Athena memasuki kantin penginapan yang sudah sangat sepi. Athena membeli sekotak susu coklat di Vending machine yang tersedia 24 jam di kantin.
Athena duduk di bangku kantin dan menatap ke luar jendela yang menyuguhkan pemandangan pantai di malam hari. Athena meminum minumannya hingga tandas. Kemudian, ia menelungkupkan kepalanya yang terasa pening ke atas meja. Athena terlalu banyak berfikir. Dan, Athena sangat gabut.
Kursi didepannya diduduki oleh seseorang. Namun, Athena tidak ada niat untuk melihat orang itu. Athena masih asik bergelut dengan pikirannya yang bercabang.
"Na."
Athena serasa di tarik kembali ke kenyataan. Gadis itu menolehkan kepalanya tanpa mengangkat kepalanya dari meja.
"Oh, Ares. Kenapa?"
"Nggak papa. Manggil aja."
"Kampret lo."
Ares terkekeh.
"Nggak bisa tidur?" tanya Athena.
"Iya. Jadi gue jalan-jalan bentar dan kebetulan liat lo disini."
Bohong. Sebenarnya, Ares tidak kebetulan bertemu Athena, namun Ares lah yang mengikuti Athena dari taman tadi. Ya, Ares tidak sengaja mendengar percakapan Athena dan Bara.
Athena bergumam dan kembali menyembunyikan kepalanya di atas meja. Ares ikut menelungkupkan kepalanya dan menghadap ke arah Athena.
"Na. Kalo gue bilang, gue cinta sama lo, lo bakal jawab apa?" tanya Ares ragu.
Athena refleks menoleh dan tanpa disengaja, mata mereka bertemu. Jarak mereka yang sangat dekat membuat Athena dapat dengan jelas melihat warna bola mata Ares, meskipun samar-samar karena hanya di terbangi cahaya bulan.
Ares langsung menghadap ke arah berlawanan dengan wajah yang memerah. Tiba-tiba, Ares merasa rambutnya dielus lembut.
"Kalo gue bilang, gue juga cinta sama lo, gimana?"
Ares menggenggam tangan Athena yang mengelus rambutnya. "Kalo gitu, Lo mau jadi pacar gue?"
Ares tidak berani menatap Athena. Wajahnya saat ini sangat merah seperti kepiting rebus. Ini adalah pertama kalinya Ares mengungkapkan perasaannya kepada perempuan.
Athena menggenggam kembali tangan Ares. "Maaf, gue nggak bisa."
Ares duduk tegak dan menatap Athena. Athena ikut duduk dengan senyum tipisnya.
"Kenapa?"
"Maaf, karena gue bukan jiwa asli tubuh ini. Gue mencintai lo sebagai Alea, bukan Athena."
Ares menatap Athena serius. "Gue juga mencintai lo sebagai Alea, bukan Athena."
Ares tulus. Alea tau itu.
Athena tersenyum manis. "Tapi, setelah semua urusan gue di tubuh ini selesai, gue bakal kembali ke raga gue. Tapi, jika ternyata raga gue udah nggak bisa di huni, berarti gue bakal kembali ke sang pencipta."
Ares menatap Athena tidak percaya. "Jangan. Gue mohon, tetap di sini."
"Gue nggak bisa di raga ini terus. Raga ini milik Athena, dan kebahagiaannya juga punya Athena. Tapi, gue yakin kita bakal ketemu lagi nanti. Entah di bumi yang sama, atau di alam sana. Kalo gitu, boleh minjam handphone?"
"Jangan ngomong yang nggak-nggak."
"Udahlah, sini ponsel lo."
Ares menghela nafas pasrah dan menyerahkan ponselnya. Athena nampak mengotak-atik ponsel Ares dengan lihai. Kemudian, Athena menaruh ponsel itu di atas meja dan menghadapkannya ke arah Ares.
"Ini sosmed gue, Alea. Dan ini situs web manga buatan gue. Dan ini, ini gue. Sebenarnya, bukan gue yang upload itu foto. Tapi sahabat gue, namanya Yuuka."
"Cantik." Gumam Ares tanpa sadar.
Athena berkedip dua kali. Wajahnya mendadak memerah. Padahal itu adalah foto yang di ambil Yuuka tanpa sepengetahuan Alea.
Athena mendadak berdiri. "G-gue duluan ya. Udah ngantuk. Bye! Good Night."
Ares menatap kepergian Athena dan kembali menatap ke ponselnya yang masih menampilkan foto Alea. Senyum terbit di bibir Ares.
"Sejauh apapun lo pergi, bakal gue cari."
°•°•°•
"Alea."
Alea membuka matanya dikala bisikan itu terdengar. Namun, Alea dibuat bingung di kala ia membuka mata semuanya tetap gelap. Gadis itu mengedipkan matanya berulangkali, namun hasilnya tetap sama.
Alea berdiri dan berjalan tak tentu arah. Alea berjalan dengan hati-hati, namun semua yang ia pijak terasa datar dan rata.
Alea terus menyusuri tempat gelap itu hingga kelelahan.
"Ini tempat apa sih? Gak ada ujungnya." Keluh Alea.
Tiba-tiba, dua cahaya terang muncul di depannya. Alea menutup matanya sejenak dan kembali membukanya lagi. Di depan salah satu cahaya, terdapat Athena dengan dress putih menawan. Di depan cahaya satunya lagi, ada dirinya yang juga mengenakan dress putih yang cantik.
"Apa maksudnya?" tanya Alea tidak paham. Apa-apaan ini, dirinya ada dua?
"Kau bebas memilih. Jika kau ingin kembali ke raga mu, maka masuklah ke cahaya ini." Kata dirinya yang ke dua menjulurkan tangannya.
"Dan kalo lo masih mau di raga gue, lo masuk kesini." Kata Athena tersenyum manis ikut menjulurkan tangannya.
"Kamu bebas memilih, Alea."
"Gue nggak bisa minta bantuan lo terus buat nyelesain semua masalah gue. Sejak awal, semua itu memang jadi tanggung jawab gue."
Alea bimbang. Di sisi lain, dirinya ingin kembali. Namun di sisi lain, dirinya masih ingin menghabiskan waktu bersama Ares, Liam, dan Abel.
"Hei, diriku. Jika aku kembali ke raga ku lain kali, apakah masih bisa?"