Ares terbuka dan laki-laki itu langsung duduk dengan panik. Namun, sebuah tangan mungil menarik kepalanya sehingga ia kembali berbaring.

"Tidur aja."

"Pelajarannya?"

"Sudah mulai dari 15 menit yang lalu. Sekali-kali bolos."

"Tapi, besok udah ulangan."

"Lagi pula, lo udah belajar sampai pembelajaran kelas 12, kan? Untuk olimpiade." Kata Athena santai.

"Yah, bener sih."

Athena menatap tepat di manik mata Ares. "Sekali-kali beristirahat juga perlu."

Ares langsung menatap ke arah lain sambil bergumam setuju. Keheningan melanda mereka. Ares yang tidak tau harus berbicara apa itu memilih untuk diam.

"Semangat buat ulangannya."

Ares sontak menatap Athena dan tersenyum. "Lo juga."

•°•°•°

Ulangan kenaikan kelas akhirnya berakhir. Hari ini adalah pengumuman peringkat umum yang 5 menit lagi akan di pasang di mading. Kebanyakan dari mereka pasrah dengan nilai dan peringkatnya. Baru saja seorang guru  menempelkan kertas pengumuman, Mading langsung penuh dengan murid yang penasaran dengan peringkatnya.

Berbeda dengan Athena yang terlalu malas untuk berdesakkan. Biar sajalah Abel yang mencari tau peringkatnya.

Hampir saja Athena tertidur, namun suara cempreng Abel yang membahana itu menggagalkan niatnya untuk tidur.

"ATHENA!"

Athena menatap malas Abel yang sedang mendekat ke arahnya.

"Nggak usah teriak. Gue nggak budek."

Abel nyengir. Gadis itu duduk di depan Athena.

"Yang lebih penting, lo peringkat pertama gilak! Nasya jadi peringkat 2, lo tau?"

Athena bergumam dan tersenyum puas. "Akhirnya gue bisa membalas Nasya. Thanks infonya."

"Yoi!"

"Oh iya, Ares peringkat berapa?"

"Ares tetap peringkat 3. Sedangkan Bara peringkat 4 karena dia bolos di 2 mata pelajaran."

Athena bersyukur. Setidaknya, dirinya tidak menggeser posisi Ares.

Abel menghela nafas berat. "Lebih parahnya, gue dapat peringkat ke 67."

"Yang penting, di bawah lo masih ada orang lain."

Abel mendadak semangat. "Bener juga!"

Pandangan Athena beralih ke pintu masuk kelas. Disana Ares dan Liam sedang menuju ke arah mereka. Ya, Abel dan Athena memang berada di kelas 11 IPA 4—kelas Athena dan Ares.

"Gimana?" tanya Abel.

"Gue peringkat 146." Lesu Liam.

"Berarti, hampir terakhir dong!"

"Begitulah." Sahut Liam.

Ares menggeleng dan sebuah ide terlintas di benaknya. "Oh iya, gimana kalo waktu liburan kita jalan-jalan bareng?"

Liam dan Abel langsung semangat dikala mendengar kata liburan.

"Kemana?" semangat Liam.

Ares nampak berfikir. "Ntahlah."

Liam mendesah kecewa.

"A! Gimana kalo kita liburan ke pantai? Sekalian nginap di penginapan milik kakek-nenek gue yang deket sama pantai!" Semangat Abel.

"Pantai?"

===============♢=============